Epilog

419 46 4
                                    

Pukul lima lebih tiga puluh menit, dua orang yang menempati kamar lantai dua dan tiga segera menuju lantai teratas. Sejak berpacaran, mereka memutuskan untuk bertemu di pagi hari. Enaknya punya pacar yang tinggal satu atap ya seperti itu. Benar, kan, mereka satu atap? Meski berbeda kamar.

"Fon...."

Fona yang berdiri di depan pagar pembatas menoleh. Dia melihat Fathir yang mengucek matanya. Padahal, rambut lelaki itu terlihat sedikit basah. "Cuci muka doang?"

Fathir mengangguk. Dia memeluk Fona dari belakang dan memejamkan mata. "Gimana tidurnya? Nyenyak?"

"Enggak!" jawab Fona. "Lo terus chat gue. Gimana gue bisa tidur?"

"Hahaha...." Fathir ingat kejadian semalam. Dia tidak bisa tidur karena badannya terasa pegal. Karena itu dia terus mengirimi Fona pesan. Agar ada teman.

Pandangan Fona terarah ke depan. Dia mengulurkan tangan, melihat langit jingga dari celah tangannya. Setelah itu dia menatap ke Fathir. Lelaki itu memejamkan mata dan sepertinya akan tidur lagi. "Ck! Udah pagi!"

Fathir membuka mata dan menatap Fona. "Ngantuk nggak peduli pagi atau malem."

"Semangat, dong! Jangan lemes."

"Sekarang Minggu, Fon. Gimana kalau Minggu nggak usah ketemu di sini?" usul Fathir. "Siangnya kita bisa jalan."

Fona menggeleng tegas. Dia mendongak, melihat langit gelap telah sepenuhnya hilang. "Gue pengen nikmatin pagi sama lo," ujarnya. "Lo juga harusnya olahraga. Bukan males-malesan kayak sekarang."

Tring... Tring... Tring.... Kemudian terdengar intero musik This Love.

"Meski gue nggak ngerti artinya, gue rasa ini lagu romantis," ujar Fathir. "Awal-awal gue sebel dengernya, tapi setelah jadian sama lo gue enjoy-enjoy aja."

"Gombal...." Fona menepuk kening Fathir. "Saranghaeyo gomawoyo. Ttatteuthage nareul anajwo. I sarang ttaemae naneun sal su isseo."

"Artinya?" Fathir melonggarkan pelukan dan menatap Fona.

Fona tersenyum. "Aku mencintaimu. Terima kasih. Peluk aku dengan hangat, dengan cinta ini aku bisa hidup."

"Kamu hafalin biar bisa gombalin gue, ya?" goda Fathir sambil menarik hidung Fona.

"Ishh.. Lo yang tanya artinya!" Fona memulul Fathir. "Dasar, First Ex!"

My First ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang