Kaima si Manusia Aneh

24 1 0
                                    

Hallo, Assalamualaikum teman baik. Aku datang membawa kisah baru, kisah Kaima yang penuh dengan kehidupan abu-abunya. Semoga suka!

_____

Berteman baik dengan hujan dan kesendirian. Kebahagiaan Kaima hanyalah hujan, sesering apapun ia terkena hujan, Kaima Arunika tidak pernah terkena flu. Bahkan ia tidak mengenal apa itu mengigil. Tiap kali hujan, yang ia keluarkan hanya dopamin, kebahagiaan itu menjadi penghangat alami tubuhnya. Menari-nari dengan hujan adalah obatnya.

Kehidupan Kaima resmi menjadi sepi dan dingin. Hari-hari yang Kaima lalui di masa SMA hanya seputar belajar dan belajar. Di usia Kaima yang 17 tahun bahkan tidak ada keramaian masa SMA yang mewarnainya. Ia tidak punya teman sebangku dan ia tidak punya seseorang yang membuatnya jatuh cinta. Dapat dikatakan Kaima adalah makhluk paling introvert sedunia. Itu adalah julukannya di kelas, Kaima si manusia paling dingin.

Ia memang cerdik, langganan rangking satu di kelasnya. Bahkan Kaima juga tidak pernah mendengar istilah remedial, ia jago disegala mata pelajaran. Baginya, kesibukan yang ia miliki di dunia ini hanya belajar. Hidup sosial di sekolah tidak pernah ia pahami.

Kriiing!!

Bel istirahat berbunyi, Pak Bambang, guru Bahasa Indonesia keluar dari kelas, diikuti banyak siswa yang hendak menuju kantin. Menikmati waktu surga mereka yang hanya berjalan 15 menit. Harus dimanfaatkan dengan sempurna, tidak bisa dibiarkan berlalu begitu saja.

Berbeda dengan dunia Kaima, tidak ada antusias pergi ke kantin, bahkan ia tidak peduli 15 menit itu berlalu tanpa dirasakannya. Baginya, istirahat hanyalah pergantian waktu pelajaran, tidak lebih tidak kurang.

"Gue enggak habis pikir sama hidupnya. Monoton bangeet," usik seseorang teman kelasnya. Miky, cewek yang mengaku dirinya paling imut sekelas.

"Udah deh, jangan bahasin dia. Mending lo pergi ke kantin, beliin gue nasi soto." Rama menyenggol Miky. Cowok pemalas itu menatap jengah Miky. Rama memang hampir sama dengan Kaima, bedanya ia lebih sedikit terbuka dan punya teman.

"Apa sih lo! Ganggu orang aja." Miky tidak terima.

Miky berlalu, meninggalkan manusia freak di kelas versi cowok, yaitu Rama.

Sedangkan Kaima tetap sibuk dengan dunianya, kini ia menyumpal telinganya dengan earphone wireless. Lagu Runaway terdengar mengalun lembut lewat sela-sela daun telinga Kaima. Kaima memejamkan matanya, membiarkan waktunya membeku selama 15 menit.

•••

Bel pulang sekolah berdering, Kaima beranjak dari kelasnya. Ia mencangklong tas ranselnya yang berwarna biru denim. Ia memandangi langit, mendung. Kaima tersenyum simpul dan tidak ada yang tahu senyumnya. Orang-orang lebih cenderung tidak peduli dengan kehidupan absurd yang dimiliki Kaima. Bagi mereka untuk apa memperhatikan manusia setengah hidup macam Kaima.

Kaima berjalan gontai di bawah mendung yang ingin menjatuhkan diri. Ia tidak peduli jika nanti seragamnya basah, ia bahkan tidak peduli jika akhirnya buku pelajarannya basah kuyup dan harus disetrika dan di hairdryer lagi. Ia tidak peduli dengan kehidupan repot itu.

Hujan benar-benar jatuh, menjadikan Kaima berjingkrak-jingkrak di bawah rintik air yang semakin memutih. Banyak siswa menepi karena takut kebasahan, sedangkan Kaima malah berjoget ria. Macam orang gila.

Kegembiraan Kaima sederhana, hujan. Maka selain disebut manusia dingin, Kaima disebut juga manusia hujan. Ia akan begitu riang ketika melihat hujan, mau hujan badai sekalipun, Kaima tetap senang menari-nari.

"Liat aja entar, kesamber gledek, ketiban pohon. Baru tahu kalau hujan itu enggak seindah bayangannya." celetuk Valen. Salah satu teman sekelas Kaima yang selalu heran melihat Kaima joget-joget.

Hujan KaimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang