Chapter 5

1.4K 86 5
                                    

Akhir trimester kedua, morning sickness Shiho lenyap. Selera makannya sudah normal, namun moodnya masih belum membaik. Ia sering melamun dan murung. Pendaran aurora yang begitu indah, entah kenapa membawa kesedihan di hatinya. Shinichi sempat berpikir apakah ia telah memilih negara yang salah? Norwegia memang tempat yang indah untuk pasangan tapi juga sangat melankolis. Seharusnya ia memilih negara yang lebih ceria dan bahagia.

Tidak mungkin untuk pindah negara lagi di saat seperti ini, kandungan Shiho telah berusia tujuh bulan. Secara keseluruhan kehamilannya juga lemah dan sensitive. Shinichi tidak mau mengambil resiko itu. Lagipula tetangga-tetangga mereka di sini juga sangat baik, jika dirinya dan Shiho harus beradaptasi lagi di tempat baru, rasanya enggan sekali. Namun kemurungan Shiho tidak bisa berlanjut terus, Shinichi takut akan memengaruhi kandungannya. Ia pun berusaha mengembalikan keceriaan Shiho dengan memberikan sesuatu yang disukainya.

"Nani?" tanya Shiho ketika Shinichi memberikan sebuah kotak besar berwarna ungu muda berpita merah kepadanya.

"Untukmu," kata Shinichi.

Shiho mengernyit, "Perasaan aku tidak ulang tahun,"

"Apa harus menunggu ulang tahun untuk kasih hadiah?"

"Paling isinya baju bayi,"

Shinichi mengangkat sebelah alisnya, "Kenapa tidak kau buka saja dulu?"

"Hai Hai..."

Shinichi meletakkan kotak itu di meja. Shiho menarik pitanya dan membuka tutupnya. Ketika melongok isinya, matanya membesar bercahaya.

"Eh?" Shiho mengerjap.

Seekor anjing hush puppies melongok malu-malu dari dalamnya. Shiho mengulurkan tangannya untuk menggendong anjing itu.

"Kawaii..." gumam Shiho seraya mengusap-usapkan hidungnya ke hidung hush puppies tersebut. Ekspresinya natural tampak senang.

"Kau suka?"

"Eh," Shiho mengangguk.

Shinichi senang kejutannya berhasil, "Mulai sekarang dia anggota baru keluarga kita,"

"Benar aku boleh memeliharanya?"

"Tentu saja,"

Shiho terkekeh ketika hush puppies mungil itu menjilati pipinya.

"Ngomong-ngomong dia belum punya nama. Kau saja yang beri nama," kata Shinichi.

"Ehtoo..." Shiho memeriksa jenis kelamin hush puppies tersebut, "Dia jantan ya?"

"Iya aku beli yang jantan,"

"Uhmmm... Apa ya? Holmes?" Shiho melirik Shinichi yang tampak bersemangat ketika dirinya menyebut 'Holmes'

"Itu bagus!" pekik Shinichi.

"Ah tidak tidak! Kau sepertinya senang sekali," Shiho tidak rela.

Shinichi manyun.

"Ah aku tahu! Conan saja bagaimana?"

"Oi!" Shinichi protes.

Tapi Shiho malah setuju, "Baiklah kalau begitu namanya Conan,"

"Kenapa harus Conan?" tuntut Shinichi yang memakai nama Conan sewaktu tubuhnya mengecil. Hingga saat ini jika ada yang menyebut Conan, dirinya otomatis akan menoleh. Sense of belongingnya akan nama itu tinggi sekali.

"Kenapa tidak? Dia kan juga pencipta novel misteri,"

Shinichi mendesah, "Hai Hai... Terserah kau saja..."

"Nah Conan-Kun. Kau pasti lapar, aku akan memberimu susu..." Shiho menggendong hush puppies itu ke dapur.

"Conan-Kun? Takuuu..." tapi Shinichi tersenyum melihat perubahan suasana hati Shiho.

Darkness Around UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang