18 - Tristan birthday.

1.6K 437 30
                                    




Pagi hari yang menyebalkan.

Bagaimana tidak? ayah dan ibunya, sudah berangkat lebih dulu sehingga Tristan tidak dapat disuapi oleh sang ibu seperti biasanya. hanya ada Joseph disana, yang sedang sarapan.

“Jo, mami sama papi udah berangkat?”

“Yess.”

Tristan mengerucut bibirnya kesal, ia merindukan ibunya dan juga ayahnya. berharap, mereka berdua akan mengucapkan selamat ulang tahun padanya seperti biasa.

Dia menatap Joseph, kakaknya itu bahkan tidak menoleh ke arahnya sekalipun. Joseph beranjak dari kursinya, “Tristan, aku berangkat ya, bye!” ujarnya sembari melambai.

“Ada jadwal?” teriak Tristan.

“Mau bikin tatto.”

Sementara itu, dirumahnya Rissa terlihat sangat sibuk. dirinya bolak-balik, dari dapur ke kamarnya. dia lagi bikin kue buat suprise nanti.

“Mah, terus masukin apa lagi?”

“Ya ampun kakak, itu kan tinggal masukin ke oven aja.” jawab sang ibu, yang sedang menyiapkan sarapan.

Rissa ga bisa bikin kue, tapi kalau masak lumayan bisa. mamahnya pun heran, karna tumbenan banget Rissa mau bikin kue katanya sih buat seseorang.

Jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh, Rissa langsung bergegas mandi. masih ada waktu satu jam lagi. tak disadari, ponselnya berdering dari kamarnya.

brak!

“OY! PACAR LO NELPON!”

Leon menendang pintu kamar mandi, tak ada jawaban dari Rissa didalam sana akhirnya ia mengangkat telpon itu. “Hallo? dengan adik iparmu yang paling ganteng, disini.” jawabnya.

“Rissa lagi mandi ya?”

Engga, lagi berak sekebon orangnya.”

Tristan terkekeh, “Oh yaudah, bilangin ya saya nunggu didepan rumah.”

“Anjay, romantis banget...”

Rissa sudah siap, kemudian mencari keberadaan sang ayah dan adik yang tak kunjung ia temukan. “Mah! jangan bilang aku ditinggal?” ujarnya.

“Shhttt! itu didepan ada pacar kamu nungguin, cepat nanti telat!”

Lisa terdiam, pacar? sejak kapan dia punya pacar? dia langsung berlari menuju halam rumahnya, “RISSA JANGAN NGEROKOK, AWAS KAMU!” Ayuna berteriak memperingati.

Bener kan dugaan dia, Tristan. memangnya siapa lagi cowok yang datang jemput dia kerumah, selain Tristan dan Jeffri? lupakan Jeffri.

Rissa berusaha santai.

“Kue buat siapa?” sudah diduga.

“Buat walkes gue, kenapa?” Tristan menggeleng kepala, raut wajahnya berubah lebih masam dari biasanya.

Semua rencana, sudah disusun dengan baik oleh Tresno. dengan bantuan otak jenius dari Desta, serta saran kecil yang membantu dari Septian. Yuda? ngikut.

Hari ini, mereka bakal bolos sampai siang. tenang aja, Desta sudah minta izin ke wali kelas mereka. ini akal-akalan dari Septian yang sebenarnya, males belajar aja.

“Oh, kesempatan dalam kebangsatan.”

Septian menyengir.

Tristan kembali menemukan hal aneh hari ini, teman-temannya tidak terlihat berada dikelas. mungkin belum datang, pikirnya. tapi, bukannya Desta selalu datang lebih awal?

[AU] Dear Tristan √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang