Senin itu, hari pertama Minho masuk kembali ke sekolah setelah tiga minggu dia harus istirahat total.
Minho bersikeras ingin sekolah dengan keadaan kaki dan tangan kirinya masih memakai gips. Dia bilang tidak ingin ketinggalan pelajaran karena dia juga berada di kelas akhir.
"Pelan-pelan, taro kaki gue ke atas meja."
"Iya, tuan muda..."
Lelaki tampan yang menjadi sahabat Minho itu menuruti perintah Minho, walaupun dengan wajah malasnya. Minho menyenderkan kepalanya ke sofa tempatnya duduk, lalu dia memejamkan matanya mencoba untuk tertidur.
"Sekarang apa lagi? Lo mau nyuruh gue apa lagi, kak?"
"Lo gak ikhlas bantuin gue?"
"Gak gitu! Ah anjir, kak Changbin mana sih, babu utama lo tuh kan dia, bukan gue."
"Udah gak usah banyak bacot, Jin. Turutin aja daripada lo disumpel tisu."
Lelaki satunya yang sedari tadi hanya diam sambil memainkan gitarnya pun ikut bersuara.
Hyunjin, lelaki yang sedari tadi mengomel itu, memberi gestur memohon ampun pada Minho. Apalagi Minho membuka matanya kembali dan memberikan tatapan mengerikan padanya.
"Iya juga sih, lagian Changbin kemana ya, dia bilang ke toilet tapi kenapa lama banget?"
"Tuh kan! Gue telepon aja deh, takut kak Changbin kenapa-kenapa."
Hyunjin mengeluarkan ponselnya, ingin menelepon Changbin yang tak kunjung datang.
"Tumben peduli sama Changbin, biasanya juga gelut."
"Bukan gitu, kalau dia kenapa-kenapa, bisa keterusan gue yang jadi babu kak Minho."
Bangchan, lelaki yang memainkan gitar, tertawa terbahak mendengar ucapan Hyunjin.
"Kak Changbin, lo diman- Anjing! Baju lo kenapa kotor begitu?!"
Sambungan telepon Hyunjin tersambung. Tapi sebelum ada jawaban, pintu markas mereka terbuka -sebenarnya ini ruang musik yang mereka sebut markas-. Dan Changbin masuk dengan baju seragamnya yanh kotor terkena tanah.
"Bin, lo abis ngapain?"
Minho disana mendengar kericuhan yang dibuat teman-temannya, tapi dia tidak mau ambil pusing. Minho tetap memejamkan matanya berusaha untuk tertidur ditengah kebisingan itu.
"Minho tidur?"
Bukan menjawab pertanyaan Bangchan, Changbin malah balik bertanya.
"Kayanya sih iya tidur."
"Hhh... gue abis bantuin Jisung."
"Lah? Ngapain?"
"Jisung di bully lagi. Tadi gue liat dia dilemparin tanah gitu sama geng nya Lia. Terus gue halangin deh, eh malah gue yang kena."
"Duh gue pengen ketawa."
"Iya, ketawain aja gue, Jin... Silakan..."
Hyunjin menutup mulutnya menahan tawa, bukan apa-apa, dia hanya takut suara tawanya akan membangunkan Minho yang sedang tertidur. Dia juga yang nantinya kena marah.
"Lo sih sok jadi pahlawan."
"Bukan sok jadi pahlawan, Chan. Ya gue nolongin orang apa salahnya coba? Lagian yang dilakuin geng nya Lia itu salah kan?"
"Lagian si Jisung itu kan cowok ya, masa dia kalah mulu sama cewek, lembek banget."
"Ya beda kasus lah kalau ceweknya main keroyokan, Jin."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ending
FanficMinho tidak pernah menyangka akhir kisahnya dengan Jisung akan seperti ini. Stray Kids. Lee Minho. Han Jisung. MinSung. BxB Warning ⚠️ ANGST. BULLYING. SAD ENDING.