ELEVEN : Kekacauan

236 26 1
                                    

Jaehyun melemparkan beberapa kali bola basket dengan keras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaehyun melemparkan beberapa kali bola basket dengan keras. Bola berwarna jingga itu memantul tinggi, dan perlahan memantul lebih rendah hingga menggelinding begitu saja.

Pria Jung itu mengerang frustrasi, erangnya mengalir bersama udara. Memenuhi ruangan besar tersebut, airmata menetes dari pelupuk mata. Dan kembali ia melemparkan bola basket sekeras-kerasnya.

Ia mengerang, hatinya hancur remuk tidak berbentuk. Kekecewaan terlihat jelas dari sorot keping cokelat itu, ini adalah pertama kalinya ia menangis selama seperempat abad hidupnya. Airmata bersama peluh yang menetes.

Ini sudah kesekian kalinya ia terkhianati oleh takdir. Semesta begitu kejam padanya, mematahkan mimpi-mimpinya bersama dengan pria itu dalam sekejap. Seolah ia telah dikalahkan sebelum perang berlangsung.

"Kumohon hentikan, hyung"

Jaehyun menoleh manik itu menatap sang adik penuh kekosongan. Tentunya ia tidak terima dengan semua kecurangan ini! Perlu di catat, dirinya adalah pihak yang tercurangi! Seulas senyuman sinis kini terpatri dari bibir pria itu.

"Bagaimana bisa aku tidak marah, Yunho-ah! Hyung yang paling di curangi!"

"Hyung, aku tahu itu. Kau sudah memperjuangkan Yuta hyung semampumu. Tapi, memang dia bukan jodohmu hyung," Yunho kini memaksa pria tampan tersebut untuk duduk. Manik bagai anak anjing tersebut, menatap sang kakak berusaha menyakinkan Jaehyun akan takdir dari Moon Goddness

"Bukankah hyung berkata, jika hyung akan coba mencintai Doyoung hyung?"

Jaehyun mendesah pelan, kepalanya tertunduk. Berusaha menjernihkan pikirannya kembali, sedangkan si adik merasa usahanya sedikit membuahkan hasil ia mengusap pundak sang kakak pelan. Yunho tahu kakaknya selama ini cukup lelah dengan semua ini, hanya saja itu merupakan risiko selaku sebagai pemimpin pack, "Barangkali kau memerlukan liburan, hyung?"

Pria Jung itu menoleh, "Maksudmu?"

"Kau berkelana ataupun berburu. Yeah, mengambil wujudmu sebagai Leon" ucap Yunho

"Baiklah akan ku coba," gunam Jaehyun seraya membaringkan badan pucatnya ke lantai kayu licin ruangan basket, manik kecokelatan tersebut terpaku menatap langit-langit atap. Yunho tersenyum, kemudian sang adik bangkit dan meninggalkan ruangan tersebut. Seolah memberikan waktu untuk Jaehyun seorang diri.

"Jaehyun"

Di tengah keheningan suara itu memanggil namanya, manik Jaehyun tidak menemukan siapapun, dan Jaehyun yakini itu pasti merupakan suara dari Moon Goddness. Pria Jung itu kini menengadah, menyaksikan Dewi selama ini bangsanya puja dalam balutan cahaya Bulan nan terang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BETWEEN TWO ALPHA [JAETAEYU VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang