"Ne meosdaelo nae salangeul kkeutnaelsun eobseo. We are the lovesick girls."
"Kau tak bisa mengakhiri cinta ini sendiri.
Kita adalah gadis yang dimabuk cinta."🎵🎵🎵
"Ganteng," celetuk Ochi di tengah keheningan itu.
Sora dan Tyssa mengangguk lemah melihat penampakan makhluk yang serupa lukisan dari dewa-dewa Yunani di luar sana. Seorang pemuda berpakaian necis nan menawan. Ia dengan lihai menutup rambut depannya yang sedikit panjang dengan bandana kain berwarna putih tulang, menambah kesan stylish.
Ketiga gadis itu bahkan lupa berkedip, hingga mata mereka terasa perih ketika melihat tubuh pemuda itu yang tampak proporsional meski tertutup kaos putih yang dilapisi jaket warna army. Wajahnya tampak dewasa dengan rahang tegas yang membingkai. Namun, satu hal yang paling mencolok, matanya yang serupa palung mariana, menenggelamkan siapa saja yang berani menatap lama.
Sementara itu, Djenar mendelik tak suka.
"Astaga! Apa-apaan sih tuh cowok, psiko banget nyusul sampe sini."Jika bagi ketiga temannya si pemuda terlihat bak malaikat cinta, bagi gadis itu ia adalah malaikat maut yang siap menjemput.
Dia mengetuk-ngetuk kaca mobil tempat Djenar berada. "Aku mau ngomong, buka pintunya."
Nada suara Riko tak tegas dan ceria seperti biasa. Kali ini terdengar serak dan hampir hilang. Hingga Djenar dibuat tak tega. Namun, ia berusaha meneguhkan hati, hanya melirik sebentar saat kaca jendela mobil itu turun setengahnya.
"Turun sebentar, aku mau kita bicara berdua," bujuk Riko lagi.
Bibir Djenar tercebik ke bawah.
"Gak mau, bicara di sini aja."Sora yang mendengar hal itu agak tersentak. Percakapan itu menandakan keduanya telah saling mengenal. Di benaknya mulai terputar berbagai kemungkinan, tentang siapa pemuda itu sebenarnya.
"Tapi, Djen."
"Lima menit."
"Kalo kamu gak mau balikan, aku bakal nabrakin mobil ini ke diri sendiri." Riko menatap gadis pujaannya itu sungguh-sungguh. Sedangkan di tangannya, sebuah remote kecil terlihat sebagai pengendali.
Djenar memalingkan pandangannya, menatap Ochi, Sora, dan Tyssa satu persatu. Meminta pendapat mereka tanpa suara. Tapi ketiganya sudah cukup terkejut dengan kehadiran Riko, sehingga tak bisa menangkap maksud yang dilayangkan Djenar.
Gadis itu melirik Riko sekali lagi. Ia mengumpat dalam hati saat merasa bersimpati. Tapi yang tampak di matanya kemudian adalah kilasan-kilasan memori tentang betapa posesif-nya pemuda itu dulu.
Setelahnya, tanpa aba-aba, Djenar menginjak gas. Membuat karavan itu kembali melaju, meninggalkan Riko yang masih mematung di tempatnya. Terlalu terkejut dengan kaburnya Djenar yang tiba-tiba.
Tyssa segera menuju ujung belakang mobil, memerhatikan Riko yang terlihat tergesa memasuki mobilnya sendiri.
"Jadi itu yang namanya Riko?" tanya Sora yang memang pernah mendengar nama itu saat Djenar menjual seluruh barang-barang pemberian mantannya.
Tyssa berpaling, menatap Sora dengan penasaran. "Riko siapa sih?"
"Mantannya Djenar."
Sontak saja mulut Tyssa membentuk huruf o, seraya menganggukkan kepala paham.
"Djen, jangan-jangan Riko emang jodoh lo," godanya terbahak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovesick Girls
Romance{Song Series GS} Update tiap hari Rabu Dunia dihebohkan oleh Lovacation, sebuah aplikasi yang salah satu kelebihannya digadang-gadang bisa memprediksi di mana jodohmu berada. Hanya dengan menjawab beberapa pertanyaan, sebuah titik koordinat akan mun...