Gue menghempaskan badan gue dikasur kesayangan gue yang empuk ini. Masih nggak habis pikir sama kejadian di cafe tadi.
"Lo gila ya? Pasti lo lagi halu kan."
"Enggak Omega. Ini bener aku Jeje. Terserah kamu mau percaya apa nggak. Aku cuma mau bilang, hati-hati mulai sekarang karena--"
Gue mengangkat telapak tangan gue didepan mukanya, "Stop, lo kalo lagi sakau jangan keluar rumah. Halu kan jadinya."
Gue melangkah pergi meninggalkan Jeje yang melongo. Apa banget sih anjir.
Tapi masih kepikiran juga, dia mau ngomong apa ya? Kenapa tadi gue nggak dengerin dulu sih, siapa tau halunya bisa dibikin novel, kan gue juga yang untung.
Au ah bikin jadi overthingkin kan jadinya. Gara-gara Jeje nih.
Tok tok tok
"Meg, dibawah ada yang mau ketemu, katanya namanya Dota. Cepetan turun."
Ceklek, "Siapa mah? Dota? Perasaan Mega nggak pernah punya temen namanya Dota deh."
"Ya nggak tau, tapi dia ngaku kalo temen kamu. Paling kamu lupa kali. Buru temuin."
Sambil mengernyitkan dahi gue mulai melangkah menuju ruang tamu.
Disana, tepat duduk seorang cowok yang ganteng pake banget. Dia mendongak sambil tersenyum menatap gue.
"Siapa ya?"
"Hai, gue Dota Almujair. Tokoh dari novel Bersamamu."
"What? Apalagi ini Ya Allah. Lo sejenis sama yang tadi di cafe kan? Si Jeje itu?"
Apa-apaan sih ini, kenapa bisa gini ya. Masa tokoh yang gue buat bisa nyamperin gue gini.
"Kamu udah ketemu sama Jeje? Dia bilang apa aja?" Muka Dota agak panik, jadi bikin gue curiga nih.
"Emang kenapa? Kok lo jadi panik? Lo kerjasama sama Jeje kan?"
"Kamu belum percaya sama aku dan Jeje ya Meg?"
Gue memutar kedua bola mata gue malas. Lha iya lah anjir, mana ada orang yang percaya kalo tokoh yang dia buat bisa jadi nyata. Mustahil pake banget nget nget.
"Ngapain gue percaya sama orang halu? Nggak berfaedah banget. Dan juga, dapat darimana lo alamat gue."
"Soal itu, setiap tokoh di novel yang kamu buat dapet data diri kamu, Meg. Jadi nanti jangan heran ya kalo kamu didatengin sama tokoh-tokoh yang udah kamu buat."
"Oke, anggep aja gue percaya. Tapi, kok bisa lo dan teman-teman lo itu keluar dari novel? Masa karena kena bom terus lo bisa keluar dari novel."
Gue menatap Dota malas. Kita liat apa alasan dari si Dota ini.
"Iya, emang bener."
"Hah? Lo bercanda ya."
"Enggak, aku serius. Kamu tau kan berita yang akhir-akhir ini dibicarakan di tv? Kalo salah satu rumah di bom sama orang yang tidak dikenal?
Jadi, rumah orang yang di bom itu rumah salah satu penyihir. Dan si penyihir itu lagi buat ramuan yang bisa menghidupkan apapun yang ditulis. Dan karena bom itu meledakkan rumah si penyihir, ramuan itu jadi kena ke novel yang kamu buat."
"Tunggu dulu, penyihir? Emang ada ya didunia ini penyihir? Kalo emangpun ada, kenapa si penyihir itu bisa punya novel gue?"
"Didunia ini banyak hal yang belum orang-orang ketahui. Dan juga penyihir juga butuh hiburan, mungkin dia baca novel buatan kamu karena jenuh? Nggak ada yang tau kan."
"Jadi, semua tokoh yang gue buat akan dateng nemuin gue gitu?"
"Iya, mungkin juga setelah ini kamu bakal hidup berdampingan sama mereka."
Ya Allah apa ini? Hidup berdampingan? Percaya nggak ya? Tapi kalo emang beneran berarti gue beruntung karena novel yang gue buat bergenre romance.
Jadi gue bakalan ketemu sama couple goals Alfa Mega dong. Huaa nggak sabar ketemu mereka.
Oke mari susun rencana, didalam novel kan Alfarizi Dudagris seorang milyarder kan. Gue bisa minta uang sebanyak-banyaknya karena gue udah menyatukan dia sama pasangannya.
Huaa gue nggak sabar bakal megang uang banyak. Bisa beli skincare, beli rumah, beli tanah terus bangun kost kostan 50 pintu biar gue nggak usah susah susah kerja, tinggal kipas kipas didalem rumah ntar uang setiap bulan dateng sendiri.
Kan kan gue mulai mesam mesem. Ahh indahnya rencana ini. Semoga berhasil, secara kan tokoh utama Alfa ini orangnya royal.
"Kamu nggakpapa Meg? Kok senyum-senyum?"
"Iya lah, lo tau sendiri Alfa kan orangnya royal, ntar gue bisa minta duit sama dia sebanyakkk banyaknyaaaa..." Gue merentangkan tangan gue lebar lebar menggambarkan sebanyak apa nantinya.
"Iya, dia pasti bakal ngasih semua hartanya sama kamu."
"Iya dong harus kalo itu. Tunggu, maksudnya semua hartanya gimana? Dia bakal jadi kere dong?"
"Kan kamu pacarnya Alfa."
"Maksudnya? Pacarnya Alfa kan--" Gue melotot kaget saat menyadari sesuatu.
"Iya, pacarnya Alfa itu kamu, Omega Naurista."
Apa lagi ini? Gue baru inget kalo novel yang gue buat ini hasil halu gue karena frustasi nggak punya pacar.
Jadi gue nyiptain tokoh Alfa ini dengan semua hal yang gue idam idam in. Tentang Alfa yang ganteng, tajir melintir, dan posesif.
Anjirr gue lupa kalo Alfa orangnya posesif banget. Ntar gimana ya.
Ahh pusing kan gue jadinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and Myself
FantasyOmega bingung saat satu persatu pemeran dalam novel yang ia tulis menjadi nyata. Ini berkah atau musibah?