their circle

861 63 7
                                    

sedari tadi mark terus mengutak-atik handphonenya dengan kepala yang bersandar pada sofa yang ada di rooftop, bisa dibilang tempat itu adalah tempat tersembunyi yang dibuat sendiri oleh anak dream untuk membolos.

sejujurnya bahu dia terasa pegal karna yiren yang tertidur pulas sehabis menangis tadi, alasannya mark tidak tega jika posisi tidurnya yiren yang sebelumnya terlihat tak nyaman. maka dari itu ia merelakan bahunya untuk disandari.

ya walaupun berakhir pegal-pegal begini, tapi tak apa asalkan yiren tertidur dengan posisi yang nyaman.

menghela napas panjang, mark mengantongi handphonenya lalu bergerak pelan menepuk pipi yiren, guna membangunkannya karna sekarang sudah jam-nya istirahat.

"ren, bangun yuk, kita ke kantin."

"mhh.." yiren melenguh khas orang bangun tidur, ia mengucek matanya perlahan kemudian membenarkan posisinya dari bersandar kepada mark.

nyawa yiren belum terkumpul semua, dia mengamati sekitarnya kemudian tersadar akan satu hal, ia menengok kesamping dan mendapati mark yang sedang menatapnya.

"e-eh gue ... ketiduran ya?"

bodoh. kenapa nanya begitu?

mark tersenyum tipis dan mengangguk. "iyaa, tadinya mau gue bangunin buat benerin posisi lo tidur tapi gue gak tega– makanya gue pinjemin bahu gue buat jadi sandaran kepala lo."

sontak yiren terkejut oleh kalimat mark diakhir.

"s-serius? berapa lama gue tidur di bahu lo?"

"dari jam pelajaran pertama sampe bel istirahat." jawabnya santai.

"astagah, mark sorry bangett ya, aduh pasti bahu lo pegel,"

"gakpapa–"

"sini-sini gue pijitin biar rada enakan."

belum sempat dipijitin, mark langsung menahan tangan yiren.

"gak usah, lagian juga bentar lagi hilang pegelnya."

"kok? mark itu gue tidur lama banget lho.."

"hm?" mark menaikkan kedua alisnya.

"gak mungkin kalo bentar lagi bakal hilang rasa pegelnya."

"sstt.. udah ya gak usah dibahas lagi, gue beneran gakpapa kok," mark menjeda sebentar. "mendingan sekarang kita ke kantin buat ngisi perut lo, kasian kosong tuh makanya cacing di perut lo pada demo." mark terkekeh pelan.

ucapan mark sukses membuat pipi yiren memerah nahan malu, sengaja dia menundukkan kepalanya agar mark gak melihat keadaan dia sekarang.

dengan gugup yiren menarik tangannya dari genggaman mark tadi yang menahan tangan dia. "emm.. yaudah a-ayo ke k-kantin."

mark tau bahwa yiren sedang menyembunyikan wajahnya yang memerah, maka dari itu dia menahan tawa dan kegemasannya mati-matian. andai saja jika yiren ini bukan pacar– ah ralat tunangan sahabatnya itu, pasti sekarang mark sudah menghujani-nya dengan banyak ciuman di wajah yiren– eh?

"haha ayo turun."

sebelum benar-benar pergi dari sana, mark merapikan tempat itu. jujur, yiren kalo sedang tidur dalam keadaan perut kosong membuatnya bergerak rusuh walaupun terlihat pulas. setelah selesai membereskan semuanya, mark meraih tangan yiren lalu menggandengnya pergi dari rooftop. sedangkan yiren-nya sendiri hanya diam, bingung harus berbuat apa, menolak pun juga gak enak.


•••••


"lo duduk bareng anak-anak ya." ucap mark setelah mereka tiba di kantin.

et caelum | jaemin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang