Desa Mati || Straykids [√]

∅∅ [PROLOG]

“Kita sampai...”

•

Mereka tak tahu tempat yang dimaksud oleh Minho akan melewati hutan. Di liburan kali ini mungkin adalah liburan terburuk dari sekian banyaknya tempat yang pernah mereka kunjungi di akhir tahun.

Ketika diskusi, Minho mengatakan jika ia akan mengajak yang lainnya menginap di sebuah Villa yang ada di dekat rumah Neneknya.

Sungguh, mereka tidak pernah menyangka rumah Neneknya Minho berada di tengah hutan seperti ini.

“Woy, bau teh botol.”

“Bau melati goblok!”

“Shhtt! Jangan berisik! Ada yang ngeliatin kita!”

Mereka hampir saja tersesat di tengah hutan dengan kondisi kendaraan yang tidak bisa berfungsi secara tiba-tiba. Kalau saja bocah itu tidak datang, mungkin mereka akan terjebak di sana sampai hari esok berganti.

•

Kedatangan bocah itu menghadirkan keberuntungan sekaligus membawa sial. Ia juga seringkali merepotkan mereka semua dengan terus meminta tolong dibawa ke tempat tinggalnya, namun ia sendiri tidak tahu tempat tinggalnya dimana.

Dengan mudahnya mereka membantu bocah itu.

Tidak tahu saja mereka kalau bocah itu sebenarnya bukanlah manusia.

•

“Minho, nyalain radio dong, hening banget dah.”

“Radionya ngebosenin. Kalo malem adanya cuman berita.”

“Gapapa udah nyalain aja.”

Pip!

“Ditemukan sebuah mayat bocah SMP dengan kepala yang terpisah dari tubuhnya. Tidak diketahui namanya. Diduga sang korban telah melakukan percobaan bunuh diri dengan sebuah tali untuk menggantung dirinya di dahan pohon. Kini mayatnya telah diamankan, dan para polisi masih mencari identitas serta orang tua korban karena lokasi bunuh diri jauh dari perumahan. Sesuai penelitian, mayat itu adalah mayat ke-86 yang telah ditemukan di Desa Mati.”

•

Bocah itu selalu melihat ke arah Minho. Entahlah, tatapannya kosong, namun terkesan menyeramkan bagi mereka yang melihatnya.

“Nama lu siapa?”

“Jeongin.”

“Umur?”

“15 tahun.”

“Buset, lu masih kecil anjay, ngapa bisa di tengah hutan begini?”

“Aku udah mati, Kak.”

•

Mala petaka terus menimpa mereka selama di perjalanan menuju tempat penginapan.

Akankah ini menjadi liburan terakhir bagi mereka?