❝ All I want is nothing more
To hear you knocking at my door
'Cause if I could see your face once more
I could die a happy man I'm sure... ❞
▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂
H. KOKONOI x READER
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃
Matahari terbenam seperti tungku tanpa angin untuk meringankan nafas-nya yang berapi-api. Dengan angin sepoi-sepoi yang lewat dan menciumi kulit (Name), batin-nya mengutuk karena membuat-nya ingin berlama-lama di kamar mandi. Tidur di bak mandi terdengar menyenangkan selama musim panas dan cuaca panas seperti ini.
Banyak orang dapat dilihat di jalan dan taman, baik sedang berlibur atau pergi bekerja. Pada hari-hari seperti ini, (Name) dan keluarga sering pergi ke resor pantai. Itu menjadi ikatan yang akan terjadi setiap musim panas.
(Name) mendapati diri-nya menatap pemandangan di luar, berdiri di balkon kamar mereka. Resor-nya bagus, kamar-nya rapi dan besar.
Bisakah kita bicara tentang makanan-nya?!
(Name) memiliki keinginan untuk hanya memasuk-kan makanan ke dalam mulut-nya daripada berenang. Namun, panas-nya matahari membuat dia ingin menceburkan diri ke dalam air dingin.
"Okaa-san! Boleh gak aku pergi ke pantai?!" Teriak (Name) dan menutup pintu kaca, berlari ke dalam kamar untuk melihat orang tua-nya memperbaiki pakaian dan barang-barang mereka.
"Tentu sayang, tapi kembalilah saat makan malam, oke?" Kata ibu (Name) sambil melipat baju.
Sebagai yang paling kecil di keluarga, (Name) diberi banyak kebebasan daripada anak kecil umum-nya.
Sungguh aneh bukan?
(Name) mengangguk-kan kepala-nya dan bergegas keluar kamar. Langkah kaki-nya yang keras menggema di lorong yang kosong. Dia melihat lift naik, jadi dia menunggu dengan tidak sabar di depan-nya sambil menekan tombol. (Name) menghentak-kan kaki dia ke tanah dengan tangan bersilang, mendengar lift 'ding' saat mata (Name) melebar.
(Name) tersenyum bahagia begitu pintu terbuka dan mendapati diri-nya menabrak bahu seorang anak laki-laki. (Name) segera meminta maaf dan memperhatikan bahwa laki-laki itu memberi-nya pandangan kesal sebelum melangkah keluar dari lift.
(Name) mengejek dan sebelum pintu tertutup, bocah itu menjulurkan lidah-nya ke arah (Name) dan melakukan 'piece sign'.
(Name) mengernyitkan hidung dengan jijik dan tidak percaya, "What the hell?"