Rasa Manis

16 12 24
                                    

HAPPY READING









Bel berdering tanda jam pelajaran telah usai, dan digantikan oleh waktunya untuk istirahat.

Ken bersama Rion berjalan beriringan menuju kantin dan tentunya mereka menjadi pusat perhatian disana.

Banyak siswi-siswi yang berteriak heboh akan ketika melihat kedua cowok itu, sedangkan para siswanya berdecih sebal.

Rion adalah pria yang sangat sadar akan ketampanannya dan memanfaatkannya untuk menggoda cewek sana sini.

Lain dengan Ken yang datar dan cuek, ia tidak peduli dengan semua itu. Tapi malah semakin menarik hasrat para wanita untuk lebih gencar menggodanya.

Cuek itu misterius, dan wanita sangat suka akan tantangan.



Rion menoleh ke kanan, ada seorang gadis pipi tembem yang menggemaskan.

"Hewan marmut putih warnanya, si imut siapa yang punya?" Pantunnya membuat pipi gadis tembem itu seketika panas.

Lalu Rion menoleh lagi kearah kiri, ada gadis bermata hitam yang tajam, "Baju batik di atas pohon. Hai, kamu yang cantik godain aku dong."

Sontak para siswi berteriak heboh akan pantun tersebut.

"Dasar playboy," komentar Ken melihat sifat buaya Rion.

Rion yang mulai digelayuti oleh para perempuan pun meledek Ken, "Kok iri? Oh iya, kan jomblo."

"Emang gue jomblo?" Tanya cowok itu. Rion menatapnya lalu menepuk dahinya pelan, "Eh lupa, lo kan ada Vanya."

"Gue nggak pacaran sama Vanya," tegas Ken.

Rion hanya mengangguk mengiyakan, lelah sendiri melihat percintaan temannya yang tidak berkembang.

"Bisa-bisanya dia gak suka gadis modelan kayak Vanya," gumam Rion.



Kini Ken dan Rion telah tiba di kantin yang sangat ramai, semua bangku penuh di isi oleh siswa SMA Nusa. Rasanya seperti tidak ada lagi bangku yang kosong.

Keduanya telah selesai membeli nasi untuk makan siangnya. Nampan Ken berisi 2 nasi goreng spesial, sementara napan yang Rion pegang berisi 2 gelas jus.

Sibuk mencari tempat untuk duduk. Ken menatap satu meja yang sangat menonjol baginya, disana ada Vanya yang sedang bernyanyi sambil disuapin makan oleh Vivian.



Layaknya bayi, Vanya menari sambil menonton Cocomelon dari handphone yang dipegangi Nia dengan ekspresi ogah-ogahan.

Fokus mendengar lagu 'The Colours Song' yang berisi es krim. Vanya merengek kearah Vivian, "Vi mau es juga .. "

Vivian yang sedang memegangi sendok penuh nasi pun menyodorkan kearah Vanya, "Nanti kita beli, sekarang buka mulutnya pesawat mau datang."

"Janji nanti beli?" Vanya memberikan kelingkingnya.

Vivian mengait kelingking mereka, "janji," ucapnya pun menyuapkan nasi itu.

Sedang mengunyah Vanya berkata sambil memegangi perutnya, "Kayaknya cukup deh, gue full .. "

Vivian menggeleng, "No! Baru 2 suap."

Vivian lalu menoleh melebarkan matanya kearah Nia yang mulai loyo memegangi benda pipih itu.

Nia pun mengangguk paham akan kode itu, "Vanya liat ini, Cocomelon .. Cocomelon," ujarnya meniru opening Cocomelon.

Vanya menatap layar itu lagi mulai terhipnotis. Lalu secara tidak sadar menerima suapan nasi dari Vivian.

About The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang