Dua Puluh

812 91 53
                                    

Jangan lupa vote dan komen ❤

Maaf masih banyak typo

Selamat membaca

.
.
.
.
.

Pantai yang letaknya sedikit jauh dari pusat kota. Terlihat membentang luas di depan mata Billkin dan Krit. Air laut warna biru terlihat sangat menyegarkan dimata mereka apalagi matahari yang perlahan-lahan menghilang dari balik awan membuat seluruh langit berwarna jingga. Sore itu Billkin dan Krit sedang duduk ditepi pantai menikmati suasana senja dengan sunset yang menjadi pemandangan mereka.

Sambil menutup kedua matanya, Krit menikmati semilir angin sore yang menerpa wajah cantiknya. Billkin yang sedari tadi memandangi dalam diam disamping Krit tidak pernah bosan. Wajah putih mulus Krit tanpa noda sedikitpun terlihat bersinar di mata Billkin. Sepertinya Krit sedang memikirkan hal yang indah terlihat dari sudut bibir Krit yang membentuk senyuman walau kedua matanya tertutup rapat.

"Nggak usah ngelihatin gue terus. Gue tahu gue tampan" kata Krit bangga masih dengan menutup matanya. Mendengar kata tampan keluar dari mulut Krit, Billkin tersenyum lembut sambil menggelengkan kepala.

"Nggak, lo itu nggak tampan tapi cantik juga manis dan gue nggak pernah bosan untuk terus memandangi lo"

"Nggak usah nggombal!"

"Sungguh... Kenyataannya memang begitu" kata Billkin meyakinkan. Krit hanya diam menanggapi tapi dalam hati sedang tersenyum lebar.

"Krit?" panggil Billkin setelah lama mereka diam.

"Hmm"

"Boleh gue bertanya sesuatu?"

"Hanya satu pertanyaan"

"Tapi jangan marah ya?"

"Tergantung pertanyaannya kalau itu membuat gue marah, gue akan marah" kata Krit membuka matanya memandang Billkin membuat Billkin mengurungkan niatnya. Melihat Billkin terdiam Krit memperlihatkan senyumannya.
"Hanya bercanda... Lanjutkan apa yang ingin ditanyakan?" lanjutnya.

"Emm... gue mau tahu bagaimana Krit yang dulu bisa berubah menjadi Krit yang sekarang?" tanya Billkin hati-hati dengan memandang Krit lembut. Sebenarnya sudah lama Billkin ingin menanyakan ini tapi selalu diurungkan karena takut membuat Krit marah.

Mata Krit berubah menjadi kesedihan disana. Mata bening itu tidak lagi memancarkan sinarnya bahkan senyuman manis dibibir Krit pun menghilang, lalu Krit menunduk melihat kebawah kearah kakinya. Oke Bill! Lo membuat kesalahan!

"Kalau lo nggak mau cerita jangan cerita. Gue cuma ingin mengenal lo lebih dalam itu saja karena gue sayang sama lo" Billkin memperbaiki kata-katanya. Jika Krit tidak mau bercerita padanya itu tidak masalah asalkan Krit selalu tersenyum bahagia itu sudah cukup. Billkin melihat Krit mengambil nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.

"Itu dimulai saat gue masih SMP tepat di usia gue yang ke 14 tahun" kata Krit tiba-tiba memandang lautan luas didepannya.

"Saat itu hari ulang tahun gue. Dimana dihari ulang tahun itu gue pengen nyokap bokap gue dirumah. Mereka berjanji akan pulang dari perjalanan bisnisnya tapi kenyataannya tidak, hanya paket hadiah tidak penting yang sampai di rumah. Mereka berdua tetap disana katanya masih ada pekerjaan yang harus di selesaikan" Billkin mendengarkan cerita Krit dengan diam.

"Walaupun ada Paman, Bibi dan Khunpol yang merayakan ulang tahun gue tapi gue merasa masih ada yang kurang. Gue pengennya nyokap dan bokap gue juga ada merayakan bersama tapi itu hanya menjadi angan-angan saja. Bayangin saja di hari spesial lo tapi keluarga yang pengen lo ada disamping lo itu nggak ada pas dihari itu? Sedih dan kecewa gue rasakan saat itu, mereka lebih mementingkan pekerjaan dari pada anak sendiri"

Penguasa Sekolah (BKPP) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang