"yakali udah Di buli gitu masih Cinta, Emangnya cinta Bintang ke Kak Langit sebesar apasih?"
___________
"Bintang masih ingat kan? Bintang hanya di Angkasa dan begitu selamanya,"
"Tapi semuanya sudah berubah Angkasa, Bintang hanya di Langit," ujar B...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~~~~~~~
Itu ....
Langit Ecelle Gananta!
Pov on Bintang.
"Astaga! Bagaimana ini," entahlah rasanya jantungku seakan ingin jatuh dari tempatnya, aku masih terdiam kaku ia berjalan bersama ....
Kak Arga!
Aku sedikit melirik ke Angkasa. Berbicara pelan memanggilnya, Aku mendengus. Apa ni anak gak mendengarkanku?
Aku masih memperhatikannya, entahlah kenapa keringat ini terus meluncur sih? Perasaan ni Cafè gak ada panas panasnya. Hingga ada yang menyentuh pundakku hingga ku kaget tidak bersuara.
Aissh ... Angkasa!
"Kenapa, keringetan?" tanyanya dengan wajah tanpa dosanya itu, Aissh ... ingin rasanya ku geplak tu wajahnya, hampir saja Jantung ini gak pindah ke Lambung.
"Hei!" lambai tepat diwajahku, Astaga! Suaranya begitu keras dengan cepat ku tarik tangannya hingga bersembunyi dibalik meja dipojokkan sana.
Bukh ...!
Tak ku dihiraukan ringisanya, nampak jelas mereka mendengar suara Angkasa dan melirik tempat kami berdiri sebelumnya, untung saja jarak ku dan dirinya begitu lumayan jauh, nampak terlihat ia sedang berbicara dengan bosku. Entahlah apa yang mereka bicarakan.
"Mmmph ...!" Apa katanya sih? Aku Melirik Angkasa nampak bersusah payah membuka bekapan mulutnya, Astaga itu tanganku! Dengan cepat kulepaskan dan nyengir dengan watados andalanku. Nampak ia begitu kesal hingga aku berbisik bicara kepadanya dan lansung membuatnya bungkam.
"Terus?" tanyanya dengan wajah ... Ya aku juga sulit menebaknya. Aku memberi isyarat meletakan telunjukku dibibirku agar dia tahu apa maksudku, bukannya mengerti ia malah mengeluarkan kepalanya dibalik meja persembunyian kami. Dengan cepat ku geplak kepalanya turun.
Bukh ...!
Rasakan! Mau otaknya turun ke kerongkongan aku tak masalah.
Nampaknya dia berdecak kesal menatapku berada disampingnya. Sekarang giliranku menongolkan kepalaku seperti yang dilakukan Angkasa tadi dengan gerakan pelan. Dan Alangkah terkejutnya aku itu ....
Wajah Kak Langit begitu dekat denganku!
Seketika aku mematung, nampak Kak Langit mencondongkan wajahnya menatapku dari bawah. Kak Arga dan bosku juga menatapku dibalik punggungnya.
