Chapter 10 : Even though

1.2K 188 32
                                    

"Please Soobin, jawab..."

Soobin mendesah kesal dan membuang mukanya ke arah Eric—si teman dekatnya yang beberapa menit lalu datang bagai pencuri ke apartemennya.

Tak mengeluarkan suara, tapi Eric paham dan langsung menyahutnya, "I did nothing!"

"Right, selama ini lo berdua ternyata nyembunyiin tentang Kak Rose dari gue."

Dan Eric tak datang sendirian, melainkan dia datang bersama Yeji yang barusaja berujar dengan suara bergetar, menunjukkan dirinya hampir menangis.

Soobin memijit pelipisnya. Lelah, marah, dan pusing melihat Yeji yang semakin menangis ketika Eric datang untuk menghiburnya. Ini adalah satu hal yang paling dia benci dari Yeji. Meski tampilannya mecing alias sangar, gadis itu ternyata memiliki sisi cengeng dan agak childish.

"Stop dong ji, jangan nangis!"

"Bin, bilang sesuatu kek." Soobin berdecak kesal mendengarnya.

Seperti  biasa, perintah yang harus dia jalankan layaknya hal itu adalah pekerjaan utamanya.

Cukup kesal, kesabaran ada batasnya dan mungkin sekarang sudah melebihi batas.

"Lo juga temannya kenapa gue terus yang harus ngelakuin apapun buat dia?"

Eric cukup terkejut mendengar perkataan yang tak dia duga akan keluar sangat mudah dari mulut Soobin.

Soobin yang biasa iya-iya, oke-oke, gas, yuk, tiba-tiba berani bersuara seperti barusan. Eric bingung harus merespon seperti apa, apalagi Yeji yang sekarang semakin menangis kencang karena perkataan itu.

"Apa lo ngga sakit hati, lo kayak dianggurin padahal lo sendiri temannya. Inget kejadian di rumah sakit waktu—"

"BIN STOP!"

Soobin mengatupkan bibirnya rapat, menatap sengit Eric yang barusaja membentaknya. Bisa-bisanya Eric memintanya untuk diam dan membiarkannya kembali menenangkan Yeji.

Cukup aneh.

Harusnya Eric sadar dan menegur Yeji, bukannya terus mencoba menenangkannya. Mungkin cowok itu gila akan pertemanan, atau takut tidak punya teman lagi. Hahha, ngaco.

"Dengerin gue, ji. Tenang dulu..."

"Soobin nggak lagi nyembunyiin dari lo, dia belum punya waktu yang tepat buat bilang ke lo."

"Kenapa harus nunggu waktu?!"

Entah sudah ke berapa kalinya Soobin mendesah kesal. Dia memutar bola matanya jengah dan mendorong Eric untuk menjauh dari Yeji yang barusaja berteriak kesetanan.

"Bin, gila lo mau apa?" Eric sudah sangat panik.

Melihat Soobin yang mendorongnya kencang dengan mata menyulutkan api membuatnya takut jika laki-laki itu juga akan berbuat sesuatu pada Yeji.

Ya berbeda dari biasanya.

"Kenapa harus nunggu waktu, kata lo?"

"Gue nggak perlu nunggu waktu karena lo udah tau duluan, Ji."

Yeji membisu seketika dengan kepala tertunduk. Juga suara tangisnya yang berubah menjadi tak sekencang sebelumnya, hanya terdengar isakan kecil yang seakan-akan menunjukkan dirinya malu tujuh turunan.

Sementara itu, Eric diam membisu bukan karena terkejut mendengar bentakan Soobin. Tapi apa yang dikatakan Soobin ternyata benar, dan Yeji terdiam mengakuinya.

Mati-matian dia menutupi aib Soobin, membujuk dan mengajaknya kesana kemari demi menghindari yang namanya 'ketahuan', ternyata dia tak tahu bahwa Yeji telah mengetahuinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fate Does Exist | Soobin ft. RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang