Crook

142 18 2
                                    

Kevin dan Mia berjalan melewati lobi hotel yang lengang. Mereka tidak saling bicara satu sama lain karena Kevin tahu suasana hati Mia sedang tidak baik walaupun Mia tidak benar-benar menunjukkannya dengan terbuka.

"Kevin!"suara itu memecahkan keheningan diantara mereka.

Kevin dan Mia mengenali suara galak itu, tapi keduanya tidak percaya sampai benar-benar melihat Mr.Sherified, ayah dari Kevin, benar-benar ada disana.

"Kamu nggak ada kerjaan ya sepanjang hari cuma ngintilin nona Cartier,"tegur Mr.Sherified, dengan tegas dia menarik telinga Kevin yang membuat lelaki itu membungkuk.

"Aduh Ayah, astaga aku bukan anak kecil lagi jangan kayak gini,"protes Kevin.

Mia tersenyum kecil melihat keduanya. Diam-diam Kevin merasa lega, setidaknya Mia bisa sedikit tersenyum.

"Seenggaknya kamu produktif dikit lah kayak nona Cartier,"kata Mr.Sherified.

"Ayah ini kemana aja sih, emang Ayah nggak tau kalau aku udah menangin penghargaan tari kntemporer sana sini?"tanya Kevin.

"Bukan yang kayak gitu!"tukas Mr. Sherified, "mau sampai kapan kamu nggak serius ngejalanin bisnis Ayah? Udah, pokoknya kamu pulang sama Ayah sekarang,"

"Terus Mia?"tanya Kevin kesal.

Mr. Sherified memandang Mia, "oh iya, antar nona Cartier dulu,"

"Oh aku bisa pulang sendiri,"kata Mia, "jadi, Anda bisa membawa putra kesayangan Anda pulang sekarang,"

"Putra kesayangan, benar,"kata Mr. Sherified tidak ikhlas.

Lalu mereka saling mengucapkan selamat tinggal dan berakhir berpisah di lobi.

"Telepon aku kalau udah sampai rumah ya,"pesan Kevin sambil pergi menjauh dengan diseret Mr. Sherified.

Mia mengangguk. Dia membiarkan Kevin untuk menghilang dari pandangannya, baru dia melangkahkan kaki untuk pergi ke mobilnya sendiri ketika seorang Front Desk Clerks yang dengan sopan menghentikannya.

"Maaf nona Cartier, tuan muda Bergh menunggu anda di ke kamar VVIP,"kata clerks sembari memberikan kunci kamar kepada Mia.

Mia mengkerutkan keningnya bingung.

"Dia minta aku menambahkan, dia hanya ingin bicara secara privasi tentang hal yang penting,"kata clerks.

Mia menoleh ke arah pintu dimana Kevin tadi keluar. Dia menyesal karena membiarkan Kevin dibawa pergi oleh Mr Sherified. Karena saat ini dia kehilangan akal sehat, terbukti dengan dirinya yang menerima kunci itu dan benar-benar pergi menemui Elden.

-)o(-

Mia sempat berhenti di depan pintu kamar VVIP yang berada di ujung koridor lantai 7. Sekarang status sosialnya bukan main-main. Dia adalah public figure sekaligus pemegang beberapa cabang perusahaan. Mungkinkah ini jebakan? Dia tidak bisa jatuh ke dalam siasat begitu saja.

Tapi Mia penasaran. Jadi, dia mengulurkan tangannya untuk membuka kunci kamar VVIP. Membuka pintu berwarna hitam itu untuk memberinya akses melangkah masuk. Mia tidak perlu bertanya-tanya lebih lama dalam hati, karena dia segera bertemu dengan sosok Elden Bergh yang kini telah berdiri di depan matanya.

Elden mendekati Mia. Tangannya melewati pinggang Mia untuk menutup pintu. Meskipun ada cara yang lebih mudah, Elden nyatanya memilih cara yang lebih provokatif. Membuat Mia merasakan rangkulan di pinggangnya. Membuat Elden menghirup wangi parfum Mia sekali lagi. Dan membuat jarak diantara keduanya begitu dekat hingga jantung mereka beradu detak.

Elden menarik tangannya setelah bunyi beep tanda pintu terkunci secara otomatis.

"Mau ngomong apa?"tanya Mia.

You Messed This UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang