Become an Antagonist : 03

768 108 28
                                    

Misel dan Anara keluar dari mobil berwarna hitam milik keluarganya, matanya menatap gedung yang menjulang tinggi berwarna coklat tua di hadapannya.

Ia melangkahkan kakinya perlahan kedepan menatap lebih insten gedung yang ternyata sekolahnya itu, Misel tidak menyangka sekolahnya akan sebesar ini.

Sangat besar untuk ukuran sekolah pada umumnya, pasti mahal kalo mau masuk kesekolahan ini.

Misel menelan dalam dalam slavinanya, hampir saja dirinya terbatuk tidak percaya melihatnya.

"Anara, kelas Gue diman-na...."

Misel menoleh kesamping, matannya menyipit saat tidak melihat keberadaan Anara di sampingnya. kemana gadis itu? kenapa dia meninggalkannya sendiri.

"Anara? Anara? lo dimana?" Misel memutar tubuhnya mencari keberadaan adik tirinya itu, tapi nihil ia tidak menemukannya.

Misel berjalan sesuai instingnya, tidak lupa ia berdecak sebal saat tahu Anara meninggalkannya sendiri di depan gerbang.

Banyak siswa-siswi yang menatap kepadanya, membuat Misel merasa risih. apa lagi ada yang terang-terangan membicarakannya.

"Itu, Kak Misel kan? kok beda banget."

"Iya, Eh-eh apa bener berita yang katannya dia hilang ingatan itu?"

"Iyah, gue juga kurang tau."

"Setelah kejadian di kolam renang Kak Misel sama si Anara enggak masuk sekolah selama seminggu, mungkin karena itu."

"Oh ya? jadi bener dong kalo Kak Misel hilang ingatan."

"Iya mungkin aja itu ajab buat dia, karena dia sering bully murid-murid di sekolah."

"Bener, bener banget!"

"Pasti itu hukuman buat dia, biar dia tobat."

"Tapi Gue enggak yakin kalo dia bener-bener hilang ingatan."

"Iya, Gue juga masih enggak percaya. bisa aja kalo Kak Misel pura-pura hilang ingatan supaya bisa deket sama Kak Rangga."

"Iya, Gue setuju sama lo!"

Misel menghentikan langkahnya, apa maksud dari mereka semua yang membicarakan tentang dirinya.

Dengan perasaan dongkol ia membalikkan badannya menatap tajam kelima siswi itu, namun terlambat saat ia melihat ketiga gadis yang sudah melabrak kelima siswi itu.

"Ekhm, ngapain kalian kumpul kumpul. Lagi gosipin apa? coba ulangin, Gue enggak denger kalian ngomong apa." Clara menyelipkan rambut pirang nya dan memajukan kepalanya di depan kelima siswi itu.

Seketika kelima siswi itu terdiam tidak bersuara sedikitpun, mereka tidak tahu sejak kapan jika ada seniornya di samping mereka.

Dengan bibir yang sedikit bergetar, salah satu dari kelima siswi itu berkata.

"K-ki-kita, enggak lagi Ng-ngomongin ap-apa apa kok, Kak." Mereka menundukkan kepalanya takut.

"Lo pikir, Gue budek?! Punya nyali berapa lo ngomongin Misel di depan sahabatnya?" tanya Monika menatap kelimanya dengan kedua tangan yang di lipat di dada.

"Kalo di tanya itu jawab!!" bentak Tasha kepada kelimanya yang diam dengan tubuh bergetar.

Misel mengedipkan matanya beberapa kali melihat kelima siswi itu yang terdiam kutu saat berhadapan dengan ketiga gadis itu.

Buset!

Kejadian itu pun membuat banyak murid melihatnya, mereka sangat merasa kasihan kepada kelima siswi itu yang sudah memancing amarah dari Senior yang terkenal di sepenjuru sekolah dengan kuasa yang dimilikinya.

Become an AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang