01. Uzai

78 9 2
                                    

"Tiba-tiba saja dia datang dan melawan pria itu. Benar-benar keren" gadis berambut panjang sepunggung itu mengakhiri ceritanya dengan pekikan tertahan sampai-sampai ia menutup mulutnya sangking senangnya.

Gadis didepannya menghembuskan nafas panjang "Yui" panggilnya.

Masih dengan rasa senang yang tertahan gadis bernama Yui itu menjawab "Apa?"

"Jujur saja ceritamu itu membosankan" jujurnya tanpa basa basi.

Yui menatap gadis itu sengit "Hah"

"Jika kau tau percaya tanyakan saja pada Techi. Benarkan Techi?"

Lantas Yui menatap orang yang duduk disampingnya "Uwaa kau? Sejak kapan kau ada disini?" tanya Yui disela kagetnya. Yui pun juga menjaga jarak dari gadis berambut pendek yang mata sebelah kirinya diberi penutup. Dan tak lupa ia bertopang dagu menatap Yui dengan senyum manisnya.

"Sejak senpai bercerita tadi. Ya meskipun aku tidak mendengarkan apa yang senpai katakan" balasannya yang santai dan dengan kondisi yang sama.

Yui lantas menatap Risa "Kenapa kau tidak mengatakan padaku bahwa ada dia disini" Yui mengomeli Risa berapi-api.

"Sebenarnya aku mau kasih tau tapi karena kau begitu asik dengan ceritamu ya begitulah" balas Risa santai.

"Benar sekali Risa-senpai. Mungkin sangking asiknya Koba-senpai menceritakan ku jadi ia tidak sadar orang yang dia ceritakan ada didekatnya" Yui langsung mendelik tak suka. Pede sekali gadis disampingnya ini.

"Untuk apa juga aku membicarakan orang aneh dengan penutup mata seperti bajak laut dari negeri antah berantah" omel Yui yang kekesalannya berada di ubun-ubun. "Satu hal lagi. Jangan panggil aku Koba" tegas Yui.

"Eits jangan salah senpai. Begini gini aku keren loh. Seperti guru Kakashi" ujar Techi membanggakan diri dan tak lupa ia memamerkan senyum pepsodent nya.

"Siapa juga Kakashi. Disini tak ada yang bernama Kakashi" dumel Yui.

"Kakashi itu salah satu karakter anime Naruto" sahut Risa.

"Dasar anime lover" dengus Yui.

Yui membereskan barang-barangnya dan menarik Risa pergi.

"Senpai kau mau kemana?" tanya Techi setengah teriak.

Yui tak menghentikan langkahnya "Kemana pun. Asal tidak ada kau" teriak Yui.

Techi melambaikan tangannya "Baiklah. Nanti akan ku susul" teriak Techi.

"Tidak perlu"

"Aku tidak akan berpaling kok" jawab Techi asal.

"Dasar bodoh" maki Yui begitu mendengar jawaban ngelantur Techi.

"Aku juga mencintaimu senpai" lagi, balasan asal itu terdengar di telinga Yui.

Yui menghentak-hentakkan kakinya sangking kesal. Sedangkan Risa ia tertawa mendengar balasan Techi yang di luar nalar.

"Berhenti menertawakan ku" bentak Yui "Dasar aneh. Kerjaannya selalu saja menggangguku" dumel Yui.

"Seharusnya kau bersyukur ada orang yang mencintaimu sebesar itu Yui" Yui langsung menatap sengit.

"Bersyukur kau bilang. Diganggu oleh orang aneh itu kau bilang aku harus bersyukur. Cih tidak akan pernah" decih Yui. Risa terkekeh kecil. Sahabatnya ini memang anti dengan yang namanya Techi.

"Awas loh. Biasanya benci itu berujung jadi cinta" ujar Risa menakut-nakuti.

"Mau kiamat sekali pun aku gak bakal suka sama si bajak laut aneh itu" geram Yui tertahan.

Risa senyum simpul.

"Kenapa senyum-senyum?" tanya Yui tak santai.

Masih dengan senyum yang terukir di wajahnya, Risa menggeleng "Gak ada. Hanya saja. Aku ingin tau bagaimana akhir kisah mu dengan Techi nantinya" setelah mengatakan itu Risa langsung ngacir.

"RISA!!!!"

Untung saja Risa sudah jauh dari Yui. Jika tidak gendang telinganya akan pecah akibat suara Yui yang menggelegar.

Brak

Yui meletakkan penanya dengan kasar dan menatap tajam gadis didepannya. Siapa lagi kalo bukan Hirate Yurina, gadis yang selalu membuat Yui kesal.

Bukannya kaget Techi masih senantiasa memperhatikan Yui dengan bertopang dagu. Lagi-lagi ia memamerkan senyum yang menyebalkan bagi Yui.

"Bisa gak sehari saja kau tidak mengganggu ku?"

"Senpai sendiri. Bisa gak sehari saja menerima ku?"

Yui semakin kesal "Dengar ya sekalipun hanya kau saja yang ada di dunia ini aku gak bakal nerima kamu. Gak akan pernah"

Techi masih memamerkan senyum manisnya "Maka jawabanku sama aku gak akan pernah berhenti ada di dekat senpai"

"ARGHH"

"Ssstttt"

Karena teriakan frustasi Yui, ia kena tegur oleh orang-orang yang berada di perpustakaan. Yui lantas menatap tajam Techi.

"Ini semua salahmu"

Yui mengemasi barang-barangnya dan pergi. Techi pun tak ingin kalah, ia juga ikut menyusul Yui.

"Senpai kau meninggalkan sesuatu" teriak Techi begitu ia sudah di luar perpustakaan.

Yui berbalik "Apa?"

"Aku tidak mau memberikannya jika jaraknya sejauh ini"

Dengan terpaksa Yui mendekati Techi. Ia menengadahkan tangan.

Techi memasukan tangannya kedalam saku roknya. Lalu ia kembali mengeluarkan tangannya berbentuk hati dan diletakkannya di tangan Yui.

"Ini" ucapnya santai dengan senyum manisnya.

Yui sangat kesal. Diremas-remasnya tangannya seperti ia meremas-remas hati Techi dengan kasa, lalu Yui melempar hati itu ke bawah. Tak sampai disitu. Yui juga menginjak-injak hati itu seperti memperlihatkan bahwa ia tak membutuhkan hati dari seorang Hirate Yurina.

Techi melongo melihat kelakuan Yui.

"Senpai"

"Kau lihat Hirate. Inilah yang kau dapat dariku. Jadi berhenti menggangguku" peringat Yui yang masih menginjak-injak lantai seperti orang kesetanan.

"Camkan itu" Yui menunjuk Techi tepat didepan wajahnya.

Yui menjauhi Techi. Namun ia kembali menghentikan langkahnya karena Techi memanggilnya.

"Senpai"

Yui tidak berbalik.

"Kau tau senpai AKU SEMAKIN MENYUKAI SENPAI" pekik Techi senang.

Yui berbalik "DASAR MENYEBALKAN!!!"

Who are youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang