"To, pinjem pulpen."
Haruto memandang Jinwoo dengan sinis, kemudian mengedikkan dagu ke arah Jeongwoo. "Pinjem dia aja, ga sudi gue minjemin ke elo."
Jinwoo mendengus, mengira Haruto menggodanya seperti biasa. "Asu lo."
"Beli sendiri, goblok! Pulpen ga sampe goceng juga," semprot Jeongwoo.
Jinwoo tersenyum lebar ketika Jeongwoo tetap meminjamkan pulpen padanya walaupun diawali makian. "Hehehehe makasih, Woo. Emang cuma elo satu-satunya temen gue."
"Bagus lah, ogah banget temenan sama elo." Haruto segera berpindah duduk ke sebelah Alex.
Jeongwoo serta Jinwoo memandanginya dengan bingung, namun tak mengambil pusing. Mereka kira mood Haruto memang sedang jelek.
Maaf, Haruto bukannya ingin menghakimi pemuda itu. Tentu saja ia tidak mau menyimpulkan sesuatu hanya karena beberapa kalimat ambigu.
Hanya saja.. hhh. Susah menjelaskannya. Yang jelas, Haruto benci pengkhianat.
Walaupun sedikit kasar dan sensitif, tapi sebenarnya Jungwon adalah teman yang baik. Mereka memang tidak dekat, namun begitulah kesimpulan Haruto. Sebagai bukti, Dohyon, Jihan, Minji dan Wonyoung betah menjadi temannya.
Yang ia herankan adalah Sullyoon. Bisa-bisanya gadis itu—hhh.
Sekali lagi, Haruto tidak ingin menghakimi keduanya. Namun berdasarkan cerita Wonyoung yang berkata bahwa akhir-akhir ini Sullyoon agak aneh, memangnya siapa yang tidak berpikiran negatif?
Apalagi ia absen dalam kegiatan rutinan genk-nya karena-uhm, acara mendesak katanya?
Jika memang tidak main belakang, untuk apa gadis itu berbohong?
"To, ada yang ngasih surat lagi." Jinni melempar selembar kertas yang dilipat-lipat, untung saja Haruto memiliki refleks yang bagus.
"Lain kali ambil sendiri, kek." Gadis itu bergumam dengan kesal.
"Yoi, thanks." Atensi pemuda itu beralih sepenuhnya pada surat yang ia terima. Ia membukanya dengan tidak sabaran.
Halo, Haruto
Seperti yang gue bilang kemaren-kemaren. Jangan berani-beraninya ikut campur dalam urusan gue, atau gue nggak akan segan ikut mengorbankan sahabat gue yang tersayang ini.
Bener, ini ancaman. Lo nggak usah bertingkah, cukup diem dan nikmati drama yang gue buat.
Ur sweetheart
Haruto meremas kertas itu, lalu melemparnya ke tong sampah. Ia benar-benar marah karena merasa dipermainkan oleh sosok yang ia sendiri tidak tahu.
Segera, ia menghubungi Jihan dan meminta bertemu di belakang sekolah pada jam istirahat.
#
"Ga usah takut. Sebisa mungkin, gue tangkep dia sebelum ngapa-ngapain elo."
Jihan menggeleng, "gue nggak pernah takut. Gue nggak salah apa-apa, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
lingkaran setan
Fanfiction[ revisi ] wonyoung ft. 04line lingkaran yang menjerat, ataukah mereka yang tidak mau beranjak? ⚠️ harsh word, and many sensitive contain. copyright by warsatujuh, 2021.