Bagian Sebelas: Perasaan Indah

42 7 0
                                    

[Jangan lupa vote untuk membahagiakan author🤗]

❄❄❄

11. Perasaan Indah

Pagi ini di kota Bandung terasa dingin, Alana yang awal nya akan mandi dan pergi sekolah dia tunda-tunda sampe Indira berteriak di luar kamar sana. Alasan Alana sangat klise, yaitu air nya dingin sekali.

"ALANA BANGUN!" teriak Indira kencang, bahkan sangat kencang.

Sebenarnya Indira bisa tidak teriak-teriak, tapi sang Ibu tiga beranak itu takut bahwa anak perempuan kesayangan nya itu tidak bangun jika dia tidak teriak. Jadi dia memutuskan berteriak saja.

"ALAN--"

'Cklek

teriakan Indira terhenti ketika pintu kamar Alana terbuka. Disana terpampang Alana masih dalam keadaan rambut berantakan, iler kemana-mana. Indira yang melihat itu langsung bergidik ngeri.

"Ya Allah, jelek banget adik Abang!" pekik Arjuna ketika melihat muka Alana.

Alana memutarkan bola mata nya malas, dia tidak mood jika harus perang dengan Arjuna di pagi hari.

"Sana mandi! Udah jam enam. Belum sholat kamu, cepet nanti keburu akhir subuhan nya!" titah Indira seraya berkacak pinggang.

Alana mengangguk, lalu menutup pintu kamar nya lagi. Indira dan Arjuna yang melihat itu langsung menggelengkan kepala nya pelan.

"Kamu juga ngapain disini? Sana siap-siap, katanya ada acara hari ini. Bangunin dulu Arkan," titah Indira kepada Arjuna.

Arjuna yang mendengar itu meringis kecil. "Iya Mam," setelah mengatakan itu Arjuna pun pergi ke kamar Arkan, untuk membangunkan partner bernyanyi nya.

Indira menghela napas lega, anak-anak nya kini tidak sebandel saat kecil.

❄❄❄

Alana pergi sekolah menggunakan motor kesayangan nya, dia di izinkan memakai motor ke sekolah karena dia hampir kesiangan. Indira yang awal nya tidak mengizinkan, akhir nya dia terpaksa memberi izin karena Alana hampir terlambat.

"Huh untung gak telat," gumam Alana seraya melepaskan helm dari kepala nya.

Lalu dia berjalan sambil melihat jam yang berada di pergelangan tangan nya. Pukul 06:55, tanda nya 5 menit lagi dia masuk. Untung hari ini bukan hari Senin, jika hari Senin tamatlah riwayat Alana karena harus di hukum.

"Lan!" panggil seseorang.

Alana yang mendengar itu langsung membalikan badan nya ke belakang, ternyata Indah.

"Gue mau nagih traktiran lo di cafetaria," ujar Indah. Alana menepuk dahi nya, sumpah dia lupa.

"Ya ampun, gue lupa, sumpah! Gue kasih uang nya aja gimana? Gue transfer ke Dana ya?" ujar Alana dengan nada tidak enak hati.

Indah terkekeh, "santai aja kali. Gue pengen nya sama elo nya, gamau pake uang nya," sahut Indah.

Alana berpikir sebentar, pasal nya dia ada janji pulang sekolah dengan anggota dance.

"Hmm, lo mau nunggu gue? Gue ada kumpulan dance soalnya," tanya Alana. Indah tanpa beepikir panjang menganggukan kepala nya.

Ketua Eskul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang