Become an Antagonist : 04

941 113 24
                                    

Tuk

"Gue mau ngomong sama Lo."

Misel mendongkakan kepalanya keatas menatap siapa yang mengetuk mejanya, Rangga melirik Misel sebentar lalu melanggkah pergi keluar kelas.

Misel mengerutkan dahinya bingung, tadi pemuda itu berbicara padanya? Tasha yang melihat kebingungan dari Misel di depannya menepuk bahu gadis itu pelan.

"Itu, si Rangga mau ngomong sama Lo." ujar Tasha pada Misel.

"Terus?" tanya malas Misel.

Tasha menepuk kepalanya, semenjak kejadian di kolam renang kenapa sahabatnya ini berubah menjadi lemot seperti ini sih.

"Ya lo susul Miselliya." ujar Tasha menjelaskan.

Misel menoleh melihat pintu, lalu kembali menatap Tasha.

"Harus banget?" tanya Misel lagi.

"Iyalah, pake nanya lagi!" Tasha memutar matanya jengah.

Misel terdiam sesaat, lalu ia berdiri melankah pergi dengan sorakan dari sahabatnya, dan kejadian itupun tidak luput dari pandangan Sarka.

"Cemangat!!" ujar mereka kompak.

Misel mengikuti Rangga dari belakng, sebenarnya apa yang ingin di bicarakan pemuda itu kepadanya.

Tentu Misel ingat jika pemuda di depanya adalah pemuda waktu itu yang memarahinya saat di kolam renang, Misel jadi malas mengingat kejadian waktu itu.

Kini keduanya telah sampai di belakang sekolah yang tampak sepi, dan hanya ada pepohonan yang besar dan tinggi.

Misel menatap malas pemuda dihadapnya yang terlihat so dingin itu. meskipun wajahnya tampan tapi Misel tidak suka dengan sikapnya, dingin dan kasar.

"Mau ngomong apa?" tanya Misel tanpa basa basi.

"Cih, enggak usah pura-pura enggak tau Lo. Lo, kan yang neror Anara?!...

".....Sebenarnya enggak Gue tannya pun pasti itu Lo Misel." tuduh Rangga menatap Misel dingin.

"Tunggu. Gue, neror Anara? kapan?" tanya Misel bingung.

Bukankah, Misel di dalam rumah selama seminggu. itupun ia dan Anara tidak boleh keluar rumah. dan bagaimana bisa Misel meneror Anara?

"Gue bilang enggak usah pura-pura!!" bentak Rangga mengepalkan tanganya.

"Tapi Gue enggak Neror dia! mana mungkin Gue Neror dia yang jelas-jelas adik tiri Gue!!" balas Misel tida mau kalah.

"Ha, Adik tiri? sejak kapan? sejak kapan lo anggep dia adik Ha?!!" Misel mengepalkan tanganya.

Memang Anara adik tirinya bukan? karena Fina yang mengatakanya kepada dirinya. dan Misel menganggap Anara adiknya, meskipun ia dan Anara bukan saudara kandung.

"Kakak macam apa, yang selalu membuat adiknya Sengsara? Kakak macam apa yang senang melihat adiknya Menderita? dan, Kakak macam apa yang tega meninggalkanya disaat dia membutuhkan sosok seorang Kakak?!" teriak Rangga mencengkram bahu Misel kuat, sehingga membuat gadis itu meringis menahan sakit.

"Kakak Macam Apa Hah?!!"

Misel memejamkan matanya, saat cengkraman di bahunya lebih kuat dari sebelumya. Misel meremas ujung roknya, menahan air mata yang entah  kenapa ingin keluar.

"Lo denger baik-baik ya Misel, sekali lagi Lo ganggu Dia. Gue enggak akan tinggal diam, Ngerti Lo." bisik Rangga dengan suara yang terdengar mengancam.

Setelah mengatakannya Pemuda itu pergi meninggalkan Misel yang sudah terjatuh dilantai dengan bibir yang bergetar dan pandangan kosong kebawah.

Kenapa hidupnya sangat rumut sekali? bahkan Misel rasa ia tidak mendapatkan kebahagian saat pertama kali gadis itu membuka matanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Become an AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang