07 - Di Apartemen Angkasa

19 9 3
                                    

_BINTANG ANGKASA_

-

Cklek!

"Kasa tinggal sendiri di apart besar ini?" mata Bintang tak hentinya menjelajahi setiap inci sudut apart itu sambil berdecak melihat setiap tata letak barang dan benda seni yang sangat aesthetic seolah kejadian beberapa waktu lalu menghilang dibenaknya.

Angkasa mengangguk ia menghidupkan Sakelar lampu disetiap sudut. "Hmm ... sebenarnya Akhir-akhir ini Jarang kesini juga sih."

Bintang menghempaskan tubuhnya di Sofa dengan posisi terlentang dari samping, bau lavender memasuki indera penciuman miliknya,

"Bintang kenapa tadi nangis?" tanya Angkasa ia meletakan secangkir coklat panas didepan meja bundar berkayu jati minimalis modern didepan Sofa.

Bintang beranjak tangannya mengambil dan meneguk segelas coklat panas yang sebelumnya disodorkan oleh Angkasa. "Hmm ... Bintang mau ditunangin, dan juga setelah tamat Sma Akan ...,"

"Nikah," cicitnya menunduk.

Uhuk! Uhuk!

Angkasa terbatuk-batuk pria itu hampir saja menyemburkan minuman kaleng yang ia teguk tadi, kedua netranya melebar. "Sama siapa?" tanya Angkasa seolah biasa-biasa saja.

Bintang mengedikkan bahunya pelan. "Bintang gak tahu rupa wajahnya, Tapi ....,"

"Tapi apa?"

Bintang menatap Angkasa sejenak. "Namanya Lalang, Bintang sepertinya Gak asing dengan nama itu,"

" ....iih! Angka! Lihat nih! Kakak kamu usil sama aku!" rengek gadis kecil itu, netranya menatap tajam seorang anak laki-laki yang usil mencipratkan air padanya.

Pria kecil bernama Angka itu berlari kecil menghampirinya, menarik tubuh mungil Bintang dibelakangnya sehingga ialah yang kena cipratan air itu.

"Kak Lalang! Jangan usil sama Binbin!"

"Lagian Bintang nya sih! Takut banget sama ombak pantai. Padahal ombaknya kecil!" Cibirnya lalu kembali beralih bermain sendiri dengan berenang kecil di bibir pantai.

" ....iiss! Binbin bukan takut! Tapi Binbin takut keseret ombak!"

"Sama aja takut Bin,"

"Lalang?" ulang Angkasa. raganya terasa lemas, apa maksud dari kedua orang tuanya menjodohkan Gadis yang ia sukai dari dulu dengan kakaknya? Sungguh! Angkasa tidak akan kuat jika menyaksikan Pertunangan itu dilaksanakan terlebih dijodohkan?

-

"Mah Pah! Langit bisa nentuin orang yang Langit sukai, Ini bukan zaman Siti Nurbaya lagi," protes Langit.

Eka dan Edwin saling pandang, terdengar helaan nafas panjang Dari sang kepala keluarga, dari mana datang sifat keras kepala anaknya ini sih?

Langit berdecak tangannya mengambil buku yang sempat ia meletakan di meja tengah itu, tatapannya datar ia lekas berbalik namun suara boriton itu menginstrupsi nya untuk berhenti

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

What Is True Love Like?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang