Kelegaan Sementara

119 12 4
                                    

Melewati hutan yang lebat dengan kuda adalah pilihan umum karena terlihat dari kecepatan dan kekuatan hewan itu tapi butuh konsestrasi dari penunggang untuk terhindar dari akar, ranting, dan pohon tumbang. Itulah yang dirasakan Justice dan Hikami yang sedang dibawa dua orang yang tadi menahannya.

Sampai akhirnya hutan berakhir dan pemandangan digantikan dengan Sabana yang luas. Angin berhembus kencang membuat gelombang dari angin terbentuk oleh rerumputan.

Sesuatu dari langit bersinar sebelum akhirnya menampakkan diri yaitu seorang ultra tengah mendarat tidak jauh dari mereka. Efek getaran dan angin kencang yang timbul membuat kuda-kuda yang ditunangi keempat orang ini terkejut.

"Zero! Kalau mendarat yang lembut sedikit!!" Zero yang mendengar teriakan itu melihat asal suara, rupanya itu adalah Justice yang sudah jatuh dari kuda bersama orang yang membawa kuda tersebut.

Zero merendahkan tubuhnya untuk menaruh orang-orang yang berada ditangannya ke tempat empat orang berkuda itu dengan hati-hati. Setelah selesai dirinya kembali ke wujud Half Ultranya dan bergabung dengan mereka.

"Kau baik-baik saja Justice?" Cosmos membantu rekannya itu untuk berdiri. Terlihat dirinya kesakitan dipanggian punggung karena jatuh dari kuda. "Menurutmu?"

"Maaf ya senpai." Justice hanya memandang Zero dengan tatapan datar yang berarti 'Iya' namun disalah artikan menjadi ancaman.

"Hei hei, bagaimana rasanya terbang dengan ultraman?"
"Seru banget bro! Sayang banget kau tidak ikut."
"Rasanya tuh kayak terjun dari tebing tapi tidak jatuh."
"Yah ... Aku melewatkan kesempatan sekali seumur hidup."

Keempat Ultra sweatdrop mendengar obrolan orang-orang tersebut, terutama mendengar pertanyaan orang yang jatuh dengan Justice tentang rasanya terbang dibawa Ultraman, sepertinya dirinya tidak marah karena dijatuhkan dengan tidak elit oleh kudanya.

"Maaf, tapi sekarang bagaimana?" tanya X kebingungan karena mereka diplanet asing dan misi mereka belum tuntas, yang mau tidak mau mereka sedikit percaya kalau orang-orang ini adalah sekutu.

"Oh iya, kalian akan kami antar ke pemimpin kami," ucap salah satunya dengan merogoh saku. Dia mengeluarkan sebuah kristal biru berbetuk balok kecil dan melemparnya ketanah sampai hancur.

Seketika mereka semua berpindah posisi dari sabana luas menjadi dekat dengan air terjun didalam hutan. Tidak jauh dari tempat mereka ada sebuah rumah tua besar terlihat bagaimana banyak tumbuhan merambat di tembok.

"Akhirnya kalian sampai, ternyata lebih lama dari yang kukira tapi lebih baik terlambat dan selamat kan," ucap seseorang dari belakang. Mereka menatap ke belakang mendapati seseorang dengan duduk diatas batu besar. Para ultra terkejut menatap orang tersebut sementara segerombolan orang berpakaian hitam tersebut menunduk hormat.

"Kouky?!" pekik mereka berempat membuat Hikami harus menutup telinganya. "Wah dilihat dari reaksi kalian sepertinya yang mengambil kerajaan menyamar menjadi diriku."

"Maaf pangeran, alangkah lebih baiknya jika kita mempersilahkan mereka masuk?" tanya salah satu dari orang-orang tersebut. Kouky memberi tanda dan mereka menggiring para Ultra dan Hikami masuk kedalam rumah tua.

Berselang beberapa jam setelah mengobati luka dan ritual pembersihan diri. Kelima orang ini dibawa menuju meja besar diluar ruangan. Diatas meja tersebut tersaji berbagai macam makanan dalam jumlah banyak.

"Maafkan aku tidak bisa menjamu kalian di istanaku," ucap Kouky yang tiba-tiba berada dibelakang mereka berlima. Membuat adegan tak terencana terjadi yaitu Justice memeluk Cosmos dengan teriakan yang imut karena terkejut.

"Kalian berdua, mohon jangan pacaran disini ya," ucap Kouky dengan seringaian jahil. Zero dan X yang mengetahui maksudnya menahan tawa sembari X diam-diam mengambil momen langka.

Cosmos dan Justice saling memandang sebelum akhirnya Justice melepaskan pelukannya dan bersikap seolah tidak ada yang terjadi. Suara tawa tertahan ditempat itu, bukan hanya dari Zero, X dan Kouky namun semua makhluk kecuali binatang, tumbuhan dan Hikami yang kebingungan dengan apa yang terjadi.

Akhirnya mereka berenam duduk dengan untuk memakam makanan yang tersaji di meja bundar. "Kau tidak makan?" tanya Cosmos.

"Saat kalian sampai aku baru saja selesai makan beberapa porsi jadi aku masih kenyang," jawab Kouky dengan lembut. Cosmos mengangguk paham dan kembali fokus ke makanannya, sementara itu pandangan Kouky fokus kepada Zero hingga yang dipandang merasa tidak nyaman.

"Apa ada sesuatu?" tanya Zero. Kouky tersadar akan perilakunya hanya menggelengkan kepala. "Tidak ada, kau mengingatkanku dengan seseorang."

"Tapi maaf jika lancang, kami masih belum sepenuhnya percaya kau adalah Kouky yang asli," ucap Justice dengan datar. Kouky hanya bisa memaklumi perasaan Justice karena mereka tertipu oleh si palsu dan tidak ingin tertipu lagi. Dirinya memikirkan bagaimana cara agar mereka percaya padanya hingga akhirnya sebuah ide muncul.

"Satu! Aku tidak akan pergi ke sekolah dengan perut kosong!" Seketika itu semua kegiatan terhenti bahkan Cosmos, Justice, dan X bingung dengan apa maksud dari perkataan Kouky yang tiba-tiba. Berbeda dengan Zero dan Hikami mereka tersedak dan menatap Kouky dengan tidak percaya.

"Dua. Aku akan pergi keluar dan bermain saat cuacanya bagus," sambung Kouky.

"Tiga. Aku akan memperhatikan mobil saat mengawasi jalan." Kali ini Zero yang angkat bicara membuat ketiga ultra dan orang-orang disekitarnya bertambah bingung.

"Empat. Aku tidak akan akan bergantung pada orang lain." Hikami membalas.

"Lima. Aku akan bermain dan lari tanpa alas kaki," ucap ketiganya kompak.

Sekarang bisa dipastikan bahwa ini makin membuat orang-orang yang kebingungan muncul tanda tanya besar dan banyak dipikiran mereka.
"Tadi kalian bicara apa?" tanya X.

"5 Janji Ultra, seseorang bilang padaku kalau ada ultra dari tanah cahaya yang mencarinya namun tidak percaya padaku. Aku tinggal mengatakan itu," jelas Kouky membuat orang-orang disekitar sana lega karena mengira pemimpin mereka sudah tidak waras.

"Kalau kau Zer?" tanya Cosmos. Zero dengan malas menjawab pertanyaan tersebut. "Ayah, Mebius, dan Ultra Brother lain mengajariku itu."

Mereka berlima mengangguk paham dan kini sorot perhatian tertuju kepada Hikami. Mengetahui maksud dari tatapan mereka Hikami lantas menjawabnya, "Aku tidak tahu."

"Hah?!" Kini mereka terkejut terheran-heran mendengar jawaban Hikami. Pasalnya darimana dia tahu Janji Ultra kalau tidak tahu. "Aku merasa mengetahui itu tapi aku tidak ingat bagaimana aku mengetahuinya."

Keempat ultra yang menyadari Hikami terkena Amnesia hanya bisa tepuk jidat namun Kouky masih kebingungan. "Dia terkena Amnesia," jelas singkat Justice dan Kouky hanya mengangguk paham.

Keheningan melanda tempat itu karena kelima makhluk sedang fokus menghabiskan makanan yang ada di piring. Tidak berselang lama akhirnya mereka selesai, Kouky memandang langit dan menghembuskan nafas pelan.

"Aku mendengar dari mata-mataku, kalian kemari untuk mencari Ultra yang dikirim ke planet ini bukan." Keempat mengangguk 'iya' dengan kompak. Terlihat dari wajah Kouky yang bimbang mereka bersiap dengan topik pembicaraan yang berat ini.

"Aku minta maaf tidak bisa melindunginya."


.

.

.


Bersambung.

Lost UltraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang