Melawan

7 6 0
                                    

"Jangan pernah takut untuk membela diri yang benar."






Happy Reading

Suasana kantin seperti biasanya, begitu ramai akan siswa yang sedang membeli makan untuk mengenyangkan perutnya yang telah berteriak kelaparan. Tapi, ramai belum tentu menjamin keadaan akan aman, bahkan sering terjadi kejahatan dalam keramaian publik.

Seperti yang terjadi sekarang.

Vanya, gadis itu sangat peka dan sadar akan apa yang terjadi sekarang.

Vanya bukannya tidak mau langsung bertindak, tapi ia sedang mencari cara cepat untuk menyelesaikannya dengan rapi dan rinci.

Hal itu membuat Vivian melirik khawatir, "Van lo gak papa? Gue perhatiin kaya ada yang salah dengan lo dari tadi."

Vanya tersenyum tipis, "Nggak kok, emang kenapa? Apa yang aneh dari gue?" Tanyanya.

"Lo jadi lebih diam, Van. Biasanya nggak pernah gitu," jawab Nia menggantikan Vivian.

"Lo lagi nggak ada masalah kan, Van?" Timpa Vivian khawatir.

"Mungkin karena Ken nggak datang jadi gue kurang semangat hahaha," alibi Vanya terkekeh.

Namun itu tidak bisa menipu Nia yang pandai membaca gerak mata, "kalo memang ada yang bikin lo terganggu bilang aja ... biar kita pikirin solusinya."

"Makasih udah pikirin gue. Tapi gue emang lagi nggak ada masalah kok," ucap Vanya menampilkan giginya yang rapi dan bersih.

Vivian mengangguk percaya, "Kalo lo ada masalah jangan lupa cerita sama kita-kita."

"Pasti itu," ucap Vanya tersenyum lebar. Sangat bersyukur mempunyai sahabat yang selalu ada saat susah dan senang seperti mereka.

Lalu kepalanya kembali menoleh kearah tempat duduk itu dalam diam memperhatikan semuanya.





Yulia Safitri, cewek cantik seangkatan kelas 10 itu melirik takut kearah Nikon sang pentolan sekolah yang sedang mengapit rokok dikedua jarinya dan menyesapnya secara perlahan.

5 hari yang lalu ada satu berita yang sangat gempar membuat satu sekolah membicarakan perihalnya.

Dan kabar itu adalah tentang resminya hubungan Yulia dan Nikon.

Membuat mereka menjadi santapan hangat SMA Nusa selama berhari-hari hingga kini.

Banyak asumsi yang diutarakan. Tapi, tidak satupun yang diketahui dengan jelas apa alasan Yulia mau menerima lelaki berandal itu.

"Stt, Nikon .. jangan disini," desis Yulia tertahan melirik takut Nikon.

Nikon menghembuskan asap rokoknya, "Kenapa? Aku kan pacar kamu."

"Tapi, nggak disini! Nanti orang lain tahu," kata Yulia berbisik.

Nikon tidak peduli tetap mengelus lembut paha putih Yulia.

"Aku gak mau disini, Nikon," Yulia memohon.

"Kecilin suara kamu kalo gak mau semua orang tau," balas Nikon santai.

"Nikon .."

Nikon smirk, "Kalo orang-orang tahu juga kamu yang malu, so just shut up."

Yulia menatap nanar penuh harapan, "Please, aku nggak mau."

"Nggak mau hm? Maunya gimana? Aku sebar video kamu yang datang ke bar, itu? Biar kamu di keluarin dari sekolah, gitu?"

Yulia menggeleng, "Nggak gitu .. maksud aku kan nanti bisa, nggak harus disini."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

About The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang