Bagian 4 - Aksi Tak Terduga

2 0 0
                                    

"Kamu yakin tidak ingin diantar pulang?" Tanya Tius yang mencoba untuk mendekati Jeslin.

"Ya, aku tidak apa-jika berjalan kaki untuk pulang ke rumah" Kata gadis itu sambil tertunduk malu.

"Aku hanya mengantarmu saja dan kemudian pulang, kebetulan rumah kita searah" Kata Tius yang mencoba untuk meyakinkan gadis itu.

"Baiklah, kalau seperti itu tidak apa" Kata Wanita itu sambil tetap menundukkan kepalanya.

"Baiklah, aku tunggu di parkir motor" Kata Tius sambil pergi, namun kemudian dia berhenti dan menoleh ke arah Jeslin.

"Sampai jumpa saat pulang nanti"Kata Tius yang kemudian melanjutkan langkah kakinya.

Tius, Joseph dan Nibo berencana untuk ke rental PS sepulang sekolah, karena itulah saat Tius  mengantar Jeslin mereka ikut serta, namun perjalanan mereka terhenti karena melihat seorang pelajar SMP dipukul habis-habisan oleh seorang pria hingga bagian lengan bajunya sobek di depan sebuah sekolah menengah pertama sambil dilihat oleh siswa lain.

"Ampun papa, Lisa cuma dibolehin mama untuk pulang ke papa Gerry"

"Gak usah, kamu anak papa, papa Gerry cuma papa tiri, cepat!" Kata Pria itu sambil menyeret gadis tersebut untuk masuk ke dalam mobil.

Tius mematikan mesin motornya karena ingin menolong gadis itu.

"Aku saja yang menghadapinya, kamu fokus antar Jeslin" Kata Nibo yang menghalangi langkah Tius.

"Oke" Kata Tius yang menghentikan langkahnya dan kemudian menghampiri Joseph.

"Kamu di sini saja dulu, pastikan Nibo tidak hilang kontrol, ini pertama kalinya kita melihat Nibo serius, kita belum tahu apa yang terjadi saat dia serius, tanpa serius saja dia bisa mematahkan tulang kaki" Bisik Tius kepada Joseph.

"Oke, kita langsung bertemu di rental PS saja kalau begitu" Kata Joseph sambil tetap fokus memperhatikan Nibo.

Tius dan Jeslin kemudian pergi.

"Ada apa ini?" Tanya Nibo sambil berteriak dan menghampiri mereka.

"Aku ayah kandungnya, tidak usah ikut campur" Kata pria paruh baya tersebut.

"Apapun satus yang anda miliki, tetap saja pantang bagi kita para pria untuk memukul wanita, seorang pria jauh lebih terhormat dipukul wanita daripada memukul wanita" Kata Nibo sambil memandang dengan tajam ke arah pria itu.

"Banyak mulut!" Pria tersebut kemudian mengarahkan sebuah pukulan

Pukulan tersebut langsung ditepis dan Nibo dan dia langsung menghantamkan pukulan ke arah tulang rusuk pria itu hingga tersungkur, gadis tersebut hanya bisa melihat saat ayahnya kandungnya dipukul dengan keras.

"Lihat pandangan anak gadismu, dia khawatir pada keadaanmu, walaupun tadi anda sempat memukulnya, apa seperti ini sikap seorang ayah terhadap anak kandungnya? Anda memang sudah bercerai dengan ibunya, tapi anda tak akan bisa bercerai dari anak ini, beruntung aku menahan kekuatanku, biasanya aku mematahkan tulang orang yang kupukul" Kata Nibo yang membuat gentar nyali pria tersebut.

KArena ketakutan, pria itu segera masuk ke dalam mobil dan meninggalkan mereka.

Sementara itu di jalan Tius dan Jeslin membicarakan sesuatu.

"Kamu tahu, Nibo memang suka menebar pesona dengan semua wanita, tapi bukan berarti dia suka melihat wanita disakiti, berapapun usianya, baginya wanita adalah wanita, dia tidak akan berdiam diri jika melihat hal tersebut" Kata Tius yang sudah memasuki gang rumah Jeslin.

Jeslin hanya terdiam karena tidak menyangka bahwa Nibo memiliki sifat seperti itu.

"Terima kasih, maaf merepotkan" Kata Jeslin yang sudah turun dari motor.

"sama-sama, sampai jumpa lusa nanti di hari senin" Kata Tius sambil menarik gas motor.

Kembali ke tempat Nibo.

Nibo menghampiri pos satpam dan segera memberi pukulan kepada satpam itu.

"Sebagai seorang anggota satuan pengamanan, anda harusnya memberikan perlindungan kepada setiap orang di sekitar anda" Kata Nibo dengan tegas sambil meninggalkan satpam tersebut yang menunjukkan ekspresi ketakutan.

"Kalian juga para siswa pria, jika hanya bisa berdiam melihat wanita disakiti, maka lebih baik gantung diri kalian daripada hidup sebagai pria pecundang" Kata Nibo sambil memberikan tatapan tajam kepada 4 orang siswa pria yang ada di situ.

Karena perkataannya keempat siswa pria itu kemudian kabur.

"Ayo, kamu kakak antar ya, ini pakai aja jaket kakak" Kata Nibo sambil tersenyum kepada gadis itu.

Gadis itu hanya tersipu malu melihat senyum Nibo.

"Seph, aku nanti nyusul ke rental PS, mau antar dia dulu" Kata Nibo Kepada Joseph.

"Oke, kami tunggu di sana" Kata Joseph yang kemudian pergi menyusul Tius.

"Kamu biasa pulang sama siapa?" Tanya Nibo sambil memperhatikan jalan.

"Biasa sama papa Gerry, tapi papa Gerry hari ini sibuk , Jadi tadi mau naik angkot" Jawab gadis itu dengan jujur.

"Oh, kalau mama di rumah?" Tanya Nibo yang bermaksud ingin berbicara dengan ibu gadis itu.

"Iya, tapi bukan di rumah tempat Lisa diantar nanti, mama udah di rumah Tuhan sejak setahun yang lalu" Kata gadis tersebut dengan nada lirih.

Nibo hanya terdiam sambil mengikuti arahan dari Lisa mengenai arah rumahnya dan saat tiba Nibo memutuskan untuk menunggu kepulangan dari ayah tiri gadis itu.

Di rental PS..

"Oke, tenang saja,santai, minggu depan juga tidak apa-apa, urus saja gadis itu dulu" Kata Joseph yang menerima panggilan dari Nibo.

Kemudian Joseph menceritakan isi pembicaraan di panggilan itu kepada Tius.

"Sudah kuduga dia tidak akan datang" Kata Tius sambil membobol gawang tim Joseph melalui video game. 

Sementara mereka bermain, Nibo sibuk menunggu kedatangan ayah Lisa yang tiba di rumah saat menjelang malam dan Nibo menceritakan semua kejadian tadi siang.

"Terima kasih, jujur saya tidak menyangka pria itu bisa berbuat senekat itu, saya akan lebih berusaha lagi menjaga Lisa" Kata pria itu yang nampak menyesal.

"Sama-sama, saya pergi dulu om" Pamit Nibo kepada pria itu dan pergi menuju rumahnya.

Saat melihat Nibo yang sudah pulang dari balik jendela kamarnya, Lisa kemudian memeluk jaket jeans yang dipinjamkan oleh Nibo tadi.

Bersambung...

The Real Bad BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang