Prolog

3.4K 420 37
                                    

"Sialan ino! Lepaskan"

"Sekali-sekali kau harus mencoba bersenang senang seperti anak jaman sekarang, dasar gadis perawan!"

"Kau orang sinting!"

Karin menghela nafas menatap kedua sahabatnya yang sedang tarik menarik dikamar asrama. Sakura, si rambut permen kapas memeluk tempat tidur asramanya sampai jarinya memerah sedangkan ino menarik kakinya tanpa ampun.

"Karin! Jauhkan orang gila ini dariku, please"

"Tidak karin! Jangan biarkan dia menjadi perawan busuk didalam sini"

"Ino, lepaskan sakura! Kakinya bisa putus kalau kau tarik seperti itu"

Ino menghempaskan kaki sakura kasar membuat sakura mengaduh sakit. Sakura menatap karin dengan mata berbinar karena telah menolongnya dari serangan barbie gila.

"Peluk aku ibu peri, aku mencintaimu!"

Ino memicingkan matanya mendengar seruan sakura yang sedang merentangkan tangannya untuk memeluk tubuh karin.

"Ibu peri ini meminta imbalan saki"

Sakura tersentak sementara ino terkikik girang mendengar ucapan karin yang berpihak padanya daripada sahabat merah mudanya.

"God dammit, Ino tarik lagi kakiku! Aku bersedia memutuskan kakiku daripada mendengar rayuan menjijikan karin"

Karin memukul bahu sakura kencang. "Kau ini sudah kuberi hati malah meminta jantung"

"Aku tidak meminta hatimu, menyebalkan!"

Ino menghela nafas. "Ayolah saki, kali ini saja ya? Setelah itu aku tidak akan memaksamu lagi"

"Cepat angkat pantatmu saki, jika kau ingin pulang lebih cepat" Karin menambahkan agar sakura cepat bergerak.

"Baiklah baiklah"

"Setidaknya ganti dulu bajumu, pinkie bodoh" Ino mengejek melihat penampilan sakura. Yang benar saja, gadis itu mau ke bar dengan piyama keropi?!

Karin melempar dress satin hitam yang ada digenggamannya. "Pakailah dan cepat kemari biar aku benarkan sedikit wajahmu"

Sakura tanpa malu mengganti bajunya dihadapan kedua sahabatnya. Ino membantu gadis itu mengenakan dress hitamnya sedangkan karin memilah beberapa make up dimeja rias.

Sakura menghempaskan pantatnya duduk di kasur, wajahnya sedang di rias karin. Karin ahli dalam hal ini, sakura tak perlu takut wajahnya akan diubah menjadi badut. Tapi wajah terperangah ino membuatnya sedikit takut, karin tak mungkin mengerjainya kan?

Setelah karin selesai mengoleskan bibirnya dengan lipcream, sakura bergegas menatap meja rias untuk bercermin.

"Yatuhan aku seperti gadis penggoda!"

Menatap pantulan dirinya dicermin, dengan dress satin tanpa lengan yang mencetak jelas tubuhnya dan make up tipis tapi karin memberi warna lipcream merah bata pada bibirnya yang membuat gadis itu terlihat menggoda. Rambutnya yang sedikit acak-acakan menambah kesan sensual pada gadis itu.

"Upik abu ini berubah menjadi cinderella" Jerit ino girang.

"Sialan! Mana ada cinderella seperti ini?!"

"Sudahlah sakura ayo berangkat, kepalaku mau pecah mendengar kau dan ino terus bertengkar"

Ino menarik tangan sakura dan berjalan dibelakang karin yang sedang menuju ke parkiran mobil mereka. Sesampainya didalam mobil, sakura memainkan jarinya gugup dan terus menerus melirik karin dan ino yang duduk didepannya.

SuddenlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang