My First Ex

Prolog

Coba bayangkan kalian memiliki tetangga yang pernah mengisi masa lalu kalian. Dia adalah mantan pacar pertama saat SMP. Cinta monyet? Yaps. Memang saat itu masih cinta monyet. Namun apa yang kalian lakukan jika seseorang itu bertransformasi menjadi lelaki tampan, tinggi, memiliki tubuh atletis dan seorang guru olahraga? Pilihan pertama, deketin lagi dan ngajak balikan. Pilihan kedua, cari yang lain itu cuma cinta monyet. Pilihan ketiga, bikin dia jatuh cinta duluan.

Bagi seorang Alfona Yurisa, cinta adalah segalanya. Kebutuhan yang melebihi dari kebutuhan lainnya. Makna cinta itu luas, bisa dari keluarga, saudara, teman, pacar dan mungkin pula mantan pacar. Namun, untuk mendapatkan cinta itu jelas susah.

Fona, gadis berusia 25 tahun itu sedang berusaha mencari cinta sejatinya. Dia lelah menjalin hubungan dengan akhir putus dan saling berjauhan. Padahal, sebelumnya saling mengisi dan belajar memahami masing-masing. Lantas ketika cinta itu pergi sisi sosok manusianya apa juga ikut pergi?

"Good morning!"

Sapaan itu Fona dengar saat membuka pintu kontrakan. Dia menoleh ke kiri, melihat seorang lelaki yang berjalan sambil membawa bola basket. Kemudian dia memilih menuruni tangga di depannya.

"Sombong, ya, sama tetangga!" Lelaki itu kembali bersuara.

Fona mengangkat bahu. Jika diladeni, bisa-bisa akan terjadi perdebatan. Tetangganya itu sangat usil dan sangat suka melihatnya sengsara. Ingin pindah ke kontrakan lain, dia enggan karena mencari kontrakan unik dengan model ala-ala bangunan di Korea jelas susah.

"Jeogiyo!—Permisi!"

Nah, orang yang memiliki bangunan ala Korea pasti menyukai hal-hal yang berbau Korea. Benar, Tante Helda sangat menyukai drama Korea dan ingin memiliki bisnis properti dengan konsep Korea.

"Kalian yang akur, ya! Sama-sama jomblo. Siapa tahu jadian," ujar Tante Helda yang berdiri di depan jendela dapur.

Fona seketika menatap ke Fathir. Saat keduanya saling pandangan, bibirnya terlihat saling mengejek.

"Ogah!" balas keduanya dengan mantap.