🌈 - Chapter 2

11 2 0
                                    


Tidak ada yang tau kapan cinta akan tumbuh dan kapan ia akan berhenti tumbuh, karena hati tak perlu memilih, ia selalu tahu kemana ia harus berlabu.
begitulah aku jatuh cinta pada pria taman itu, tanpa alasan yang jelas rasa ini tumbuh untuknya.

flash back on
Pada hari pertama kepindahanku ke korea, aku melihat seorang pria yang tengah duduk di taman, kukira pria itu hanya duduk diam tetapi semakin ku perhatikan tingkahnya semakin aneh. ia kemudian menunjuk pohon yang disampingnya dan mulai melontarkan kata kata kepada pohon itu seolah olah pohon itu adalah manusia, aku yang melihatnya tertawa karena merasa pria itu lucu, kukira dia ada gangguan mental pada tulang belakang seperti temanku kang mina. ingin sekali menghampirinya dan bertanya apa yang ia lakukan tapi kaki ini tak bisah melangkah. semakin memperhatikannya semakin aku ingin tau segalanya tentangnya.

Ayahku mengajakku memasuki rumah dan berjalan jalan melihat rumah baru kita itu, tetapi otakku terus memikirkan pria taman yang berbicara dengan pohon itu. aneh,padahal baru pertama melihatnya tetapi aku merasa tertarik, mungkin karena satu spesies denganku hahaha.

Setelah melihat rumah baru, aku menaiki bangku taman di halamanku yang besar dan melihat keluar pagar, mataku terus mencari pria itu tapi tidak menemukannya "ah munggkin dia sudah pergi" pikirku .

Besoknya, aku bangun pagi lalu bergegas ke balkon kamar karena kebetulan kamarku berada di lantai 2 untuk sekedar melihat pria itu. Kucari cari tetapi tidak menemukan batang hidungnya. "Bisakah kita bertemu lagi?" Tanyaku dalam diam

Sorenya aku menaiki bangku taman yang biasa aku naiki untuk melihat pria itu tetapi dia juga tidak ada. Hingga malam tiba aku menunggu kedatangannya.

Ayahku memperhatikan gerak gerikku yang aneh karena sedari tadi aku menaiki bangku taman itu.
Sekali sekali ia bertanya tetapi aku beralasan hanya ingin mencari udara segar.

DingDong
suara bel rumahku yang membuatku terpelonjat kaget.

aku membuka gerbang rumahku dan menerima paket. Pikirku siapa ternyata tukang paket.
    Setelah menerima paket itu aku menutup gerbang lalu memasuki rumahku.  "Ah, bisa bisanya ini kebawa"

Aku lupa telah membawa pulpen si tukang paket, aku bergegas mengejar tukang paket itu mungkin ia belum terlalu jauh, aku berjalan jalan tetapi tidak bertemu tukang paket itu. mataku terbuka lebar, tebak siapa yang aku liat? ya dia! si pria pohon, aku memutuskan mengganti namanya dari pria taman menjadi pria pohon. pria itu duduk di taman tempat pertama kali aku melihatnya. ia memakai hoodie hitam dengan menggunakan earphone di telinganya. "gila" satu kata yang bisa aku lontarkan. bayangkan setampan apa pria itu saat kulihat dari jarak 10 kaki. ia berseru mengikuti lagu yang diputarnya. ingin sekali aku menghampirinya tapi kakiku tidak bisah melangkah. Aku terpaku diam memperhatikannya, tanganku tremor, sel darahku sepertinya akan menjadi sel telur.

Aku berlari menuju rumah menutup gerbang rumahku, pipiku panas seperti dari oven. aku bertanya pada diriku kenapa dengan diriku?
aku berlari memasuki kamar lalu memulai obrolan vidio dengan kedua temanku. aku menceritakan semua tentang pria itu dari awal aku melihatnya

Viddio call
"AAA lenzy kamu mungkin menyukainya" simpul mina histeris

"ah enggak, suka suka apanya orang baru ketemu" bela ku

"seganteng apa dia lenzy? cepatttt jelaskan" -mina

"kamu tau omg gila parah aku aja ampe gabisa gerak sampe sampe sel darahku jadi sel telur"-jelasku

"oi itu gimana bisa berubah" potong suzy

"AAA ITU INTINYAA DIAAA OMGGG GANTENGGGGGGGGG BANGET" -lanjutku

"lenzy selamat kamu menemukan first love mu" simpul mina

"ah eng-"

"aku setuju dengan mina" potong suzy

dan blablabla.... selama 2 jam vc an.

jantungku sampai sekarang tidak bisa diam. aku sudah menerima bahwa aku menyukai pria pohon yang sampai sekarang belum kuketahui namanya. aku harus bertemunya lagi dan menyatakan perasaanku, mungkin terlalu cepat hahaha "ah mana pulpennya, ah sudahlah nanti aku ganti saja"

Flash back off
kedatanganku ke taman bukan tak beralasan. kedatanganku ke taman hari ini adalah untuk dia. orang yang memberitahuku air itu tidak bisa diminum. ini bukan awal pertemuan yang aku inginkan, tapi apa boleh buat takdir sudah memutuskan.

pria itu teraenyum tipis

BAYANGKAN JANTUNGKU SAAT ITU GIMANA (author saja ampe tremor ngetik sambil membayangkan wajah dia)

Aku membulatkan tekat hari ini harus tau namanya. aku berjalan dengan berat langkah mendekatinya yang sedang duduk di tempat biasa, kali ini dia menggunakan hoodie putih. apa aku ganti saja namanya jadi pria hoodie ah ini bukan waktunya memikirkan itu. sekarang aku sudah berada di dekatnya, jarak kita yang tadinya sepuluh kaki sekarang menjadi selangkah. "huff sungguh perjalanan yang panjang" ucapku yang membuat pria itu memalingkan pandangannya ke arahku.

hm? sahutnya

"eh enggak,eh maksut aku eh-

" YA PARK JISUNG" teriak gadis dengan seragam sekolah itu yang memotong ucapanku

oh namanya jisung.

gadis itu mendekati pria taman maksutku pria pohon maksutku pria hoodie eh maksutku PARK JISUNG. Sekarang aku sudah tau namanya, sayangnya aku mengetahui nama itu dari gadis lain.

"oh sudah sampai?" tanya jisung dengan senyuman manis diwajahnya

"hm. oppa udah nunggu dari tadi?"

"barusan" jawab jisung lalu mengambil tas gadis itu.

"O-oppa?" Tanyaku dalam diam dengan perasaan campur aduk

Jisung memegang tangan cewe lalu melewatiku dengan senyum merona dipipinya sembari menundukan kepala kepadaku dan kubalas dengan tundukan kaku. aku melihat mereka berjalan menjauh hingga punggung jisung tidak terlihat lagi. aku membeku ditempat. kenapa rasanya sesakit ini padahal aku baru mengenalnya. salahku jatuh cinta pada orang yang hatinya milik orang lain.

begitulah akhir dari cinta pertamaku.

Aku menangis sepanjang malam.
orang tuaku khawatir aku kembali dari taman dengan mata berkaca kaca, mereka berfikir aku digigit anjing atau makananku jatuh. tidak ini cinta bro perasaan ini tidak akan ditemui jika makananku jatuh.

aku menghubungi teman temanku dan menangis kepada mereka lalu menyalahkan mereka karena menyarankan agar aku mengenal pria itu. mereka mencoba menghiburku, sesekali aku tertawa lalu kembali menangis. seperti itulah malamku hari itu. kamis! aku benci hari kamis.

PARK JISUNGG AKU MEMBENCIMU

🦋🌈🦋🌈🦋🌈🦋🌈🦋🌈🦋🌈🦋🌈🦋
#BacotanAuthor

THANKS FOR READ MY STORY
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN AGAR AUTHOR SEMANGAT UPDATENYA

CERITA INI HANYALAH FIKTIF BELAKA. MOHON MAAF JIKA ADA KESAMAAN NAMA TOKOH

park jisung be like:
anak salah saya apa.

follow my ig @nininiy_y
🦋🌈🦋🌈🦋🌈🦋🌈🦋🌈🦋🌈🦋🌈🦋

Neo boysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang