PROLOG

1.5K 183 105
                                    

"Li, Liat deh. ceritanya kayanya seru deh." Liya menoleh kesamping melirik sebuah Novel berwarna pink yang disodorkan oleh temannya itu.

Gadis itu mengagguk pelan, dan kembali memfokuskan matanya mencari benda yang sendari tadi menjadi tujuanya datang kesini.

"Eh, ini juga bagus Li. duh, Gue bingun harus pilih yang mana." Jena menatap kedua buku tebal itu bergantian.

"Pilih yang menurut lo suka aja." ujar Liya.

"Tapi, dua-duanya bagus Li. yang satu ceritanya Badboy dan yang satu Goodboy. Gue nggak bisa pilih salah satunya Li." rengek Jena memeluk kedua Novel itu.

"Yaudah, beli dua-duanya. Ribet amat."

Liya menggelengkan kepalanya pelan, melihat tingkah temannya yang satu ini. Niatnya untuk membeli buku geografi yang disuruh guru di sekolahnya, malah oleng melihat-lihat Novel. dasar Jena.

"Jen, Gue kesana dulu. cari buku Geografi." ujar Liya menatap Jena yang masih sibuk memilih Novel yang di genggamanya.

"Iya." ujar Jena mengangguk.

Liya berjalan pergi meninggalkan  Jena, matanya terus menelusuri tumpukan buku yang ternyata masih bagian Novel. kerana Jena yang mengajak untuk melihat-lihat sebentar Novel disana, dengan menarik paksa lengan Liya.

Namun niat yang hanya 'melihat-lihat' Jena telah hancur, saat mata gadis itu melihat banyaknya Novel yang membuat Gadis itu terjerat ingin membelinya.

Bukan hanya sekali atau dua kali, Jena temannya itu membeli Novel. melainkan sudah Puluhan Novel yang temanya itu beli, dari Sekolah Menengah Pertama Jena sudah gemar membeli Novel.

Bahkan Liya hanya bisa tersenyum kecut saat ia memasuki kamar Jena yang banyak sekali Novel berceceran. di kasur, di meja belajar, di kolong meja, lantainya pun banyak Novel yang sangat berantakan dan lemari khusus tempat Novel Jena pun sudah penuh oleh buku tebal milik Jena.

Mengingat itu semua membuat kepala Liya pusing, masa bodo dengan jena yang gemar mengoleksi buku tebal itu. toh, dia juga terkadang meminjamnya. dengan suka rela Jena meminjamkannya.

Liya juga suka membaca Novel, tapi tidak se'obsesi Jena. yang dengan mudah membelinya, berbeda dengan dirinya yang jika ingin membeli Novel Liya harus menabung terlebih dahulu, menyisakan uang jajannya sehingga terkumpul baru ia akan membelinya.

Tidak heran sih. Jena kan anak satu-satunya, jadi orang tuanya pasti menuruti kemauannya.

Liya meneliti buku-buku yang berada di Rak atas, bibirnya tidak berhenti membaca judul demi judul buku yang gadis itu lihat.

Bukh

Tanpa sengaja Liya menjatuhkan Buku yang ada di atas rak buku. Gadis itu perlahan membungkukan badanya, gunah mengambil Buku tebal berwarna Hitam itu.

Liya perlahan membalikan bukunya, kedua alis Liya mengerut saat tahu yang terjatuh bukan buku pelajaran melainkan sebuah Novel Hitam yang sudah usam dan sudah berdebu.

Novel?

Bukanya jejeran Rak buku yang ia hampiri adalah tentang pelajaran sekolah? lalu mengapa ada Novel di sini.

Liya membersihkan Debu debu yang menempel di Novel, saat mengusap Novel itu entah karena apa jari telunjuknya tergores mengeluarkan darah pekat yang menetes terjatuh di atas Novel itu.

"Shh, Aw. sejak kapan tangan Gue luka?" tanya Liya mengibas-ngibaskan tanganya.

Liya sepontan melepaskan Novel itu sehingga terjatuh ke lantai, menyadari ia ceroboh telah menjatuhkan benda yang bukan miliknya. Liya mengambil kembali Novel tersebut, Namun sebelum tanganya Menyentuh buku tebal itu.

Novel itu perlahan terbuka sendiri hingga sampai halaman terakhir. Liya melebarkan matanya dan menutup Mulutnya tidak percaya dengan apa yang di lihatnya.

Langkahnya perlahan mundur saat Novel di depanya mengeluarkan percikan cahaya yang keluar dari dalam Novel itu.

Belum sempat berfikir, Liya diserang oleh rasa sakit dibagian dadanya. ia tahu Bahwa dirinya tidak punya riwayat sakit apapun, tapi kenapa ia merasakan sakit yang amat menyiksanya.

Liya memukul kepalanya, beberapa kali saat pandanganya perlahan memburam. tubuhnya perlahan terjatuh dengan hidung yang mengeluarkan darah.

"I-ibu..." Liya tidak kuat lagi.

Perlahan matanya terpejam, disertai teriakan Jena yang histeris berlari menghampirinya dengan tangisan penuh kepanikan dan khawatir tersirat di wajahnya.

....

Terimakasih buat yang kalian semua yang mampir bahkan ada yang memberikan Vote dan komentarnya💗.

Terimakasih buat yang kalian semua yang mampir bahkan ada yang memberikan Vote dan komentarnya💗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Publish: 02/09/2021

Become an AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang