BAB 2 - Gak Nyangka!

7 1 0
                                    

Keringat bercucuran di kening Lenaia. Segera ia masuk dan bergegas untuk mandi dengan air yang dingin. Terlihat kimono yang menempel pada tubuhnya. Ia duduk di atas kasur nya yang empuk bahkan terlihat nyaman di ruangan kos yang kecil itu. Tak sadar ada seorang lelaki yang tak dikenalnya mengirim pesan.

Unknown : Jgn lupa bayar ya.

"Hahh?!! Bayar apaan, orang gue gaada ngutang ama bang Go-Jek." gumam Lenaia di dalam hati. Tak kuasa menahan amarah, Lenaia pun membalas pesan lelaki itu.

Lenaia : Utang apaan? Perasaan gue gaada ngutang deh.

Unknown : Lo lupa? Kan gue udah nganter lo sampe depan kos lo.

Lenaia : OHH LO COWO NGESELIN ITU!!!!

Unknown : Masih inget juga nih? Muka gue terlalu ganteng buat dilupain kali.

Lenaia : Mimpi! Yaudah, sebutin gue harus bayar berapa?

Unknown : Ongkos bensin 300 ribu, ongkos sopir 2 juta.

Lenaia : Gila! yang bener aja lo!

Unknown : Ngapain juga gue boong sama lo. Dibayar cash, titik!

Lenaia : Ogah!

Unknown : Perawatan mobil gue itu mahal, belum nyucinya

Lenaia : Gue cuciin aja mobil lo. Puas kannn!!!

Mata Lenaia melotot melihat pesan yang cowo itu kirim. Menahan emosi yang meledak - ledak. Sedangkan, cowo itu tertawa melihat pesan Lenaia. Terlihat kesal, Lenaia pun melemparkan handphone nya di kasur. Membuka pintu lemari dan mengambil pakaiannya. Ia memakai baju daster yang terlalu lokal dengan motif batik. Terbaringlah sekujur badannya yang terlihat mungil. Dering telfon berbunyi pada handphone milik Lenaia.

"Krriingggg...! kriiinngg!" handphone milik Lenaia bergetar dikasur. Membuat Lenaia membuka matanya.

"Siapa sih nelfon pas orang lagi tidur," Lenaia menggapai handphone nya dan mengangkat telfon itu.

"Halo, siapa ya. Kalau gaada apa-apa Gue matiin ya," ucap Lenaia dengan blak-blakan.

"Sini kerumah gue sekarang," suara sangar terdengar dari telfon.

"Siapa lo nyuruh nyuruh gue," balas Lenaia dengan ketus.

"Direktur lo!" teriakan itu terdengar familiar.

"EHHH, Maafff pakk!" Lenaia menurunkan nada suaranya.

"Gue sharelock, gapake lama," telfon terputus. 

Lenaia pun bergegas mengganti baju nya dengan pakaian formal. Menyiapkan apa yang harus ia bawa. Sambil menyiapkan, Lenaia memesan Go-Jek agar tak memakan waktu. "Aduh, mana ongkirnya mahal 25 ribu. Cukup buat nasi sebungkus padahal," nafas Lenaia berhembus pelan.

Tak terasa, Go-Jek pun sampai di depan kos Lenaia. "Bentar, Bang!" Lenaia menaiki motor itu.

"Sesuai titik ya, Bang!" ucap Lenaia sambil memasang helm nya.

"Kan seharusnya saya yang bilang itu, Neng," abang ojol menggeleng kepala.

"Hihihiii,"cekikian Lenaia tertawa di belakang ojol.

"Bang, bisa cepet gak? Nanti kalo saya di pecat ga bisa makan ayam penyet, ayam bakar, ayam goreng, ayam geprek, bakso, nasi go-" terhenti ucapan Lenaia karena dipotong.

"Neng, nanti kita ga berangkat ini. Mikirin makanannya dijalan aja ya," ucap bang ojol.

Akhirnya kami pun berangkat ke rumah Direktur. Di depan gerbang yang besar, Lenaia turun sambil termenung melihat rumah layaknya istana.

"Permisiii, Pak!!!!" teriak Lenaia di depan gerbang.

"Bisa diem? gak jualan cilok!" suara terdengar jelas dibalik badan Lenaia.

Lenaia memutarbalikkan badannya setelah mendengar suara itu. Badan gagah, dengan dada yang kekar berada dihadapannya. Namun, Lenaia emosi saat mengetahui wajah lelaki itu.

"Setan!" ketus pelan Lenaia.

"Lo bilang gue apa?" lelaki itu maju ke hadapan Lenaia sambil melotot.

"Lo ngapain disini. Sial banget sih gue ketemu lo satu harian," mata Lenaia berputar menunjukkan bahwa Lenaia tak suka dengan lelaki itu.

"Lo pikir gue mau ketemu sama lo? Ya engga lah. Kalo lo bukan asisten gue aja gabakalan gue manggil lo kesini," lelaki itu memakai kaca mata hitamnya lalu berjalan dengan sombong.

"Anj- DEMI APA! mamp*s gue udah ngatain dia dari siang!!!!" ucap Lenaia didalam hati.

"Ikut gue sekarang!" ngegas Pak Direktur.

Lenaia hanya menurut agar tak dipecat. Berjalanlah ia mengikuti lelaki itu. Hanya menghadap jalanan ia berjalan. Dan menabrak punggung Pak Direktur.

"Ceroboh," hanya satu kata yang terucap setelah Lenaia menabraknya.

Lenaia pun menyadari ia menabrak punggung Direkturnya. Hampir saja Lenaia terpancing emosi karena ucapan Pak Direktur. Hanya bisa menghembuskan nafas.

"Sabar Lenaiaa.. kali ini aja," gumam Lenaia

"Ekhm! Kenalin, Gue Ananda Nareswara. Direktur dari perusahaan Nareswara. Dan lo akan jadi asisten Direktur yang terhormat. Jadi, jangan sekalipun lo bantahin omongan gue. Atau lo bakal di pecat," suaranya Ananda yang lantang bergema mengalihkan dunia Lenaia sekejap.

"Ya," satu kata pendek terucap di bibir Lenaia.

"Yang keras dong!" tegas Ananda.

"IIIYYYAAAAA!!!!!" teriak Lenaia sekencang-kencangnya.

"Okay, Lenaia. Sekarang lo cuci mobil gue. Jangan sampai ada yang lecet," Ananda berjalan pergi sambil memutarkan kunci mobilnya.

"Hah? Jadi gue kesini cuma disuruh nyuci mobil? Seorang Lenaia yang cantik jelita dan incaran para cogan-cogan disuruh nyuci mobil? MUDAH BANGET ITU," Lenaia mengalihkan kata-kata agar Ananda tak memarahinya.

"Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, sepu- HAH?! GUE DISURUH NYUCI 10 MOBIL INI? Ananda gila apa yaa!" Lenaia menangis tersedu-sedu.

"Ngapain nangis?" suara dari Ananda terdengar jelas.


See you guys!!
Instagram : @inezsrrixx
wattpad : @inwritzz_
Email : inespermatasari136@gmail.com













Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

About Ur PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang