Sepeda

1.8K 421 177
                                    

Lima hari berlalu, Kai menjalani hari-hari nya sendirian di karena kan Soobin yang enggan keluar kamar selain untuk kuliah.

Hari ini Kai berniat untuk mengajak Soobin berjalan-jalan di taman, sekaligus untuk menenangkan pikiran nya sendiri.

Sekarang Kai sudah berada di depan kamar Soobin, sebelumnya Kai mendengar omongan mama dari Soobin yang menyakitkan. Kai yakin Soobin terus menerima kata-kata itu setiap hari nya.

"Soobin."

Sambil mengetuk pintu pelan karena tidak ingin mengganggu yang lain. Beberapa kali Kai menyebutkan nama sahabat nya itu tapi tidak ada jawaban, Kai memberanikan diri untuk membuka pintu.

Kamar itu terlihat sepi seperti tidak ada kehidupan.

"Soobin?"

Kamar itu jauh berbanding balik dengan kamar milik Beomgyu, sangat rapi.

Suara pintu kamar mandi terdengar, menampakkan Soobin yang terlihat baik-baik saja. Dengan handuk di bahunya dan celana pendek, tanpa baju.

"Eh Kai, jadi kan ya hari ini? Sebelum itu kita ke makam yang lain dulu ya?"

"Bisa di atur itu mah, siap siap aja lo nya."

"Lo pake sepeda kan?"

"Iya, kan lo yang minta buat sepedaan."

"Sip deh."

"Jangan lupa pake helm."

"Males Kai, keluar deh gua mau ganti celana sama pake baju."

Kai terkekeh, lalu keluar meninggalkan Soobin. Dia menunggu di depan rumah.


















































Di jalanan mereka beriringan, sambil bercanda. Keduanya sama sekali terlihat tidak ada beban, padahal sekarang mereka akan menuju pemakaman sahabatnya.

Kini mereka tengah memarkirkan sepeda, lalu berjalan menuju tiga makam yang bersampingan itu.

"Ga kerasa ya Kai." Soobin merangkul Kai.

"Bener banget, padahal kita baru ketemuan eh ternyata Yeonjun pergi lebih dulu di susul yang lain." Balas Kai.

"Nanti gua nyusul."

"Kalo ngomong jangan ngasal."

"Hahaha." Soobin malah tertawa puas.


















































Mereka sudah pulang dari pemakaman, menuju ke arah taman kota Seoul.

Pagi ini ramai sekali, mungkin karena hari ini adalah hari Minggu makanya banyak orang ber-refresing di hari ini.

Soobin mengayuh sepedanya dengan kecepatan tinggi, Kai meneriakkan namanya untuk berhati-hati karena dirinya tidak memakai helm. Nanti kalau celaka siapa yang akan menemani Kai.

Tapi di saat perempatan, Soobin sadar kalau ternyata rem nya blong. Karena panik, Soobin membelokkan arah sepedanya kemana saja. Sial nya saat dia ingin belok, malah bertabrakan dengan bus.

Sepeda dan Soobin terlempar jauh, Kai yang melihat itu langsung berteriak keras.

Darah dimana-mana, kepala Soobin terhempas di trotoar.

Pentingnya menjaga keselamatan dengan hal kecil, helm contohnya.

Orang-orang berkerumun disekitar Soobin, Kai menerobos masuk ke dalam kerumunan.

"SIAPAPUN TOLONG PANGGIL AMBULANCE, SAYA GA MAU KEHILANGAN SEORANG TEMAN LAGI!"


















































Di pertengahan jalan menuju rumah sakit, Soobin sudah di tangani di dalam ambulance. Orang yang menelpon ambulance tadi mencoba membuat Kai tenang, dia ikut dalam ambulance.

"Tidak, jantung nya melemah. Darah yang keluar dari kepalanya benar-benar banyak."

Kai menghela nafas kasar, dia pasrah. Dia hanya ingin Soobin tidak merasakan sakit dan tidak berbohong tentang senyumnya.

"Dia tidak bisa selamat."

Tepat di depan rumah sakit, tapi Soobin lebih memilih menyerah. Kai mengusap tangan Soobin yang mulai dingin.

"Terima kasih untuk selama ini, istirahat sama yang lain ya. Gua bisa kok sendirian hehe."

"Sahabat mu meninggalkan dirimu, tapi kenapa kamu tidak nangis sama sekali?" Orang yang menelpon ambulance tadi bertanya.

"Aku ga mau terlihat lemah."


















































"Istirahat yang tenang bin, jangan seneng-seneng tanpa gua."

Kai mengusap batu nisan, lalu manik mata nya melihat kearah tiga makam di sampingnya. Tersenyum lebar, lalu pergi untuk pulang dan menangis tanpa teman-temannya yang khawatir.

 Tersenyum lebar, lalu pergi untuk pulang dan menangis tanpa teman-temannya yang khawatir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Family ; 𝗧𝗫𝗧 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang