"Pacar kamu?"
Soobin menarik napasnya dan menggeleng cepat membalasnya. To be honest, ini sudah ke tiga kalinya Rose menanyakan soal itu padanya, juga dia sudah berusaha mungkin mengatakan 'tidak' dengan disertai alasan yang jelas demi meyakinkan wanita itu.
Tapi tetap saja, Rose semakin sesenggukan—kualahan menghapus air matanya sendiri. Dengan kata lain, Rose tak mau mendengarkan semua jawaban Soobin dan memilih percaya dengan statement yang dia buat sendiri.
Memang perlu adanya kesabaran menghadapinya, anggap saja Soobin sedang berlatih agar kelak tak terkejut dengan sikap wanita itu yang ternyata keras kepala.
Dan jika kalian berpikir pertengkaran keduanya sudah berlalu, itu sebenarnya salah besar.
Sekarang Soobin meraih kedua tangan Rose, menggenggamnya lembut meminta wanita itu untuk menatap sungguh-sungguh kedua matanya. Mungkin dengan cara ini, dia bisa meyakinkannya bahwa dia tak ada hubungan dengan Yeji, ya selain hanya berteman biasa.
Benar.
Soobin sudah menjelaskan semuanya, dari insiden kontak wanita itu yang tak sengaja diblokir oleh Yeji—yang tak lain teman dekatnya sendiri, juga sudah menjelaskan begitu detail seperti apa hubungannya dengan Yeji.
"Roseanne, please..."
Entah mau seperti bagaimana lagi Soobin menjelaskannya. Dia menunduk, mengatakannya dengan lemah, lalu menaruh kepalanya di atas kedua tangan Rose yang dia genggam. Jujur saja, sebenarnya dia sudah kehabisan cara karena Rose terus saja memojokkannya.
Disini Soobin memang sabar menghadapinya. Meski emosinya ingin meledak, tapi dia terus berusaha menutupinya.
Huft, seumur hidupnya, dia tak pernah bertemu dengan perempuan atau wanita manapun yang sekeras kepala seperti Rose.
"Kamu paham kan, saya nggak bisa merusak hubungan kali—"
"Diem dulu!" Soobin memotong cepat perkataan Rose barusan.
Bukan menyuruh Rose diam untuk tidak bersuara, tapi dia menyuruh diam karena wanita itu tengah berusaha memberontak darinya.
"Soobin, please..."
Rose berujar lemah lalu membuang mukanya ke arah lain saat matanya tak sengaja menangkap Soobin tengah terpejam menggenggam tangannya.
Kalau seperti ini bagaimana Rose ingin melepaskan tangannya dari laki-laki itu?
"Choi Soobin, please—"
"Please Ros, aku capek."
Rose terkejut mendengarnya. Lelah bukan main, dia sangat benci dengan dirinya sendiri sekarang. Di saat-saat pertengkaran belum juga selesai, bisa-bisanya jantungnya berdegup kencang hanya mendengar suara berat itu.
Ya, Soobin berujar dengan suara lemahnya dan meninggalkan kata 'Gue' dan mengubahnya menjadi lebih lembut.
Dan sekarang Rose dibuat semakin membeku di tempat karena Soobin tiba-tiba melepaskan tangannya. Huft, tidak hanya melepas tangan Rose saja, tapi Soobin juga menaruh kepalanya di atas pangkuan Rose dan menyembunyikan wajahnya di perut Rose.
Kalau begini, Rose harus bagaimana lagi? Dia bingung dan jujur saja tak bisa memahami situasi yang terjadi saat ini. Apa pada akhirnya Soobin marah dan memilih diam? Tapi kenapa malah menempel seperti ini? Lucu bukan.
"Aku capek, aku udah jawab tapi kamu nggak mau dengerin aku."
Rose membuang mukanya ke arah lain mendengar apa yang diungkapkan Soobin barusan. Huft, Rose masih belum terbiasa mendengarnya dan menurutnya itu sangat tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate Does Exist | Soobin ft. Rose
أدب الهواة"Kalau gitu gue minta tiap kita ngomong, kita nggak perlu pake saya-kamu, gue-lo, atau aku-kamu lagi." "Kita ganti itu semua jadi, ayah bunda." Cerita umum tentang Bundanya Suvy, Suvy, dan Om Soobin _____ [Update ketika gabut, Edisi liburan] No.1 ko...