part eight

98 19 0
                                    

Setelah bertemu dengan Evan, pikiran Thomas semakin kacau, Thomas pun terpaksa mengambil keputusan ini, seperti apa yang diusulkan Kelly.

Pukul 12 tengah malam, Thomas baru pulang ke rumah mereka. Ketika memasuki ruang tamu, Thomas melihat Kale sedang duduk bersantai di ruang tamu sambil memainkan laptopnya.

Thomas melihat jam di yang melingkar di pergelangan tangannya sudah larut malam namun Kale masih saja bekerja. Thomas mendekati Kale dan menegurnya, "Kale kau belum tidur?"

Kale mendongak  melihat Thomas berdiri di hadapannya,"aku belum mengantuk"

"Beristirahatlah ini sudah larut malam," kata Thomas menasehati.

"Umm," Kale menutup laptopnya dan melihat Thomas menjauh dari hadapannya. Kale sangat ingin menanyakan kepada Thomas kenapa pulang hingga larut malam. Namun Kale merasa tidak berhak untuk menanyakan hal itu. Sebenarnya Kale berada di ruang tamu hanya untuk menunggu kepulangan Thomas yang entah pergi kemana, bertemu siapa,dia juga tidak tahu. Kale akhirnya memilih memendam pertanyaan itu seorang diri.

Kale bergegas bangkit dari sofa dan berjalan menuju kamarnya. Di dalam kamar, Kale menghempaskan tubuhnya di ranjang. Pernikahan yang dianggap mainan ini sepertinya malah membuat pikiran Kale kacau, hanya karena ingin membahagiakan kedua orangnya dia sampai harus mengalami hal serumit ini. Penat kale memikirkan hatinya hingga akhirnya dia tertidur dengan perasaan yang  kacau.
.
.
.
.
.
.
.
Paginya Thomas bangun lebih awal. pukul 6:46 pagi, dia sudah terjaga. Thomas turun dari ranjang untuk membersihkan dirinya di kamar mandi.setelah selesai mandi, Thomas berpakaian rapi, lalu segera pergi ke dapur membuat sarapan untuk Kale. Entahlah tiba-tiba dia kembali teringat senyuman Kale saat makan siang bersama mertua sehingga dia tiba-tiba ingin membuatkan Kale sarapan dan sepertinya Kale menunggunya pulang semalam. Apakah Kale mulai khawatir padanya? Tapi buru-buru Thomas menepis pikiran tersebut, dia tidak mau berharap apapun kepada Kale.

Setelah masak selesai, pelayan wanita membantu menyusun makanan yang baru dimasak oleh tuannya ke atas meja.

Thomas melihat jam di dinding dapur.sudah pukul 9:12 menit, Kale masih belum bangun. Kale adalah orang yang disiplin,dia tidak pernah bangun terlambat, apalagi harus tidur terlalu malam seperti semalam.

Thomas berniat ingin membangunkan Kale di kamarnya. Thomas berjalan menuju kamar kale yang berada di lantai atas. Setelah sampai di pintu kamar Kale, Thomas ingin mengetuk pintu kamar itu. Namun belum sempat Thomas mengetuk pintu, pintu pula telah dibuka dari dalam, Thomas dengan secepat kilat menyembunyikan tangannya di belakang punggungnya dan berpura pura berjalan menuju balkon tempat Thomas menaruh pot bunga kesukaannya.

Kale baru saja membuka pintu, melihat Thomas berjalan menuju balkon, "Thom..." panggil Kale.

Thomas menghentikan langkahnya lalu memutar tubuhnya."uumm...ada apa?" jawab thomas namun masih berdiri disana. Thomas melihat Kale sudah berpakaian rapi.

Kale mendekati Thomas,"aku akan pergi kekantor,gaji mu aku sudah transfer" kata Kale.

Thomas terdiam,hatinya kesal,entah apa yang dipikirkan Kale saat ini. Ucapan kale membuatnya pagi pagi sudah badmood. Thomas kesal baru saja dia berpikir hal baik tentang Kale tetapi kini kembali dipatahkan oleh Kale sendiri. "Terima kasih, "balas Thomas singkat.

Kale pun meninggalkan Thomas yang masih berdiri di sana, dia segera berjalan menuju pintu utama, sedangkan Thomas menahan perasaannya sendiri dia berjalan menuju balkon dan terdiam di sana merutuki kebodohannya sendiri. Memang tidak seharusnya Thomas memberikan perhatian apapun untuk Kale.

Ketika baru melangkah ke luar pintu utama,seorang pelayan melihat tuannya ingin berangkat ke kantor. Pelayan itu bertanya kepada tuannya, "Tuan, apakah tuan tidak ingin sarapan dulu?"

[TAMAT] THE AGREEMENT (by emychow+ queerasjay)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang