Part 10
Dokter dan tiga orang perawat memeriksa Kale. Keadaan Kale lumayan membaik,namun masih saja Kale belum sadarkan diri juga.
"Dokter, bagaimana dengan keadaannya?" tanya Thomas.
"Lumayan membaik, karena pendarahan di otak mulai membaik dan tidak ada pendarahan kembali ,jadi kemungkinan besar dia akan cepat membaik dan tidak perlu melakukan operasi lagi," kata dokter itu menjelaskan.
"Iya dok, terimakasih..."
Setelah itu dokter pun pergi meninggalkan ruangan tersebut.
Thomas mendekati ranjang Kale, di tubuh kale masih dipasangi kabel yang tersambung di alat ukur detak jantung dan lain sebagainya. Sudah seminggu Thomas tidak melihat mata indah Kale. Sebenarnya Thomas tidak banyak berharap tentang cinta Kale. Walaupun mereka telah menikah secara sah .Namun mereka sama sama tidak punya hak satu sama lain.
Saat ini entah kenapa thomas sangat merindukan Kale, walaupun Kale di depan matanya rindu akan tetapi sepertinya itu tidak cukup untuk Thomas. Thomas duduk di samping Kale,dia mulai menyentuh tangan Kale. Sebelum ini Thomas tidak pernah menyentuh Kale sedikit pun, karena Kale adalah pria yang dingin membuat Thomas takut untuk menyentuh Kale. Apalagi mereka tidak punya hak untuk saling menyentuh, kecuali saat bersama kedua orang tua Kale .Tapi kali ini Thomas memberanikan dirinya untuk menyentuh jemari Kale.
Thomas terus menggenggam jemari Kale dan menempelkannya ke pipinya sendiri ,ini pertama kali Thomas melakukannya dan Thomas berharap apa yang sedang dia lakukan ini bisa semakin membuat Kale cepat sadar.
"Kale ayo...bangunlah...maafkan kesalahanku, aku bersalah atas kejadian ini, maafkan aku..."suara Thomas terdengar lirih.
Thomas juga merasa bersalah, karena Evanlah Kale menjadi celaka seperti ini, kalau saja dirinya tidak bertemu Evan,mungkin kecelakaan itu tidak akan terjadi.
Thomas terus menggenggam jemari Kale, di kala ini hati Thomas ikut menjadi lemah, "Kale,aku rindu...bangunlah..."ucap Thomas mengungkapkan isi hatinya kepada Kale.
Perasaan cinta Thomas pada Kale memang semakin besar kepada Kale, meski terkadang perasaan tersebut bertemu juga dengan rasa kecewa yang sering kali Thomas dapatkan. Sikap Kale yang begitu sering berubah dan sulit ditebak membuat begitu banyak pertanyaan di kepala Thomas yang kemudian melahirkan pikiran nekat itu yakni kembali berhubungan dengan Evan.
Thomas masih terus menggenggam jemari Kale erat ,sementara kepalanya menumpang di ranjang Kale, sehingga akhirnya Thomas tertidur dan tidak melepaskan jemari Kale.
******************************************
Hari ini Lesley dan Braylee datang ke rumah sakit untuk menjenguk putranya. Hampir seminggu mereka tidak mengunjungi anak semata wayang mereka. Lesley dan Braylee memasuki ruang rawat Kale mereka melihat Thomas tertidur di kursi di samping kale kepalanya menumpang di ranjang dan tangannya menggenggam jemari Kale. Lesley tahu siang dan malam Thomas menjaga putranya tanpa lelah. Lesley terharu melihat pemandangan ini, Thomas sangat mencintai putranya, tidak salah putranya memilih Thomas sebagai pendamping hidupnya.
Thomas terjaga dari tidurnya karena dia merasa seperti seseorang masuk ke ruangan ini. Saat dia membuka matanya dia melihat kedua mertuanya ada di hadapannya, dia segera bangkit dari kursi dan tersenyum ramah kepada Lesley dan Braylee.
"Mommy, kenapa tidak membangunkanku?" kata Thomas tidak enak dengan kedua mertuanya melihatnya sedang tertidur.
“Kami baru saja sampai,dan melihatmu tertidur,jadi kami tidak ingin mengganggu"ucap braylee, menjawabkan untuk istrinya.