Bagian 5 - Naluri

5 0 0
                                    

"Eh Der, gimana keadaanmu?" Tanya salah satu berandalan kepada temannya.

"Sekarang sudah cukup baik, karena tulang rusukku sudah dinyatakan pulih walau harus ada pengawasan" Katanya sambil memegang rusuknya yang pernah patah.

"Jadi kapan kita beraksi?" Tanya temannya tersebut.

"Secepatnya, aku harus membalas apa yang telah diperbuat oleh Tius" Katanya dengan nada yang menunjukkan amarah.

Keesokan harinya....

Monic yang penasaran dengan perubahan Tius mencoba untuk mendekatinya.

"Sendirian aja?" Tanya Monic.

"Iya, mau duduk?" Tanya Tius sambil menunjuk sebuah bangku.

Gadis itu kemudian duduk dengan gerakan yang cukup kaku karena ini pertama kalinya dia disambut dengan baik oleh Tius yang sebelumnya tidak pernah mengacuhkan dirinya.

"Kamu sabtu kemarin antar Jeslin?" Tanya Monic yang ingin mengajak Tius berbicara.

"Iya, kan rumah kami searah" Kata Tius yang heran dengan pertanyaan Monic.

"Oh" Kata Monic yang kemudian kebingungan.

Saat sedang bingung tiba-tiba Joseph datang.

"Kamu udah tahu kabar Dery anggota OSIS yang pernah kamu pukul?" Tanya Joseph kepada Tius.

Dery? OSIS? Terlalu banyak orang yang pernah kupukul, sulit bagiku untuk mengingatnya" Kata Tius yang memang tidak peduli akan identitas orang yang pernah menjadi korbannya.

"Anak kelas 11 yang pernah memintamu lari keliling lapangan saat kelas 10, kemudian kamu berkelahi sama dia sampai tulang rusuknya patah, lalu akhirnya sekolah yang mengeluarkan dia karena menyalahgunakan wewenang sebagai anggota OSIS" Kata Joseph yang pada saat itu menjadi saksi mata.

"Oh iya, ada apa dengannya? harusnya dia sudah lulus kan dari sekolah barunya?"

"Aku mendengar pembicaraan dari anak-anak lain, kabarnya dia memiliki koneksi dengan para berandalan dan ada kemungkinan besar dia akan balas dendam padamu" Kata Joseph yang bermaksud mengingatkan.

"Kamu tahu kan kita harus apa untuk sekarang?" Tanya Tius dengan tenang.

"Menghindar dan akan melawan jika memang keadaan memaksa" Jawab temannya tersebut.

"Ya, karena kita sudah berubah, jadi tidak asal memukul, ngomong-ngomong kemana Nibo?" Tanya Tius yang baru sadar jika dia belum melihat temannya tersebut.

"Gak masuk, dia masuk angin gara-gara motoran gak pakai jaket pas sabtu kemarin" Kata Joseph yang rumahnya memang cukup dekat dengan Nibo.

"Bisa sakit juga dia" Kata Tius dengan Nada datar dan membuat Monic tersenyum karena mengira pria tersebut bercanda.

Selagi mereka berbicara di sekolah, Nibo sendiri sedang dikerok oleh ibunya.

"Aduh, pelan-pelan ma ngeroknya, sakit ni" Kata Nibo sambil meraung-raung.

"Udah pelan ini, makanya pakai jaket kalau naik motor, apalagi kalau malam" Kata Ibunya dengan jengkel.

Sementara itu di sekolah seluruh teman-temannya mengikuti berbagai macam kegiatan seperti biasa.

"Di sekolah ini banyak cowok ganteng dan keren, tapi yang paling banyak menjadi bahan pembicaraan saat ini  ya si Tius, Joseph dan Nibo" Kata Bianca yang merupakan orang pertama yang akrab dengan Meilan.

"Paling banyak?" Tanya Meilan yang penasaran.

"Iya, karena masih ada satu cowok lagi yang memiliki kemiripan dengan mereka, tampan, pintar dan susah dikalahkan saat berkelahi, tapi dia memang akan bertindak saat situasi sedang benar-benar genting, tapi sayangnya dia suka menyendiri" Jawabnya dengan cukup detail.

"Namanya?" Tanya Meilan yang semakin penasaran.

Bianca dengan semangat mengatakan hal berikut....

"Benny, anak kelas 12 Bahasa, sebenarnya dia cocok jika berteman dengan ketiga cowok populer itu, tapi memang anaknya suka sendirian, dia suka tiba di sekolah sebelum jam 6 pagi, satpam aja belum ganti giliran,  pas jam istirahat gak tau dia ada dimana, oh iya, kata anak lain yang pernah satu SMP dengannya, si Benny itu dulu berteman dekat dengan Jeslin si cewek berkuncir dua yang aneh itu dan Monic yang merupakan cewek idola di sekolah ini saat mereka masih SMP, tapi selama aku sekolah di sini gak pernah lihat mereka ngobrol bertiga, malah Monic kayak gak peduli sama Jeslin, Jeslin suka berada di halaman belakang dan Benny gak tau sering ada di mana pas jam istirahat"

"Menarik juga ya" Respon Meilan yang menunjukkan rasa penasarannya.

"Iya, kemudian sebelum kami masuk sebagai murid di sekolah ini ada juga cowok-cowok tertentu yang memiliki reputasi sejenis dengan cowok-cowok yang kita omongin tadi, seperti Alex yang sekarang kuliah sekaligus menjadi pemain basket di tim IBL (Indonesian Basketball League) , lalu ada Vinto yang merupakan anak motor, kemudian di tempo dulu ada Pak Revan, guru Bahasa Prancis yang suka pakai masker itu, tapi khusus Pak Revan agak sulit juga mendeskripsikannya, karena info yang didapat tentang dia cukup banyak versinya, saat dia jadi murid di sekolah ini konon murid-murid cewek pada histeris, bahkan banyak guru cewek muda yang sering modus manggil dia ke ruang guru, soal kekuatan fisik kabarnya jika Tius, Joseph dan Nibo diadu soal tenaga sama bapak itu hasilnya mereka bertiga belum tentu sama kuat, tapi info yang paling jelas adalah seluruh geng cowok dari dulu hingga sekarang di sekolah ini pada bubar saat beraksi andai kata bapak itu ada di sekitar mereka, seperti Tius, Joseph dan Nibo saat berkelahi dengan anak berandalan semasa kelas 11, mereka langsung kabur dan anak berandalah yang mencoba menyerang Pak Revan justru K.O kurang dari 15 detik , aku menjadi saksi mata saat itu, kalau kuceritain bisa jadi novel, yang lebih misterius lagi kami sendiri selama sekolah di sini belum pernah melihat wajah pak Revan tanpa masker secara langsung"

Setelah mengatakan hal tersebut bel tanda istirahat berakhir sudah dibunyikan, Bianca dan Meilan kemudian menuju kelasnya dan mereka tidak sadar jika Benny berada di balik tiang yang tidak begitu jauh saat mereka sedang membicarakan dirinya, namun pria tersebut hanya menutup buku bacaannya tanpa peduli dengan apa yang mereka bicarakan walau sebenarnya dia mendengar secara utuh.

Tius yang berada di kelas yang sama dengan Monic pada kelas 12 ini berjalan bersama menuju kelas dan mereka menjadi pusat perhatian para murid.

"Aduh, ternyata gini sensasinya pas eyke lihat cewek Hot jalan sama cowok Cool" Celetuk Tesi alias Teso, yaitu murid laki-laki yang selalu bersikap seperti wanita.

"Ngapain kalian masih di luar, kan udah bel ini" Kata salah satu guru, yaitu Pak Revan yang akhirnya membuat mereka segera masuk kelas.

Mereka tidak lama berada di dalam kelas karena guru-guru akan mengadakan rapat.

"Ayo naik" Kata Tius kepada Jeslin.

"Baik" Kata gadis itu sambil sedikit tertunduk.

Mereka tidak langsung ke rumah, tetapi mampir terlebih dahulu ke rumah makan untuk membeli makanan. Setelah selesai mereka langsung pergi ke rumah Jeslin dan sekitar 10 menit perjalanan mereka sudah tiba.

Tius kemudian langsung pulang setelah Jeslin turun dan mengucapkan terima kasih. Gadis itu kemudian bersiap akan masuk ke rumah, namun tiba-tiba ada pria yang muncul dari samping rumahnya yang memang tidak memiliki pagar.

"Enak ya, diantar pulang dengan motor besar" Kata Benny dari samping rumah Jeslin.

"Dia hanya mengantarku pulang" Kata Jeslin dengan singkat.

"Aku bukan siapa-siapamu, tidak usah memberi penjelasan, aku ke sini hanya untuk mengantar obat ayahmu yang dititipkan ayahku, tapi aku malas memberikan ini saat di sekolah" Katanya sambil menaruh bungkusan plastik di atas teras rumah Jeslin.

"Aku pergi dulu" Katanya sambil berjalan kaki.

Jeslin hanya bisa tertunduk sebentar dan kemudian mengambil bungkusan plastik itu sambil melihat Benny yang terus berjalan.

Bersambung...

The Real Bad BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang