"Pokoknya gue nggak ngijinin lo keluar malem-malem. Titik, nggak ada penolakan." Jeongwoo bersedekap setelah sebelumnya mengunci pintu utama.
"Gue mau kerkel anjing, elo jangan aneh." Wonyoung mencak-mencak karena sedari tadi Jeongwoo menahannya. Sepertinya, ia akan terlambat ke rumah Jihan untuk kerja kelompok.
Saat ini Wonyoung agak sebal dengan Haruto. Karena kesotoyan pemuda itu, sejak kemarin Jeongwoo menjadi overprotektif padanya.
Apa-apa ngga boleh. Ada orang asing yang ngobrol sama dia pun langsung diusir.
Dasar lebay, padahal belum tentu omongan Haruto bener.
"Oh, kerkelnya di rumah Jihan? Ya udah gapapa, tapi gue anter."
"Dih apaan si? Ngga mau!" Wonyoung ganti menghadang Jeongwoo yang bersiap mengambil kunci mobil.
Dasar, giliran bahan Jihan aja gercep.
"Ya udah, kalo ga gue anter ga boleh." Ucap Jeongwoo santai.
Hihhhhh, Wonyoung pengen banget nonjok muka Jeongwoo sampe gepeng.
"Gue bukan anak tk please?" Wonyoung berdecak.
"Di mata gue lo tetep bocil."
"Kita seumuran bangsat."
"Tetep aja, gue yang lahir duluan." Jeongwoo membusungkan dada bidangnya.
Wonyoung mendecih. "Ga usah ngaco, jelas-jelas gue yang keluar duluan!"
"Mana buktinya?" Tanya Jeongwoo sambil memasang raut menantang.
"Goblok."
Jeongwoo melotot, "heh kasar."
"Kaya elo enggak aja," Wonyoung mencibir.
"Berisik, pokoknya lo nggak boleh berangkat. Jangan harap bisa ngalihin topik," Jeongwoo memutar-mutar kunci rumah dengan telunjuknya.
Wonyoung merengek. Ia bergelayutan di lengan saudaranya tersebut, sembari menunjukkan puppy eyes. "Kak."
Jeongwoo hampir jantungan, "hah apa?"
"Kak," ulang Wonyoung.
"Anjing ini gue mimpi apa gimana deh adek laknat gue yang ga pernah mengakui gue kakaknya tiba-tiba manggil gitu," Jeongwoo malah ngomong ngalor-ngidul.
Wonyoung memutar bola matanya malas, "kakanda Justin Park yang lahirnya satu abad sebelum Vicky, mohon ijin adikmu yang cantik dan imut ini mau kerja kelompok di rumah gebetan kakanda."
"Iya tapi gue ikut."
"Nggak, nanti lo cuma ngerusuh."
"Ya udah ga boleh."
"Gue bisa berangkat sendiri, Jeongwoo. Serius, gue bisa jaga diri. Lagian ga bakalan ada orang yang minat buat nyulik gue." Wonyoung mencoba membujuk.
"Gue mau ikut."
Wonyoung nyerah. Jika dirinya keras kepala, maka kepala kakaknya ini lebih batu. "Oke, tapi jangan ganggu."
Jeongwoo tersenyum menang, kemudian ia merangkul kembarannya. "Santai, nanti gue beliin martabak biar semangat."
"Si anjing, itu mah elo yang mau cari muka!" Wonyoung refleks memukul lengan Jeongwoo keras.
#
KAMU SEDANG MEMBACA
lingkaran setan
Fanfiction[ revisi ] wonyoung ft. 04line lingkaran yang menjerat, ataukah mereka yang tidak mau beranjak? ⚠️ harsh word, and many sensitive contain. copyright by warsatujuh, 2021.