Countless

109 11 2
                                    

Elden berbaring di samping Felicia yang sudah berhenti menangis. Sekarang hampir pagi. Elden sudah tidur sebentar di vila tempatnya bertemu dengan Mia tadi. Tapi karena banyak hal yang terjadi hari ini, mulai dari pertemuannya dengan Kevin sampai Mia yang berulah dengan mengirim foto-foto itu pada Felicia, Elden merasa tidak sehat untuk menjalani hari Senin.

"Bisa nggak aku minta tolong sama kamu?"tanya Felicia.

Elden tidak memberi jawaban, dia terjaga dan hanya menunggu kalimat berikutnya dari Felicia.

"Tolong kamu pikirin lagi,"kata Felicia, "kamu pernah ninggalin Mia untuk aku... yang kamu inginkan itu aku bukan dia,"

Elden masih tidak memberi jawaban.

"Nggak mungkin kan kamu cuma jadiin aku pelarian tapi kita ngejalanin hubungan yang lama ini?"tanya Felicia.

"Ukh,"

Felicia langsung menoleh ke samping dan dia melihat Elden memegangi dadanya. Felicia membelalak kaget, dia langsung bangkit duduk dan mengambil ponsel untuk menelepon ambulance. Ini bukan pertama kalinya bagi Elden tiba-tiba mengalami sesak nafas, mengingat dia pernah di operasi karena paru-parunya tidak berfungsi dengan baik.

Ambulance tidak lama datang. Elden langsung dilarikan ke rumah sakit.

-)o(-

Felicia sedang setengah melamun di depan ruang UGD ketika Mia dan Kevin datang dengan setengah berlari. Felicia berdiri dan langsung menghadapi Mia yang tampak panik mencari Elden.

"Dimana Elden?"tanya Mia, "apa yang kau lakukan padanya? Saat dia bersamaku dia baik-baik saja,"

"Kenapa kamu nyalahin aku? Dia seharian sama kamu kan!"bentak Felicia.

Kevin menghela nafas, pusing dengan keributan yang terjadi. Dia berusaha menenangkan Mia tapi itu tidak berhasil.

"Udah aku bilang dia baik-baik aja sama aku,"kata Mia, "pasti kamu ngomong sesuatu yang bikin dia ga nyaman kan?"

"Dia ini sakit paru-paru jadi kemungkinannya karena kelelahan, bukan karena omonganku,"kata Felicia tajam.

"Oh Mia kamu udah dateng,"kata Mrs Bergh, menghentikan Felicia dan Mia yang sedang berselisih.

"Ibu yang manggil dia kesini?"tanya Felicia.

"Tentu,"jawab Mrs Bergh, "kamu yang memberi tahu padaku kalau Mia dan Elden punya hubungan spesial lagi, kehadirannya disini akan membantu Elden untuk pulih,"

"Tega teganya ibu berpikir kayak gitu?"tanya Felicia dengan nada meninggi.

"Berani-beraninya kamu ngomong sama Ibu dengan nada kayak gitu,"tukas Mrs Bergh.

"Ehh udah udah, kalau kalian bertengkar kayak gini ga akan bagus, Elden bisa aja denger dari dalem kan,"kata Kevin, melerai tiga perempuan disana.

Kemudian seorang perawat keluar dan mengabari bahwa Elden sudah siuman.

"Ayo Mia, kita masuk,"kata Mrs Bergh.

"Ibu! Aku yang akan masuk, aku yang berhak!"bentak Felicia.

Tapi permintaan Felicia itu tidak diindahkan oleh Mrs Bergh. Dia hanya menggandeng Mia masuk dan meninggalkan Felicia diluar. Saat ini Elden tidak boleh ditemui banyak orang, jadi Felicia tidak bisa masuk.

Felicia memandangi pintu UGD dengan mata berkaca-kaca. Kevin menghela nafas lagi dan menoleh ke kanan dan kiri karena merasa salah tingkah. Dia tidak biasa membiarkan wanita menangis. Tapi itu Felicia, gadis yang dia benci. Mengalami dilema sejenak, Kevin memilih untuk membeli dua botol cola di vending machine dan mengajak Felicia naik ke rooftop bersamanya.

You Messed This UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang