1∅

183 51 0
                                    

"Wow, tembus." Jeongin tertawa senang ketika pisau itu jatuh setelah menembus tubuhnya.

Amarah Minho memuncak sekarang. Ia mengepalkan tangannya kuat-kuat, menahan diri untuk tidak menjadikan temannya sebagai pelampiasan karena Jeongin sama sekali tidak bisa dibunuh.

Jeongin sudah mati.

Dan yang mereka lihat sekarang adalah arwahnya.

"Lo udah ngerusak rencana gue tau gak?! Seharusnya lo udah mati! Kenapa lo bisa hidup lagi?!"

Nada suaranya tampak berbeda. Minho yang ada di hadapan mereka kini seperti orang asing yang nyatanya adalah sisi lain dari seorang Lee Minho.

Sementara itu, yang lainnya mematung di tempat dengan posisi mengelilingi Jeongin dan Minho. Mereka terlalu terkejut saat Minho hendak menusuk Jeongin, dengan cepat Bangchan menyuruh mereka untuk menjauh.

"Maksud lo apa, Minho?" Tanya Jisung tak paham dengan apa yang menjadi bahan tontonannya sekarang.

Hening cukup lama. Jeongin dan Minho saling bertatapan, menahan emosi satu sama lain karena keduanya tidak bisa melakukan apa-apa.

Ingin melawan nanti malah nembus.

"Dia mau jadiin kalian korban selanjutnya. Dan aku, Lee Jeongin, Adik kandungnya Kak Minho yang baru dibunuh seminggu yang lalu." Ujar Jeongin tanpa melirik mereka, matanya masih menatap Minho tajam.

Kini tidak ada lagi senyuman lebar di wajahnya. Aura aneh mereka rasakan, apalagi setelah tahu bahwa Jeongin bukanlah manusia.

Bahkan Jisung sendiri hampir pingsan, tapi tidak jadi karena kalau dia pingsan dia tidak bisa menyaksikan momen hantu dan manusia yang sedang bertatap-tatapan secara live.

"Kita gak punya orang tua. Aku tinggal berdua sama Kak Minho di rumah, tapi semenjak Kak Minho ngekos aku jadi tinggal sendirian. Aku dibunuh karena aku selalu ganggu Kak Minho. Aku suka nyuruh dia buat berhenti. Dia gak tahan sama aku waktu aku pengen laporin dia ke polisi, makanya Kak Minho langsung seret aku ke tempat ini dan dibunuh secara paksa." Lanjut Jeongin.

Melihat mata dan wajah yang semakin memerah, alis bertaut tak suka, rahang yang mengeras, dan kepalan yang semakin kuat, Jeongin pun tersenyum tipis pada Minho.

Dia baru marah, sebentar lagi dia bakal minta tolong ke siapapun yang ada di sini.

"Semua korban-korban Kak Minho itu dibunuh pake cara yang sama. Yaitu digantung di pohon. Dia juga punya alat-alat yang bisa bikin sidik jarinya gak keliatan, sampai-sampai semua mayat yang ditemukan di sini dianggap korban bunuh diri."

Seungmin yang mendengar itu langsung merubah posisinya menjadi jongkok. Akhirnya beberapa pertanyaan di kepalanya telah terjawab saat ini juga, dengan kejadian yang sama sekali tidak pernah diduga sebelumnya.

Ini.. keren.

Rasa seperti di dalam film.

"Rumah Nenek yang dimaksud Kak Minho itu adalah rumah yang sengaja dijadiin tempat persembunyian Kak Minho selama ini. Kak Minho bakal bawa target-targetnya ke sini untuk dibunuh. Dia bakal ngelakuin ini seminggu sekali, entah berapa banyak target yang dia bawa. Semua mayat yang ada di sini itu korban pembunuhannya Kak Minho. Termasuk aku."

Hyunjin berdecih kecil. "Pantes, gak mungkin Neneknya Minho tinggal di tempat kayak gini. Tiap hari sarapannya jumpscare kali." Bisiknya pada Changbin yang ada di sebelahnya.

Ingin sekali Changbin memukul Hyunjin dengan sandal gunungnya. Tapi kasihan.

"Kak Minho bakal menghapus semua jejak di sini supaya dia aman. Kak Minho itu punya akal yang pintar, tapi gak sehat, dan otaknya sama sekali gak digunain untuk hal-hal yang bermanfaat. Kak Minho udah gila."

Desa Mati || Straykids [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang