Become an Antagonist : 01

927 150 87
                                    

Dingin.

Liya merasakan dingin di sekujur tubuhnya, badanya seperti tertimpa beton yang sangat berat sehingga sulit untuk menggerakan tubuhnya.

Liya merasakan stok oksigehnya mulai habis, yang membuat dirinya sulit bernafas. Kepalanya pun terus berdenyut pusing dengan badan yang menggigil.

Namun ada Seseorang yang ingin menyadarkan ia dari situasi yang sulit untuk kembali. Seseorang itu mencoba menekan dadanya beberapa kali, tapi tidak ada respon yang ia lihat dari Gadis di depannya.

Selain mata yang terus terpejam dan bibir Gadis itu yang sudah memucat, Seseorang itu terus mencoba kembali. ia berdoa semoga keajaiban datang dan menyadarkan Gadis yang sendiri tadi diam tidak bergerak sedikitpun.

Gue, mohon. jangan tinggalin Gue...

Dengan mata yang terpejam Seseorang menekan dada gadis itu dengan sekali tarik nafas yang amat dalam. Dan berhasil, Gadis itu terbatuk-batuk mengeluarkan banyak air di mulutnya.

"Ukhu, ukhu..."

Liya mengerjapkan matanya beberapa kali dari kesadarannya. dengan bibir yang bergetar ia melirik semua orang yang tengah menatapnya dengan ekspresi wajah yang berbeda-beda.

Gadis itu menghirup nafasnya banyak-banyak dengan dada yang naik turun. Seorang Gadis berlari menghampirinya dengan handuk di tangannya, Liya mendongkrak menatap Gadis itu saat Dia melilitkan handuknya ke tubuh Liya.

"Lo, enggak papa kan?" tanya Gadis itu hawatir.

"Gue, dimana?" bukannya menjawab pertanyaan dari Gadis itu, Liya malah berbalik bertanya.

Dan, kenapa Gue ada di sini? Lanjutnya dalam hati.

"Lo, bisa Enggak sih. Jangan ganggu Anara lagi. Lo tau enggak? Dia hampir aja Mati gara-gara Lo!!" Liya melirik Pemuda di depannya yang tengah mendekap seorang Gadis yang menggigil sama sepertinya.

Pemuda itu menatap Liya tajam, giginya menggretak menahan amarah yang sendari tadi ingin dia keluarkan.

Liya mengerutkan dahinya bingung, apa maksudnya? sungguh ia tidak tahu dengan apa yang terjadi saat ini.

"G-gue, Enggak ngerti maksud Lo apa." jujur Liya saat Pemuda itu berkata dengan nada kesal dan juga emosi kepadanya.

"Ga, udah. Misel pasti Enggak sengaja." bela Seorang Pemuda di samping Liya.

"Cih, mau sampe kapan sih Lo, Sa. Belain Cewe yang jelas-jelas enggak punya hati ke Dia!! ...." tunjuk Pemuda itu kepada Liya.

"... Dan, Lo!! Lo pasti tahu kalo Anara Enggak bisa Berenang, dan dengan sengaja Lo dorong dia sampai dia Tenggelam!!" ujar Pemuda itu dengan wajah yang memerah memendam amarahnya.

Hah? K-kolam Renang? Tenggelam? S-sejak, kapan?

Liya memegang kepalanya, mengapa ia tidak bisa mengingat apa yang terjadi kepada dirinya? dan siapa Pemuda itu? Liya tidak mengenal Pemuda itu.

Become an AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang