Part 16

2.4K 261 3
                                    

Setelah 30 menit beristirahat Ara pun segera keluar dari kelasnya dan kembali ke lapangan untuk memungut sampah yang berserakan, Ara segera mengambil satu kantong kresek dan mulai memungut sampah disisi lain Siska merasa jijik jika harus mengambil serpihan sampah dengan tangan kosong.

"Lo niat ngambil sampah gak si? Gue udah hampir penuh Lo masih belom ada setengahnya"

"Gue jijik tau harus mungut sampah kaya gini, gue udah rawat tangan dengan baik masa di buat mungut sampah"

"Kalau gk mau makanya jangan suka cari masalah, sampah sama Lo itu gak beda jauh"

"Anjing, kalau ngomong bisa sopan lagi gak?"

"Bacot Lo, pungut tu sampah jangan banyak bacot" Ara kembali mengambil sampah, setelah di kata selesai Ara pun mengumpulkan kantong kresek yang berisikan sampah dan menaruhnya dideket tong sampah dan segera menuju toilet.

"Lo bersihin yang sebelah sana gue bersihin sebelah sini" ucap Ara. Ara segera membersihkan toilet satu persatu setelah Ara dan Siska selesai membersihkan bagian dalam mereka lanjut membersihkan toilet bagian depan, Ara mulai mengepel lantai dengan hati hati. Dengan langkah yang tak berdosa Siskaa berjalan di lantai yang baru di pel Ara yang memberikan bekas.

"Ehh emang gada akhlak lu, gue udah capek capek ngepel tanpa berdosa Lo injek injek" ucap Ara sambil menjatuhkan pel ke lantai.

"Maaf gue ga lihat, apa susahnya tinggal di pel lagi" ucap siska seolah tidak merasa berdosa. Ara kembali meraih pel dan segera mengepel ulang lantai yang di injak injak Siska, hari ini begitu sial bagi Ara bagaimana tidak? Ia di beri amanah oleh kakaknya untuk memberi kan coklat ke Chika, ke dua ara harus menghabiskan waktu sehari hanya untuk sekedar membersihkan sekolah, ke tiga ia sedang di diemin Chika yang marah gara gara ia berantem dengan siska, sungguh sial.

"Akhirnya Selesai juga duh capek banget gue" ucap Siska sambil meregangkan ke dua tangannya.

"Gue lebih capek di sini, gue yang kerja keras di banding lu"

"Bodo amat, bye" ucap Siska meninggalkan Ara sambil melambaikan tangan dengan tatapan sinis.

Ara segera menghampiri Chika, Chika nampak tengah berdiri di parkiran dan akan segera memasuki mobilnya. Melihat itu Ara langsung berlari dengan cepat menghampiri Chika berharap Chika mau mendengarkan dirinya.

"Ka Chika tunggu" Chika pun sontak menoleh ketika ada suara yang memanggil namanya.

"Kenapa?"

"Masih marah sama aku? Ka Chika aku tau aku salah maaf, aku gk bermaksud buat berantem kok sama ka Siska gada maksud sama sekali"

"Terus kenapa bisa bonyok ke gini?"

"Makanya ka Chika dengerin aku dulu jangan langsung marah ihh"

"Yaudah cerita sekarang"

"Tadi tuh sebelum masuk ke kelas aku mampir dulu ke toilet, tau tau disana ada ka Siska sedang ngebully anak kelas X terus aku coba nolongin eh malah akunya di keroyok jadi gini deh"

"Gk Ngada ngada kan kamu ra?

"Mana ada aku bohong ka Chika"

"Bener bener itu anak gk ada kapoknya gue harus kasih dia pelajaran" ucap Chika sambil berjalan yang ingin segera menemui Siska karena sudah membuat pacarnya bonyok, namun tangan Chika di pegang erat oleh Ara sehingga Chika tidak bisa bergerak.

"Mau ngapain?"

"Mau ngasih pelajaran buat Siska karna udah buat kamu kaya gini"

"Jangan, nggak usah cari gara gara lagi kita pulang aja sekarang"

"Tapi Ra"

"Udah ka Chika" chika hanya pasrah menuruti perkataan Ara.

Chika mengantarkan Ara pulang ke rumahnya, ia sangat khawatir dengan keadaan Ara terlebih Ara belum sembuh dari demamnya sekarang di tambah memar memar di bagian wajahnya.

"Mau mampir nggak ka Chika?" Tanya Ara.

"Enggak deh Ra soalnya aku mau pergi sama Mira, habis ini mandi, makan terus istirahat jangan lupa obatnya di minum"

"Siap ibu bos hehe"

"Duluan ya Ra"

"Eh tunggu bentar ka Chika" Ara pun mengeluarkan coklat yang masih ia simpan di tas dan segera memberikan ke Chika.

"Buat aku Ra?"

"Iya buat ka Chika, nih"

"So sweet banget sih pacar aku" ucap Chika sembari mengambil coklat yang Ara berikan.

"Tapi itu bukan dari aku"

"La terus?"

"Itu dari salah satu penggemar ka Chika, dia nitip coklat ke aku soalnya dia kata ka Chika suka banget sama coklat sama eskrim"

"Cowok atau cewek?"

"Cowok"

"Hahh cowok? Siapa?" Tanya Chika penasaran.

"Ga perlu tau siapa intinya itu buat ka Chika, ka Chika makasih ya udah nganterin aku pulang, see u" ucap Ara gugup lalu berlari ke dalam rumah.

Ara segera melangkahkan kakinya menuju kamar, Ara berjalan malas sambil menunduk tiba tiba seseorang berdiri tepat di hadapan Ara.

"Papa?" Ucap Ara sembari menengok ke arah papanya.

"Kenapa muka kamu memar memar gini? Berantem kamu?" Ara tk menggubris ucapan papanya ia hanya menunduk ketakutan.

"Papa sekolahin kamu di sini buat belajar yang pinter biar bisa ngelanjutin bisnis papa, bukan buat jadi preman kaya gini !!"

"Maaf pa"

"Sejak kamu sekolah disini jadi kaya berandal apa mau papa pindahin sekolah lagi?"

"Pa, Ara ngelakuin kesalahan cuman baru hari ini tapi papa ngecap Ara seolah olah Ara tiap hari cari kesalahan, papa ga tau apa yang sebenarnya Ara alami"

"Berani ngelawan sekarang?" Ucap Bobby yang tangannya hampir melayang ke arah Ara namun tangannya di halangi oleh Freya, dan Ara nampak sangat ketakutan.

"Pa, cukup" ucap Freya sambil memegang tangan Bobby.

"Lihat anak kamu udah jadi berandalan sekarang"

"Sayang masuk ke kamar nanti mama nyusul" ucap Freya, Ara pun menuruti ucapan mamanya dan segera berjalan menaiki tangga untuk berjalan ke kamarnya.

Mungkin kalian pikir sosok Bobby itu penyayang, ramah, lemah lembut apa yang kalian pikirkan salah. Bobby akan berlaku baik jika keinginannya terkabul untuk saat ini ia hanya ingin anaknya sekolah dengan baik agar kelak bisa meneruskan usahanya itu, ia selalu menuntut Ara untuk belajar dengan giat agar anaknya ini bisa di banggakan di depan teman temannya, egois bukan?.

MY FIRST LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang