Bagian 14

111 19 0
                                    


"Mari makan bersama. Aku lapar." Ucap Rosè. "Tapi, ini sudah larut." Balas Jisoo. "Ah, siapa yang peduli hal itu. Jika aku lapar, ya makan saja." Ujarnya. "Ayolah nona Kim,"

Jisoo hanya mengangguk. Ia juga sebenarnya masih agak takut karena pembunuhan yang Rosè lakukan itu. Tapi apa boleh buat ia harus bisa terkesan sebagai rekan yang baik.

"Kerja bagus nona Kim, kau pandai melakukannya." Ucap Rosè saat sampai ditempat makan itu. "Ah, iya terimakasih." Jisoo mengangguk. "Kau pasti takut ya?" Tanya Rosè.

"Haha, um ya semacam itulah." Jisoo tertawa canggung. "Kau mau balas dendam padaku kan?" Ucap Rosè tiba-tiba. "A-apa? Tidak." Jisoo mengelak. "Ya sudah terserah mu. Tapi, aku tetap percaya feeling ku." Balas Rosè menyantap makanannya.

Jisoo hanya semakin takut. Jika Rosè mengetahui hal ini apakah ia akan membunuhnya juga? Tidak. Tapi jelas tertampak dalam wajah Rosè dia baik-baik saja dengan hal itu. Apakah psikopat memiliki rasa simpati? Tidak mereka tidak memilikinya.

Lalu kenapa Rosè tampak baik-baik saja? Apa dia bukan psikopat? Tidak-tidak. Jelas-jelas dia membunuh pria itu tanpa belas kasihan. Apa namanya jika bukan psikopat. Benar kan?

****

"Kasus pembunuhan telah terjadi lagi pada malam hari sekitar pukul 12 malam. Polisi menyatakan pembunuhnya adalah orang yang sama. Diharapkan para warga untuk tetap di berada didalam rumah saat malam hari. Baik berita selanjutnya..,"

Yonggi yang menonton televisi itu melihat ngeri saat mereka menunjukkan mayat seorang pria tersebut. Yonggi tidak menyangka hal seperti itu akan terjadi lagi setelah Rosè tiada.

Yonggi pikir semuanya akan berakhir saat Rosè pergi. Tapi nyatanya Rosè memiliki junior. Kira-kira siapa orang itu yang tega membunuh orang lain? Yonggi merasa ada keanehan di sini.

Mengapa ia terkesan seperti melanjutkan apa yang sudah Rosè kerjakan? Bukankah selama ini Rosè hanya memburu para pria? Ya, gadis itu pasti hanya kesalahan saja. Lalu, kenapa dia juga hanya membunuh pria saja?

Apakah dia menjadikan Rosè sebagai panutannya? Cih, manusia keji seperti dia mana mungkin dijadikan panutan. Ah, itu membuatnya stress. Sudahlah, lagipula dia bukan polisi yang harus menyelidikinya.

"Chaeyoung-ah!" Teriak Yonggi. "Iya! Sebentar! Kau yakin mau menemaniku berbelanja?" Tanya Rosè. "Tentu saja, ayo. Jika kesiangan matahari akan semakin panas." Jawab Yonggi. "Baiklah," Rosè tersenyum.

Jimin dan juga Jungkook sedang berada ditkp sekarang. Jimin semakin yakin bahwa sebenarnya Rosè itu masih hidup. Dia pasti berada di sekeliling nya. Entah apakah yang ia kira Chaeyoung itu memang Chaeyoung atau itu Rosè?

Jimin memikirkan hal itu di pikiran nya. Ia tidak bisa memahami semua hal yang terjadi belakangan ini. Apakah ini hanya kebetulan? Tidak ada kebetulan dalam hidup bukan? Semuanya memang sudah ditakdirkan.

"Halo?" Jimin mengangkat telepon nya. "Jimin-ssi!" Teriak Taehyung dari seberang panggilan. "Taehyung-ah? Ada apa kau menelepon ku?" Tanya Jimin. "Aku ada di bandara. Kau dimana, aku ingin membicarakan sesuatu." Ujarnya.

"Apa? Kau sudah kembali? Kau bilang bulan depan. Kita bertemu di kantor polisi saja. Aku sedang berada di tkp." Jelasnya. "Baiklah, sampai bertemu disana." Taehyung mematikan teleponnya.

"Jungkook-ssi, kau bisa mengurus ini sendiri bukan? Aku ada urusan. Maaf!" Teriak Jimin pergi menaiki mobilnya. "Apakah Rosè benar-benar masih hidup?" Jungkook bergumam tanpa mempedulikan perkataan Jimin tadi.

"Apakah mereka tak memiliki perbedaan satupun? Tidak aku yakin pasti ada." Jungkook memutar otaknya.

Jungkook saja baru mengenal Rosè bagaimana ia tahu yang mana Rosè dan yang mana Chaeyoung saat mereka sama-sama berakting? Ini sangat memusingkan.

Tapi entah kenapa Jungkook yakin bahwa Rosè itu masih hidup. Dan ia akan mencari tahu kebenarannya. Rosè tetap harus dihukum. Walau ia memiliki perasaan untuknya. Ia tetap harus profesional bukan?

"Halo? Apakah benar ini nomor Park Chaeyoung?" Tanya Jungkook di telepon. "Ah, kau Detektif itu ya. Aku hafal suara mu. Iya benar ini aku, apa kau membutuhkan bantuan?" Tanya Rosè.

"Hm, begini. Sebenarnya ini bukan mengenai kasus tapi aku ingin bertanya di rumah sakit manakah kau dan kakak mu lahir?" Tanya Jungkook. "Ah, itu rumah sakit itu sudah tidak beroperasi lagi." Jawab Rosè.

"Ah, begitu ya. Setahu ku kau ini dulu tinggal di panti asuhan, apa itu benar?" Tanya Jungkook lagi. "Iya, kau mau tahu nama panti itu?" Tanya Rosè. "Ahaha, maaf jika ini menganggu mu." Balas Jungkook.

"Aku akan mengirimnya lewat pesan. Aku sedang di pusat perbelanjaan tempatnya semakin ramai. Kau mengerti maksudku bukan?" Ucap Rosè. "Ah iya-iya tentu saja." Balas Jungkook.

Rosè mematikan teleponnya. Jungkook harap ia dapat menemukan petunjuk disana. Mereka tidak mungkin tidak memiliki perbedaan bukan? Rosè sebenarnya tahu mengapa Jungkook menanyakan hal itu.

Yang Rosè inginkan sudah ia dapatkan. Jungkook dan juga Jimin, bahkan Taehyung telah terpancing untuk mengetahui siapakah yang hidup saat ini. Apakah itu Chaeyoung? Atau Rosè? Mungkinkah mereka akan menemukan jawabannya?

"Taehyung-ah!" Teriak Jimin. "Jimin-ssi," Taehyung balik menyapa nya. "Kenapa kau memajukan kepulangan mu? Apa yang ingin kau bicarakan?" Tanya Jimin.

"Kita harus bicara di tempat lain. Ini tentang Rosè." Jawab Taehyung serius. "Rosè?" Jimin tidak mengerti. "Sudahlah, ayo pergi ke tempat lain terlebih dahulu. Aku akan memberi tahu mu." Jelas Taehyung.

Jimin hanya mengangguk. Mereka kemudian memasuki mobil dan beranjak pergi dari kantor polisi. Taehyung harap dugaan nya tidak benar. Atau jika tidak, maka semua akan buruk.

*flashback*

"Halo?" Taehyung mengangkat teleponnya. "Taehyung-ah!" Teriak seseorang dari seberang telepon. Taehyung bangkit dari kursinya. "Rosè?" Taehyung terkejut.

"Kau masih mengingat ku?" Tanya Rosè. "Kau benar-benar Rosè?" Taehyung tidak menyangkanya. "Yang kau pikirkan itu benar. Baik sekarang maupun waktu itu." Rosè menutup telepon nya.

"Tunggu! Rosè!" Taehyung sedikit termenung.

Apa yang Rosè maksud kan itu? Pemikiran apa yang ia katakan benar tersebut? Jangan-jangan, tidak. Tidak mungkin itu benar kan?

"Aku harus memastikan segalanya."

****

"Jadi, apa yang ingin kau katakan?" Tanya Jimin. "Apakah ada sesuatu yang terjadi belakangan ini?" Jawab Taehyung. "Ya, kasus pembunuhan terjadi. Ini sedikit aneh," Ucap Jimin.

"Apakah itu berhubungan dengan Rosè?" Tanya Taehyung. "Sebenarnya aku juga kurang yakin, tapi menurutku ada ke aneh an yang terjadi belakangan ini." Jawab nya.

Jimin menceritakan semua hal yang terjadi pada Taehyung. Hal itu semakin menguatkan dugaannya. Taehyung saat ini benar-benar yakin bahwa Chaeyoung itu adalah Rosè.

Jungkook sampai di panti asuhan itu. Ia menarik napasnya dalam. Ya, ia harus mendapatkan sesuatu dari tempat ini. Yang ia perlukan hanyalah identitas asli mereka.

Ibu panti itu tentu akan mengetahui apa yang berbeda dari mereka bukan? Mereka sudah lama tinggal disana. Jadi tidak mungkin ibu panti itu tidak bisa membedakan keduanya.

"Permisi, apakah kau adalah Nyonya Lee?" Tanya Jungkook. "Benar, apakah kau mencari ku?" Jawab nya. "Ah, benar. Aku ingin menanyakan sesuatu." Ucap Jungkook.

Jungkook beserta ibu panti itu masuk kedalam. Mereka tidak mungkin berbicara di luar bukan? Yah, semoga saja dengan ini semuanya dapat terbongkar.

"Jawab aku! Kau Rosè kan?!"

.
.
.

To be continued.

You Wrong [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang