Roseanne Park, walau dibilang tua di tempatnya bekerja tapi siapa sangka dia terbilang pengecut dalam soal berminum.
27 tahun hidup di lingkungan yang tak sedikit tempat karaoke dan tempat hiburan gelap itu tak membuatnya menjadi wanita peminum yang handal layaknya teman-temannya. Bukan ingin dibilang suci atau sedang sakit parah, tapi kenyataannya dia memang payah dalam hal itu.
Hampir 3 tahun dia bekerja di perkantoran yang lumayan terkenal di kotanya, dan tentunya hidupnya bahagia-bahagia saja karena bekerja di sana sudah membuatnya tercukupi. Hanya saja ada satu hal yang tak bisa membuatnya bahagia satu hari dalam ssbulan bekerja di sana.
"CHEERS!"
Suara dentingan gelas dengan beer yang menciprat kemana-mana.
Uh, Rose paling benci hal itu. Dimana tangannya basah karena beer dan berakhir dirinya meminum segelas beer itu secara paksa.
Ya, sudah kita singgung di awal bahwa Rose tak bisa meminum beer walau hanya 1 gelas saja. Lemah memang.
"Saya udah nggak kuat." Ujarnya setelah menaruh gelasnya yang ternyata sudah habis itu dengan kasar.
"Wah gila, best staff kita yang satu ini bilangnya nggak kuat tapi udah habis dua gelas aja."
Rose membenci pesta perayaan best staff of the month.
Yang paling dia benci yaitu kenyataan dimana dirinya yang menjadi best staff bulan ini.
Dan saat ini dia dan teman-teman kantornya sedang merayakan tradisi turun temurun di kantornya itu. Rose membencinya. Tapi apa boleh buat, semua karena paksaan dan rasa 'ngga enakan' yang selalu ada dibenaknya ketika ingin menolak ajakan teman-teman kantornya.
"Lagi! Lagi! Lagi!"
Lagi matamu. Umpatnya dalam hati namun yang ada malah tangannya terulur meminta teman di sebelahnya itu untuk mengisi gelasnya kembali.
"GUYS BU ROSEANNE UDAH GILA, MANTAP BENER."
"HAHAHHHA."
Rose sudah kehilangan kesadarannya, tawa dan sorakan yang diserukan untuknya itu sudah bagaikan perintah untuk melanjutkan meneguk minuman itu lagi dan lagi.
"YOK BANTU BU ROSEANNE JUGA, CHEERS!"
"CONGRATULATIONS BU ROSEANNE KITA YANG CANTIK!"
Seisi cafe itu benar-benar riuh, tampak semuanya sudah mabuk berat. Terutama para lelaki yang semakin kesini semakin memuja Rose layaknya dewi kayangan.
Rose juga semakin terbawa dengan suasananya, dia hampir saja meminum minuman beralkohol itu lagi kalau saja seseorang dari belakangnya tak menepuk pundaknya.
"Anu bu..." Rose menurunkan gelasnya dan menengok kebelakangnya untuk memandang orang itu.
"Bu Roseanne jangan dilanjutin minumnya kalau udah nggak kuat."
Namanya Choi Beomgyu, dia anak yang baru memulai magang di tempatnya bekerja seminggu yang lalu.
Rose tersenyum menggelikan menatapnya, bukan apa-apa, hanya saja dia merasa jijik dengan dirinya yang sudah merasa mabuk berat sementara anak itu masih terlihat normal dan bahkan berusaha menghentikannya.
"Nggak papa, saya masih kuat walau saya bisa lihat kamu ada tiga." Balas Rose seraya memutar tempatnya duduk menjadi berhadapan langsung dengan Beomgyu.
"Daripada itu, Bu Roseanne ada yang ngantar pulang?"
Sebelum itu Rose berusaha meraih gelasnya lagi, namun niatan itu terhentikan. Bukan karena Beomgyu yang menyuruhnya tidak melakukan itu atau dirinya mendadak mual, tapi karena netra pekatnya menangkap sesuatu yang menarik perhatiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate Does Exist | Soobin ft. Rose
Fanfiction"Kalau gitu gue minta tiap kita ngomong, kita nggak perlu pake saya-kamu, gue-lo, atau aku-kamu lagi." "Kita ganti itu semua jadi, ayah bunda." Cerita umum tentang Bundanya Suvy, Suvy, dan Om Soobin _____ [Update ketika gabut, Edisi liburan] No.1 ko...