Dua Sembilan

780 74 51
                                    

Nggak terasa udah di chapter terakhir aja hihi 😁
Masih banyak typo.

Jangan lupa vote dan komen

Happy reading ❤

.
.
.
.
.

Dua hari setelah operasi pada kaki Billkin. Dalam kamar besar itu Krit sedang menonton tv sambil tiduran menikmati tayangan favoritnya. Selang beberapa menit ponsel Krit mendapat notifikasi pesan. Krit membaca pesan itu dan langsung duduk tegak. Isi pesan dari Billkin jika Paman atau adik Papa Billkin akan membawa Billkin ke Amerika untuk pengobatan pada kakinya agar cepat sembuh. Kenapa tiba-tiba sekali?

Tanpa pikir panjang Krit langsung pergi kerumah sakit untuk menanyakan kebenarannya langsung pada Billkin. Dalam perjalanan Krit terus saja berdoa semoga saja itu hanya candaan karena Krit belum siap ditinggal Billkin apalagi jauh di negara Amerika. Sesampainya di rumah sakit Krit memarkirkan mobilnya dan langsung berlari menuju kamar inap Billkin.

"Itu nggak bener kan?" tanya Krit yang langsung duduk di sebelah Billkin. Billkin tidak menjawab anak itu hanya melihat Krit dengan tatapan yang tak bisa dibaca.
"Bill?" panggil Krit tidak sabar.

"Maaf" kata Billkin menunduk.

"Lo bilang hanya Mama sama Kak Pluem yang lo punya. Kenapa sekarang ada Paman lo?" tanya Krit meminta penjelasan.

"Gue juga nggak tahu soal ini" jawab Billkin.

"Huh?"

"Gue nggak tahu kalau gue masih punya Paman. Mereka nggak pernah cerita soal itu" kata Billkin memendam amarahnya.

Sebelum ini Pamannya datang kerumah sakit setelah anak buahnya berhasil mendapatkan informasi tentang keponakannya. Awalnya Namtan sangat marah karena tiba-tiba adik iparnya itu ingin membawa Billkin ke Amerika untuk pengobatan. Jelas Ibu mana yang akan diam saja anaknya akan dibawa pergi. Tapi karena pengertian dari adik iparnya bahwa bukan untuk mengambil paksa Billkin melainkan untuk pengobatan saja, Namtan menjadi luluh. Demi anaknya sembuh dia akan melakukan apapun.

Billkin menceritakan pada Krit semuanya yang telah dia dengar dari Mamanya. Bahwa Ia dan Pluem sebenarnya masih mempunyai keluarga dari pihak Papanya yang menetap di Amerika. Karena keluarga dari pihak Papa tidak menyukai Namtan waktu itu yang dari kalangan bawah. Keluarga Papanya tidak pernah menganggap Namtan bahkan Papa Billkin sebagai bagian dari keluarga yang termasuk keluarga kaya. Kakek Billkin dan Pluem memiliki bisnis showroom mobil juga perhotelan di Amerika yang bisa dibilang sukses. Tapi hanya karena gengsi dan ego yang besar dan tidak mau memiliki menantu miskin. Mereka menutup mata bahkan sampai kelahiran kedua cucunya pun mereka tetap tidak mau mengakui. Apalagi setelah mendengar kematian anak sulung mereka menjadikan mereka tidak mau tahu dan melupakan kedua cucunya.

Hanya Pamannya yang masih mau berhubungan, adik dari Papanya itu mau menghidupi Namtan dan kedua anaknya. Tapi karena Namtan tidak mau membuat mertuanya lebih banyak membencinya Namtan memutuskan komunikasi terhadap adik iparnya itu dan menghidupi kedua anaknya dengan jerih payahnya sendiri. Mengubah nama belakang kedua anaknya dengan nama keluarganya sendiri dan tidak pernah berhubungan lagi dengan keluarga itu. Dari kecil Billkin dan Pluem tidak pernah tahu akan hal itu.

"Ternyata setelah putus komunikasi dengan Mama, Paman masih terus mencari kita. Hanja saja jarak yang terlalu jauh membuatnya kesusahan. Apalagi dengan nama gue dan Kak Pluem tidak lagi menggunakan nama Papa"

"Tapi Paman lo tahu nama Bibi kan?"

"Paman belum tahu nama keluarga Mama"

"Terus lo akan pergi?" tanya Krit lemah.

Penguasa Sekolah (BKPP) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang