Awan mendung menghiasi langit pagi diawal bulan Desember. Tetesan air hujan yg menetes di sela sela jendela membuat pria bersurai hitam ini tersadar dari lamunannya.
Ya, sudah seminggu ia koma setelah menjalani operasi. Bahkan Vynn pernah mencurigai pria ini sudah mati, Tapi ternyata dugaannya salah. Dan semua ini berkat Jessica.
"Gw harus ngulang berapakali biar lo mau minum obat?!"
"Ck, gw udah bilang. Ceritain dulu baru gw mau minum obatnya"
Vynn menghela nafas, rasanya ia sedang menghadapi seorang bocah yg harus dipaksa meminum obat. Sudah sejam yg lalu sejak Jerome sadar dari koma nya, Namun ia tetap ngotot ingin mendengar semua hal yg terjadi dari mulut Vynn.
"Gw rasa ada hal yg berusaha lo sembunyiin dari gw Vynn" tatap Jerome tajam.
Vynn menunduk sejenak lalu kembali menoleh. Ia bingung harus memulai dari mana.
Tok tok tok
Jerome berdecih kesal. Apakah Dunia ini melarangnya untuk mendengar suatu hal penting dari vynn? Siapa yg mengetuk pintu sialan itu.
Vynn menghembuskan nafas leganya.
"Ah makasih tuhan akhirnya gw bisa kabur"ia lalu beranjak membuka pintu dan menemui seorang perawat yg sedang membawa beberapa alat suntik.
"Nona Jessica ingin menemui anda di ruangannya." Bisik perawat itu sepelan mungkin agar Jerome tak mampu mendengarnya.
Vynn mengangguk paham lalu beranjak pergi. Meninggalkan Jerome dan perawat itu berdua.
"Permisi.."
Jerome menoleh saat ia baru mengupas buah apel yg dibawakan vynn untuknya.
Ck dia lari lagi, dasar menyebalkan.
"Maaf tuan, boleh saya masuk?" Sopan perawat itu dengan senyum ramahnya.
Jerome menyipitkan matanya, ia yakin wanita itu bukanlah Jessica. "Masuk aja, lagian datang kesini pasti buat ngerawat kan? Bukan nagih utang?"
Perawat tersebut terkekeh geli, ia mengambil suntikannya lalu mengoleskan alkohol kemudian menyuntikkannya.
Jerome menatap perawat itu sejenak, sekilas ia langsung terbayang Muka gadis bersurai hitam. Gadis yg telah ia selamatkan beberapa Minggu yg lalu. Entah kenapa dadanya terasa nyeri mengingat kata kata Vynn waktu itu.
"Dia akan dijodohkan dengan Tomo."
Jerome menghela nafas berat lalu memejamkan matanya, Seakan rasa nyeri akibat suntikan tak sebanding dengan rasa sakit yg ia rasakan saat ini. Dimana Gadis itu? Oh tuhan aku benar2 sangat merindukannya.
***
Suara gesekan pintu membuatnya menoleh sesaat setelah ia membaca bukunya. Kegiatannya itu terhentikan ketika sosok pria bersurai coklat masuk kedalam ruangannya.
"Ada apa? Apa kau sudah memutuskannya?"
"Kurasa begitu." Jessica mengambil secangkir teh di nakasnya, meneguknya perlahan lalu kembali menoleh. "Ohya aku diperintahkan Ayase untuk menemuinya besok, bagaimana pendapatmu?"
"Aku tidak begitu yakin tentang keputusan mu itu. Apakah benar ini semua kau lalukan demi dia? Sisa hidupmu kau korbankan demi dia? Bagaimana kuliahmu?" Ia menatap intens manik onyx milik Jessica. Sudah berapa kali ia menanyakan pertanyaan yg sama kepadanya, dan tentu saja jawabannya tidak akan berubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gomen-nee (Jessica x Jerome)
Fanfiction"Berjanjilah padaku, disaat mata ini terbuka setelah perjalanan panjang. Mari kita menyaksikan Senja untuk pertamakali dan selamanya." Jerome memandangi Langit sendu. Menyesali semua perbuatannya selama ini. Ia sadar bahwa dirinya adalah orang yg...