Lagi

2K 449 283
                                    

Tepat sebulan Yeonjun meninggalkan mereka, keadaan mereka hancur. Soobin yang semakin mengurung diri, Beomgyu yang jarang makan, Taehyun yang terus-terusan meracau tentang Yeonjun, dan Kai masih tidak diketahui.

Taehyun sering berhalusinasi dan meracau tentang Yeonjun, ada apa dengan dirinya?

Kini keempat nya baru saja pulang dari pemakaman Yeonjun. Mereka masih di halaman pemakaman, di dalam mobilnya Taehyun.

"Akh.." Taehyun memegangi kepalanya.

"Lo kenapa Tae? Selama sebulan Yeonjun pergi lo terus-terusan sakit kepala dan ngomong hal yang ga jelas!" Soobin memarahi nya, itu semua karena khawatir.

"Gyu tolong obat di samping lo itu." Pinta Taehyun.

"Obat penenang?" Beomgyu menjauhkan obat itu dari Taehyun.

"Gyu sini."

"Sejak kapan lo minum obat ginian?" Beomgyu menekan kata-kata nya.

"Huh.. Semenjak Yeonjun pergi, di waktu itu juga semua karena gua yang masih di tekan untuk jadi dokter." Jelas Taehyun.

"Pusing, meracau, berhalusinasi? Lo overdosis?" Sahut Kai yang baru saja searching di handphone nya.

"Overdosis?" Soobin tidak menyangka.

"Obat nya tolong.." Lirih Taehyun.

"Ngga Taehyun!" Tegas Beomgyu.

"Oke oke, gua mau beli air mineral dulu." Taehyun keluar dari mobilnya.

Soobin ikut keluar, tidak bisa dirinya membiarkan Taehyun yang lagi pusing itu berjalan sendirian.

Suara klakson terdengar, untuk Taehyun yang menyebrang jalan sambil memegangi kepalanya. Untung saja Soobin cepat menarik Taehyun kepinggir.

Tunggu, déjà vu?


















































"Boleh gua jujur?"

Semuanya mengangguki pertanyaan Taehyun.

"Seminggu yang lalu gua ke psikolog, psikiater nya bilang gua depresi. Itu semua terjadi karena gua yang ditekan belajar dan kepergian Yeonjun." Taehyun tersenyum manis.

"Kita bisa bantu sembuhin pelan-pelan, tapi jangan minum obat penenang lagi ya?" Jawab Kai.

"Ga janji Kai, gua udah kecanduan dan overdosis obat itu." Taehyun menggeleng lemas.

"Ayolah Tae, lo bisa tahan buat ga minum obat itu." Mohon Soobin.

"Gua udah bilang, gua ga janji Bin."

"Kalo lo sembuh, kita bakal seneng-seneng lagi walaupun tanpa Yeonjun." Sahut Beomgyu.

"Kalo gua pergi, ikhlasin ya, gua cape.."


















































Malam nya, seperti biasa Taehyun berada di meja belajar untuk membaca buku dan merangkum materi kuliah.

"Kamu harus jadi dokter ya." Tiba-tiba papa nya masuk dan berucap begitu kemudian dia keluar.

Taehyun hanya menghela nafas kasar, padahal dia ingin menjadi seorang arsitek. Tapi kedua orang tua nya ingin dia menjadi seorang dokter.

"Yeonjun, disana seru ga?" Dia kembali meracau tentang Yeonjun.

"Mau nyusul lo, boleh? Gua cape Jun."

"Sial, obat gua dimana.."

Dengan cepat Taehyun meminum obat nya sebanyak mungkin, itu sebabnya dia overdosis. Sekali minum bisa lima sampai sepuluh pil obat. Padahal itu semua bisa merusak jantung dan paru-paru nya.

Namun, nafas Taehyun terasa sesak, nyeri di dada. Beberapa detik kemudian Taehyun tak sadarkan diri.

Tidak, Taehyun pergi menyusul Yeonjun.

Tanpa Taehyun ketahui, jantung nya mulai rusak di minggu ketiga saat pemakaian obat penenang yang berlebih.


















































Keesokan harinya, Taehyun telah dimakamkan disamping makam Yeonjun. Orang tuanya sudah pulang dari pemakaman, kini menyisakan tiga orang teman.

Orang tua Taehyun terpukul, mereka merasa bersalah karena tidak bisa menenangkan Taehyun saat kehilangan Yeonjun dan juga karena tekanan yang mereka beri.

"Lagi."

Kai memberikan Soobin tissue, lalu mengusap bahu Beomgyu. Kai penenang di antara semuanya.

Tepat di tanggal yang sama, mereka kehilangan seorang teman. Hanya berbeda bulan, namun tanggal yang sama.

"Rela kan kepergian Taehyun, dia pasti cape. Biarin dia istirahat sama Yeonjun." Kai menenangkan keduanya.

"Lo itu kenapa si? Ga pernah gua liat lo nangis di saat kehilangan yang lain." Tanya Beomgyu.

"Gua sedih, gua sakit. Tapi kalo gua nangis siapa yang bakal kuat-in kalian?" Tanya Kai balik.

Beomgyu memeluk Kai, "Maaf."

Soobin yang melihat itu ikut berpelukan, mereka berpelukan hingga baju Kai basah karena —maaf— Ingus Beomgyu dan Soobin bukan karena air mata.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Family ; 𝗧𝗫𝗧 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang