BAB 2

160 21 0
                                    


Hari itu hari dimana workshop tentang project duet cover kita berlangsung, aku sedikit terlambat karena terjebak macet dan buru buru masuk keruangan karena tidak enak hati dengan yang lain sudah menunggu.

Membuka pintu ruangan dengan tergesa dan ternyata baru ada nuca didalam, dengan canggung aku masuk dan memberanikan diri memulai pembicaraan

"hai nuc, sendiri aja, yang lain kemana? Aku kira udah terlambat"

"oh hai kak lin, santai aja, kak hyma dan kak dicky katanya juga masih kejebak macet kok" nuca menjawab dengan sedikit senyuman yang bagiku itu terkesan memabukan

Oh tidak ada apa dengan pikiranku, bisa bisanya aku memuji manusia es didepanku ini, dengan cepat aku singkir kan pikiran itu. Duduk berdua dalam ruangan yang diselimuti keheningan cukup lama tiba tiba nuca bersuara

"kak lin, aku mau Tanya boleh?" suaranya terasa lembut tapi begitu mengetarkan

" ya nuc, Tanya aja, tumben"

"kenapa kakak mau ambil project ini? Gimana kalau aku ngak sesuai harapan, gimana kalau aku malah bikin karir kakak jadi jelek? Apa kakak nggak takut?"

Aku sedikit tak percaya untuk pertama kali aku mendengar manusia yang terkenal irit bicara ini mau dengan suka rela berbicara lebih dari dua kata. Cepat cepat aku coba menelaah pertanyaanya, aku bisa lihat dari raut wajah dan tatapan matanya ada banyak keraguan dan ketakutan didalamnya. Sebenarnya aku juga ingin sekali mengatakan bahwa aku pun sama takut dan tida percaya dirinya seperti dia tapi aku tidak boleh egois, aku rasa saat ini aku perlu membangkitkan kepercayaan dan semangatnya, bukankah dua orang yang ingin mencapai tujuan yang sama harus saling melengkapi dan menguatkan?

Menarik nafas dalam dalam kuberanikan diri menjawab pertanyaan nuca dengan penuh kehati hatian takut melukai perasaanya.

"nuc, aku yakin kamu bisa, kita bisa. Bohong kalau aku ngak ada keraguan dan ketakutan juga tapi kalau kita nggak coba gimana kalau seandainya ini adalah jalan dari Tuhan untuk kita jadi lebih tinggi? Kita coba dulu ya, kita belajar sama sama. Aku yakin kita bisa asalkan kita mau usaha sama sama"

Kita terdiam dan mencoba memperbaiki perasaan masing masing dan tidak lama semua sudah berkumpul diruangan dan meeting berlangsung. Hari itu diputuskan untuk test ombak kita diberi materi lagu "Amin Paling Serius" yang sudah dipopulerkan oleh Nadin Amizah untuk di post di IG TV dan lagu "Bimbang" yang terakhir adalah "Akan Kulakukan Semua Untukmu" untuk cover di Channel Youtube masing-masing.

Aku dan nuca memutuskan untuk berjuang bersama sama, kita jadi lebih sering berkomunikasi dan bertemu untuk membangun chemistry. Tanpa disadari sejak itu kita jadi lebih tau satu sama lain, saling memahami, hari ini kita telah menyelesaikan Amin Paling Serius dan mempostingnya di instagram. Tidak perlu waktu lama sepertinya Tuhan mendengar usaha dari umatnya, respon dari para fans dan warganet begitu positif .

"kak lin, aku nggak nyangka responnya sepositif ini" kata nuca yang sedang melihat komentar para fans di postingan mereka

"baguslah nuc, usaha kita ada hasilnya, ,makannya kamu harus semangat terus jangan gampang nyerah ya, o iya aku boleh minta satu hal?"

"apa kak?"

"jangan panggil kak, lini aja, ngak enak didengernya tau" kataku sambil memanyunkan bibir dan bersedekap tangan didepannya

Nuca tertawa gemas melihat itu "kan kakak lebih tua tapi"

"dikit doang kita bedannya ih, lin aja kalau enggak nanti aku ngambek sama kamu hih"

"iya deh aku coba ya lin" nuca tersenyum mengatakannya dan mengacak gemas rambutku, ini benar-benar membuat perasaanku tidak karuan. Perlakuan manis dari seorang Raja Giannuca yang tidak pernah kusangka. 

Nuca dan kakaknya axel sedang bermain dirumahku yang kebetulan dekat dengan rumahnya, kita sering menghabiskan waktu untuk berkumpul dengan teman teman lainnya, yang tersering sih kesya levronka, kak ola, kak Richard dan Samuel.

Banyak hari yang sudah kita lalui bersama banyak perubahan yang begitu terasa dari nuca, sikapnya yang peduli, perhatian perhatian kecil dan dia yang mulai komunikatif itu pun dirasakan teman teman yang lainnya.

Sore itu aku, nuca, kak ola,kak Richard, axel dan keisya memutuskan untuk sedikit merefresh diri ke puncak bogor untuk mencari suasana segar sejenak. Kita singgah di warpat yang cukup popular disana. Yang lain sedang asik berfoto foto ria, aku dan nuca duduk sambil menikmati pemandangan sore yang indah. Aku tidak menyadari sejak kapan nuca memperhatikanku dan tiba tiba mengengam tanganku dan memulai percakapan

"lin, terimakasih banyak ya" katanya sambil mengengam dan menatapku

Aku melihatnya dengan bingung "terimakasih? Tapi buat apa? Aku kan nggak ngapa ngapain nuc"

"terimakasih kamu udah ngerubah aku dan hidupku"

"hah aku ngerubah kamu ? aku ngasih kamu dampak buruk ya pasti nuc ?" aku dengan jawaban bodohku yang malah membuat nuca tertawa gemas

"kamu ini calon dokter tapi kenapa otak setengahnya suka kumat sih lin" nuca mengejekku

"heh, aku serius nuca"

"ya enggak lah lin, terimakasih karena kamu udah bikin aku jadi orang yang lebih bisa bersosialisasi, komunikatif lebih peka. Mungkin kamu ngak sadar dan aku juga nggak pernah ngasih tau kamu sebelumnya. Tapi semenjak kita bareng bareng aku jadi tau aku harus memulai dalam beberapa hal, dan kamu udah kasih warna di hari hariku yang dulu Cuma ada warna hitam dan putih" nuca mengatakan ini dengan nada yang cukup serius tapi terkesan ada kelembutan dan ketulusan didalamnya.

"nuc, aku nggak tau aku udah berbuat apa buat kamu sampai bisa jadi kaya sekarang, yang aku tau aku selalu yakin kamu bisa jadi lebih baik karena usahamu dan aku selalu bangga sama kamu"

"makasih lin makasih banyak, semoga kita bisa terus sama sama, jangan pernah capek ngadepin aku, laki-laki yang banyak kurangnya ini"

"aku tau yang bisa dampingin kamu adalah orang yang punya sabar yang luas, dan aku masih belajar buat jadi orang itu"

Jawaban sederhana dariku yang tanpa bisa aku kendalikan lolos begitu saja dari mulutku, nyatanya membuat perasaanku sendiri tidak karuan dan semakin tidak mengerti dengan yang aku rasakan, getaran getaran setiap bersamanya ini apa mungkin aku jatuh cinta, tapi bagaimana jika dia tidak? Aku mungkin belum siap dengan itu.

Tiba tiba nuca menarikku dalam pelukannya, awalnya aku terkejut selanjutnya aku berusaha mentralkan degup jantungku yang mendadak seperti laju roller coaster ini, hangat dan menenangkan berada disini, aku ingin mengadu kepada Tuhan, "Tuhan bolehkan hentikan waktu didetik ini? Aku tidak akan pernah rela jika ada nyawa lain yang merasakannya juga"

"ekhem, kayanya banyak nyamuk ya kei disini"

"iya kak, kayanya ada yang lupa ada kita , dunia serasa milik berdua ni hahaha"

Guyonan kak ola dan keisya membuyarkan pelukan kita dan serasa canggung

"heh apaan sih kei awas kamu" aku mengjar keisya untuk mencubitnya, aku dan keisya memang selalu seperti tom and jerry 

MUNGKINKAH KITA?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang