Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kau tak perlu mengikutiku sampai ke sini, Kai. Aku sudah aman. Jangan berlebihan."
Aku melirik sekilas pada Hara yang sudah kutebak sedang menatapku jengkel. "Kau tanggung jawabku," ujarku datar.
"Terserah kau sajalah."
Samara kembali mengayunkan kakinya cepat, menghentak-hentak keras pada lantai marmer mewah di bawahnya. Aku mau tak mau mengikutinya sampai depan pintu kamarnya yang dia tutup tak kalah keras. Dasar tuan puteri yang angkuh.
Diriku kini beralih ke ruang tengah dan duduk di depan perapian sambil menyandarkan punggung. Sedikit memanjakan diri karena hari ini benar-benar menguras tenagaku cukup banyak. Si puteri dari alpha itu sangat aktif dan lincah. Dia juga pintar, bahkan hampir beberapa kali aku tertipu olehnya agar dia bisa terbebas dariku, tapi untung saja aku selalu lebih pintar satu langkah darinya.
"Kai."
Sontak aku segera berdiri dan menghadapkan badanku pada Alpha Louis dan membungkukkan kepalaku sedikit sebagai tanda penghormatan.
"Duduklah."
Perintahnya sambil mendaratkan pantatnya ke sofa yang bersebrangan denganku. Aku menurutinya, dan mulai menerka akan ada pembicaraan yang cukup serius antara aku dan alpha Louis.
"Kudengar, Samara hari ini berusaha kabur dari penjagaanmu lagi. Apakah dia sudah tahu kalau keadaan sekitar pack tidak aman?" tanyanya sambil menatapku lembut.
Aku mengangguk. "Ya, Alpha. Aku sudah memberi tahunya setiap saat."
"Hmm. Dia pasti keras kepala sekali, ya. Seperti ibunya."
Aku hanya menunduk, tidak berani mengiyakan karena aku masih punya rasa takut untuk tidak mengumbar aib seorang anak di depan ayahnya yang seorang alpha.
"Ah, aku hampir lupa. Kai, kau jelas tahu keadaan wilayahku sekarang bagaimana. Para werewolf dari klan Black Pearl sudah terang-terangan menyatakan perang. Mereka sudah tak ragu lagi untuk menyerang rakyatku bahkan membunuh warrior di wilayahku. Sebelum aku melakukan perlawanan, aku ingin kau membawa Samara pergi dari sini diam-diam."
"Bukankah jika Samara tetap aman jika berada di sini? Maksudku, penjagaan di sini lebih ketat dari pada hanya aku yang menjaganya di luar sana."
"Kau meragukan kekuatanmu sendiri atau kau meragukan keputusanku?"
"Tidak begitu, Alpha. Aku hanya—"
"Aku percaya padamu. Aku mengenalmu sejak kau masih bayi, Kai. Kau lebih hebat daripada ayahmu dulu. Lindungi Samara."