Bagian 4

55 48 18
                                    


Lizy mendorong pintu rumah mewah di depannya.


Aroma kenanga langsung melingkupi indra penciumannya, membuat cewek itu sedikit merasa pening.

Gelap total.

Lizy meraba-raba dinding di sekitarnya, mencari saklar.

Tak.

Lampu menyala satu persatu menampilkan interior rumah yang serba hitam-putih.

Terkesan suram dan sedikit menyeramkan.

Dinding-dinding rumah juga dipenuhi tempelan-tempelan jimat serta mantra penolak bala.

Lizy berkedip, melirik jam di dinding yang menampilkan pukul 17:30.

Dimana penghuni rumah yang lain? Kenapa sesepi ini??

"Meong!!"

Lizy terlonjak mundur menghindari seekor kucing hitam yang tiba-tiba melompat ke arahnya.

Kucing itu terus-terusan menggeram, seakan mengisyaratkan sesuatu.

Pertanda burukkah?

Lizy membungkuk, menetralkan detakan jantungnya, perasaannya tidak enak.

Walau sudah tinggal selama 17 tahun di rumah menyeramkan ini, tetap saja gadis itu tidak terbiasa.

Kalau tau begini, lebih baik ia meminta tolong Raga saja tadi agar menemaninya sampai penghuni rumah yang lain datang.

Lizy mempercepat langkah menuju dapur, tempat kamarnya berada.

Lizy berkedip lagi, sudah 99 kali.

Arghh!! Gadis itu ceroboh. Ketakutannya membuat ia lalai mengingat kedipan matanya.

Lizy berbelok di ujung lorong. Kenapa juga rumahnya harus sebesar ini?

Lizy mulai merasa bahwa sekitarnya bergoyang, napasnya putus-putus, ia keringat dingin. Lizy berhenti sejenak, mengatur napas. Menatap nanar kamarnya yang masih berjarak sekitar 10 langkah dari tempatnya sekarang.

Pandangan Lizy semakin buram, matanya perih, ia ingin sekali berkedip.

Jangan sekarang tolong!!

3 langkah lagi.

Lizy mengulurkan tangan ke arah gagang pintu yang dipenuhi tempelan jimat di depannya.

Tap.

Dapat! Lizy berhasil menggenggamnya.

Sedetik Lizy ambruk, gadis itu akhirnya terkulai kehilangan kesadaran di lantai.

Ia berkedip sesaat sebelum ia sanggup memutar kenop pintu.

~~~

"Woi, bangun.."

"Heh, bangun astaga.."

Lizy mengerang siuman. Ia membuka matanya perlahan, meraba jidat yang berdenyut-denyut sakit. Sepertinya tadi terantuk sesuatu saat ia ambruk.

La Lizyona (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang