Bagian Lima Belas: Donor Darah

45 6 0
                                    

15. Donor Darah

Setelah dua hari tidak masuk sekolah, akhirnya Alana kembali sekolah lagi. Ia sangat merindukan Dara, Ivana, dan Zayn pastinya.

"Aaaaa Alana akhirnya lo masuk..." girang Dara, lalu gadis itu memeluk Alana dengan erat.

Tidak ada lagi pertengkaran antara Dara dan Alana, karena Dara sudah meminta maaf ketika ia menghampiri Alana di UKS dua hari yang lalu.

"Kangen," ujar Alana seraya membalas pelukan Dara.

"Sama," sahut Dara.

Setelah berpelukan, mereka pun duduk di meja nya masing-masing. Alana menunggu Ivana yang belum datang, begitu pun dengan Dara.

"Iva kemana ya, Lan? Kok jam segini belum datang,"

Dara melihat jam yang berada di pergelangan tangan nya, disana sudah menunjukan waktu 6:30 am alias setengah tujuh pagi. Sedangkan sekolah masuk jam tujuh kurang limabelas.

"Reza juga nggak ada. Mereka terlambat kali," sahut Alana.

Dara mengangguk, mungkin memang mereka terlambat.

"Eh Lan, lo curiga nggak sih kenapa Zayn jadi baik gitu? Kayaknya dia suka sama lo deh," celetuk Dara tiba-tiba.

Alana terkekeh.

"Gak mungkin banget sih, apa yang dia sukain dari gue? Cantik enggak," ujar Alana lemas.

Dara yang mendengar itu membulatkan mata nya. Alana tidak cantik katanya? Jika Alana tidak cantik, dirinya apa? Butiran debu?

"Terus kalau lo nggak cantik, gue ini apa? Butiran debu?" tanya Dara sewot.

Alana terkekeh.

"Malah gue insecure sama lo. Badan lo bagus iya, mukanya juga gemoy banget, banyak cowok yang deketin lo gara-gara gemoy,"

Alana menghela napas nya pelan, lalu melanjutkan perkataan nya lagi.

"Tapi lo yang kurang ajar. Ada yang deketin di ghosting mulu, kurang ajar banget sih lo. Gak jadi deh insecure sama lo,"

Ucapan Alana membuat tangan Dara yang gatal ingin berbuat sesuatu kepada mulut Alana pun bergerak untuk menyubit mulut sasaran nya. Namun Dara kalah cepat, Alana sudah berdiri dan meledek nya dengan cara memeletkan lidah kecil nya.

"Awas ya lo! Gak akan gue traktir lagi!" ancam Dara.

Alana tidak mempedulikan nya, gadis itu keluar kelas untuk melihat pemandangan segar alias cowok ganteng. Siapa tau ada Zayn ngelewat, pikir Alana.

Ia pun duduk di kursi dekat pintu, dugaan nya salah. Yang datang bukan cowok ganteng ataupun Zayn, tapi yang datang adalah Pak Andra, wakil kepala sekolah. Laki-laki tua itu berjalan ke arah Alana dengan membawa golok, Alana yang melihat itu langsung masuk ke dalam kelas dengan wajah panik dan menyuruh Dara memasukan bedak nya ke dalam tas.

"Pak Andra datang bawa golok. Masukin bedak lo!" Dara yang mendengar itu langsung memasukan bedak ke dalam tas nya dengan cepat.

Pak Andra adalah wakil kepala sekolah SMA Galaksi Putra. Ia dikenal dengan tegas nya, namun ia juga mempunyai sifat humoris. Selain itu Pak Andra juga rajin sekali, ia selalu membawa golok kemana-mana karena ia sering memotong atau membersihkan rumput yang menurut ia rumput yang ada di sekitar sekolah harus dibersihkan.

"Assalamualaikum,"

Pak Andra masuk dengan memasang wajah tegas nya, penghuni kelas 11 IPA 4 yang sedang bergosip ria dan rebahan di lantai langsung pergi ke meja nya masing-masing. Mereka semua memasang wajah tegang nya.

Ketua Eskul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang