Sparks

157 17 6
                                    

Mia dulu menolak Elden untuk bercinta. Dia pikir mereka akan melakukannya setelah prosesi pernikahan. Tanpa disangka, Elden justru meninggalkannya. Mia tahu dari kabar burung, cara Elden dan Felicia berpacaran itu melibatkan hubungan badan. Tapi faktanya malam ini Elden tetap menginginkannya. Jadi, Mia menemukan polanya. Bukan bercinta yang membuat perasaan Elden hadir. Kemungkinan, sebuah "ketidaksahan" membuat Elden ada disana.

Mengatakan ingin sebuah perselingkuhan adalah kebohongan yang Mia lakukan untuk memiliki Elden kembali. Dia tidak bisa membiarkan Elden memilikinya dan meninggalkan Felicia, kemudian di hari-hari mendatang Elden akan meninggalkannya lagi untuk wanita lain. Mempertahankan Felicia di sisi Elden sebagai titik jenuh adalah sebuah kesengajaan yang Mia pikirkan secara pendek malam itu. Melepaskan Elden dari Felicia terlalu beresiko. Setidaknya, Mia tahu bahwa kebosanan Elden terhadap Felicia bisa diganggu dengan kehadiran dirinya. Mia tidak bisa memastikan apakah gairah itu akan berbuah sama jika Elden bersama wanita lain.

Mia mencobanya. Dalam hubungan terlarang yang dimulai malam ini, Mia membiarkan Elden melucuti pakaiannya. Mia bertelanjang bulat pertama kali di hadapan orang lain setelah dirinya dewasa. Elden mencumbu Mia diatas kasur king size yang membuat keduanya leluasa bergerak. Mia merasa takut, tapi dia tidak akan mundur. Dia tidak munafik bahwa dia menyukai ketika tubuhnya digerayangi oleh lelaki yang dicintainya itu.

Mia tidak menyadari sudah berapa lama mereka melakukan foreplay. Sepertinya sudah cukup lama sehingga Elden berani untuk bersiap menembus Mia dengan kejantannya. Tapi, Mia memberikan gestur berhenti menggunakan tangannya, "ini pertama kalinya bagiku,"

Mendengar itu Elden menghentikan aksinya. Sedikit kecewa, tapi Mia segera diberi pemahaman oleh Elden, "kalau gitu kita perlu pergi liburan untuk merayakan waktu pertamamu,"

"Kamu ngelakuin itu untuk Felicia?"tanya Mia.

"Kenapa ngebahas dia disaat kayak gini?"tanya Elden, mengusap pipi Mia.

"Nggak papa, cuma penasaran,"sahut Mia, tanpa mengalihkan pandangannya dari mata Elden yang sayu.

"Aku bukan yang pertama untuk Felicia,"kata Elden.

Mia tersenyum senang, "kamu bakal jadi yang pertama buat aku,"

Elden tidak membiarkan Mia merasakan kekosongan. Penundaan malam itu digantikan olehnya dengan memberikan oral treatment pada Mia. Membuat gadis itu benar-benar kehilangan dirinya sendiri.

-)o(-

Ponsel yang bergetar diatas meja kayu menjadi sesuatu yang bising apabila berada dalam keheningan. Tertidur nyenyak setelah bermain-main semalaman, Mia terbangun di pukul 9 pagi karena panggilan masuk Felicia yang berulang kali masuk ke ponsel Elden.

Mia mengambil ponsel itu dan melirik Elden yang masih tidur. Gadis itu mengambil tangan Elden yang ada di dadanya untuk menempelkan ibu jari ke ponsel, membuka kunci ponsel itu. Dia membaca beberapa chat Elden dan Felicia yang kelihatan mesra. Juga beberapa foto dan video mereka berdua di galeri.

Berawal dari penasaran, sejenak Mia merasa posesif. Dia hendak menarik perkataannya semalam tentang hubungan yang tidak sah. Ini belum terlambat untuk membuat Elden meninggalkan Felicia dan memiliki laki-laki itu seutuhnya. Mia berpikir akan bagus untuk melihat Felicia hancur karena dirinya berhasil merebut Elden lagi.

Mia menggigiti kuku ibu jarinya dan mendengar Elden mendengkur halus. Mia menoleh kearah Elden yang masih tertidur nyenyak. Wajah Elden yang begitu tampan dan tenang. Damai. Mia mencintai Elden sehingga dia mendaratkan kecupan lembut di kening Elden.

You Messed This UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang